
Kontroversi Buwas: Konflik KPK, Narkoba, Sampai Bos Bulog
Gustidha Budiartie & Samuel Pablo, ²©²ÊÍøÕ¾
27 April 2018 15:26

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Dulu bertugas untuk berantas narkoba, kini diberi amanah untuk berantas "hama" yang bisa mengganggu pasokan beras negara.
Begitu kira-kira gambaran singkat sosok Budi Waseso, polisi yang memiliki cerita berliku dalam karirnya hingga akhirnya dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menjadi direktur utama Perum Badan Usaha Logistik (Bulog).
Nama Budi Waseso mulai dikenal publik sejak 2015 ketika ia menjabat sebagai Kepala Bareskrim Kepolisian RI (Kabareskrim). Akrab disapa dengan panggilan Buwas, ia dikenal sebagai salah satu orang dekat dan kepercayaan Jenderal Budi Gunawan.
Buwas semakin dikenal media saat terjadi percikan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dikenal dengan kasus Cicak versus Buaya.
KPK saat itu menetapkan Budi Gunawan yang sedang dicalonkan sebagai Kapolri sebagai tersangka gratifikasi. Tak lama sejak penetapan tersebut, Buwas yang baru 4 hari menjabat sebagai Kabareskrim bergerak seakan melakukan serangan balasan dengan menangkap Wakil KPK Bambang Widjojanto.
Seteru dua instansi negara ini menjadi perbincangan hangat untuk waktu cukup lama. Tapi tak sampai satu tahun menjabat sebagai Kabareskrim, pria asal Pati, Jawa Tengah, ini dipindahkan dari kepolisian untuk menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Selama menjadi Kepala BNN, Buwas diketahui masih memiliki hubungan baik dengan Budi Gunawan. Terbukti ketika Presiden Jokowi memilih Budi Gunawan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara, Buwas menjadi yang pertama memberi apresiasi dan dukungan.
Maret lalu, Buwas mengakhiri jabatannya sebagai Kepala BNN. Ia pamit dan mengakhiri perjuangannya dalam memberantas narkotik dan obat-obatan terlarang.
Sempat ada dugaan ia akan terjun ke dunia politik, salah satunya maju dalam pemilihan kepala daerah. Sampai akhirnya kabar mengejutkan datang hari ini dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menunjuk Buwas untuk menjadi bos Bulog.
Kementerian BUMN menetapkan Buwas sebagai Dirut Bulog dengan alasan untuk mempercepat akselerasi program-program pemerintah dan memperkuat ketahanan pangan.Â
Keputusan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomo: SK-115/MBU/04/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Bulog.
"Ini Bentuk penyegaran dalam manajemen perusahaan. Pemerintah terus mendorong agar Perum Bulog sebagai perusahaan yang mengembang tugas dari pemerintah dapat menjalankan perannya untuk menjaga harga dasar pembelian gabah petani, stabilisasi harga khususnya harga pokok, penyaluran program bantuan sosial beras sejahtera (Bansos Rastra)," jelas Wahyu Kuncoro, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, hari ini.
(gus/gus) Next Article Angkat Derajat Kopi Indonesia, Buwas Luncurkan Kopi Jenderal
Begitu kira-kira gambaran singkat sosok Budi Waseso, polisi yang memiliki cerita berliku dalam karirnya hingga akhirnya dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menjadi direktur utama Perum Badan Usaha Logistik (Bulog).
Buwas semakin dikenal media saat terjadi percikan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dikenal dengan kasus Cicak versus Buaya.
KPK saat itu menetapkan Budi Gunawan yang sedang dicalonkan sebagai Kapolri sebagai tersangka gratifikasi. Tak lama sejak penetapan tersebut, Buwas yang baru 4 hari menjabat sebagai Kabareskrim bergerak seakan melakukan serangan balasan dengan menangkap Wakil KPK Bambang Widjojanto.
Seteru dua instansi negara ini menjadi perbincangan hangat untuk waktu cukup lama. Tapi tak sampai satu tahun menjabat sebagai Kabareskrim, pria asal Pati, Jawa Tengah, ini dipindahkan dari kepolisian untuk menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Selama menjadi Kepala BNN, Buwas diketahui masih memiliki hubungan baik dengan Budi Gunawan. Terbukti ketika Presiden Jokowi memilih Budi Gunawan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara, Buwas menjadi yang pertama memberi apresiasi dan dukungan.
Maret lalu, Buwas mengakhiri jabatannya sebagai Kepala BNN. Ia pamit dan mengakhiri perjuangannya dalam memberantas narkotik dan obat-obatan terlarang.
Sempat ada dugaan ia akan terjun ke dunia politik, salah satunya maju dalam pemilihan kepala daerah. Sampai akhirnya kabar mengejutkan datang hari ini dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menunjuk Buwas untuk menjadi bos Bulog.
Kementerian BUMN menetapkan Buwas sebagai Dirut Bulog dengan alasan untuk mempercepat akselerasi program-program pemerintah dan memperkuat ketahanan pangan.Â
Keputusan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomo: SK-115/MBU/04/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Bulog.
"Ini Bentuk penyegaran dalam manajemen perusahaan. Pemerintah terus mendorong agar Perum Bulog sebagai perusahaan yang mengembang tugas dari pemerintah dapat menjalankan perannya untuk menjaga harga dasar pembelian gabah petani, stabilisasi harga khususnya harga pokok, penyaluran program bantuan sosial beras sejahtera (Bansos Rastra)," jelas Wahyu Kuncoro, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, hari ini.
(gus/gus) Next Article Angkat Derajat Kopi Indonesia, Buwas Luncurkan Kopi Jenderal
Most Popular