
Inalum Ternyata Incar Proyek PLTA Sungai Kayan
Donald Banjarnahor, ²©²ÊÍøÕ¾
21 May 2018 10:20

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ternyata mengincar proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, Kalimantan Utara guna mendukung ketersedian energi bagi smelter aluminium di daerah tersebut.
Dalam presentasi Direktur Inalum Oggy Achmad Kosasih dalam buka puasa bersama dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, anggota Holding BUMN tambang serta media pada Jumat, (18/5/2018), terungkap Inalum telah menandatangani memorandum of understanding dan melakukan pra studi kelayakan (pre feasibility study/pre-FS) pada 2017 lalu.
Sementara penyelesaian pre-FS, Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) serta perizinan ditargetkan selesai tahun ini. Proyek konstruksi untuk PLTA Sungai Kayan akan dimulai pada 2019, lebih awal 2 tahun dibandingkan pembangunan smelter pada 2021.
Smelter aluminium dan turunannya  milik Inalum akan dibangun di Kawasan Industri & Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning Bulungan, Kalimantan Utara. Smelter ini memiliki kapasitas 500.000 ton per tahun dan membutuhkan konsumsi listrik767 megawatt (MW) serta konsumsi gas 3.341 MMBTU per hari.
Untuk menopang kebutuhan listrik, Inalum akan membangun PLTA di Sungai Kayan dengan kapasitas antara 850 MW sampai 1.700 MW. PLTA tersebut memiliki jarak antara 125 KM-185 KM dari KIPI sehingga akan dibangun transmisi listrik sepanjang 200 KM.
Oggy menjelaskan pembangunan PLTA dibutuhkan karena industri peleburan Aluminium membutuhkan listrik yang kontinu selama 24 jam dan 7 hari seminggu, stabil, handal, dan murah. Harga listrik dari PLTA yang dibangun sendiri mencapai 2,5 sen/kWh, jauh lebih murah dibandingkan dengan listrik PLN yang mencapai 7,49 sen/kWh.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam proses hilirisasi hasil tambang ada dua kebutuhan dasar, yakni bahan baku dan ketersediaan energi murah. "Kami akan bangun hilirisasi, buat naikin GDP, buat keberlanjutan dan stabilitas dari harga tapi tolong kami dikasih lokasi energi murah yaitu PLTA," ujarnya.
Dalam presentasi tersebut, dinyatakan potensi PLTA Sungai Kayan mencapai 6.080 MW sementara potensi total di Kalimantan Utara mencapai 10.830 MW yang terdiri dari Mentarang, Bahau, Malinau, Sembakung, dan Sebuku.
Sebelumnya sejumlah investor yang didominasi dari China telah mengincar proyek pembanguan PLTA di Sungai Kayan. Pada tanggal 13 April 2018, Powerchina, bersama dengan PT Indonesia Kayan Hydropower Energy Co. Ltd., telah menandatangani perjanjian pengembangan bersama untuk pembangunan PLTA Hydropower 1-5 di Sungai Kayan.
(roy) Next Article Akuisisi Freeport, Inalum Amankan Pinjaman dari 8 Bank Asing
Dalam presentasi Direktur Inalum Oggy Achmad Kosasih dalam buka puasa bersama dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, anggota Holding BUMN tambang serta media pada Jumat, (18/5/2018), terungkap Inalum telah menandatangani memorandum of understanding dan melakukan pra studi kelayakan (pre feasibility study/pre-FS) pada 2017 lalu.
Untuk menopang kebutuhan listrik, Inalum akan membangun PLTA di Sungai Kayan dengan kapasitas antara 850 MW sampai 1.700 MW. PLTA tersebut memiliki jarak antara 125 KM-185 KM dari KIPI sehingga akan dibangun transmisi listrik sepanjang 200 KM.
Oggy menjelaskan pembangunan PLTA dibutuhkan karena industri peleburan Aluminium membutuhkan listrik yang kontinu selama 24 jam dan 7 hari seminggu, stabil, handal, dan murah. Harga listrik dari PLTA yang dibangun sendiri mencapai 2,5 sen/kWh, jauh lebih murah dibandingkan dengan listrik PLN yang mencapai 7,49 sen/kWh.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam proses hilirisasi hasil tambang ada dua kebutuhan dasar, yakni bahan baku dan ketersediaan energi murah. "Kami akan bangun hilirisasi, buat naikin GDP, buat keberlanjutan dan stabilitas dari harga tapi tolong kami dikasih lokasi energi murah yaitu PLTA," ujarnya.
Dalam presentasi tersebut, dinyatakan potensi PLTA Sungai Kayan mencapai 6.080 MW sementara potensi total di Kalimantan Utara mencapai 10.830 MW yang terdiri dari Mentarang, Bahau, Malinau, Sembakung, dan Sebuku.
Sebelumnya sejumlah investor yang didominasi dari China telah mengincar proyek pembanguan PLTA di Sungai Kayan. Pada tanggal 13 April 2018, Powerchina, bersama dengan PT Indonesia Kayan Hydropower Energy Co. Ltd., telah menandatangani perjanjian pengembangan bersama untuk pembangunan PLTA Hydropower 1-5 di Sungai Kayan.
(roy) Next Article Akuisisi Freeport, Inalum Amankan Pinjaman dari 8 Bank Asing
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular