²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Pertemuan Trump-Kim Jong Un di Juni Kemungkinan Batal

Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
23 May 2018 10:29
Korut protes latihan gabungan Korsel-AS di Semenanjung Korea.
Foto: REUTERS/KCNA handout via Reuters/File Photo & REUTERS/Lucas Jackson/File Photo
Washington, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Selasa (22/5/2018) mengatakan ada peluang "substansial" pertemuan tingkat tinggi antara dirinya dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un "kemungkinan batal" di bulan Juni.

Trump menyatakan hal tersebut ketika bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in untuk diskusi sangat penting menjelang rencana pertemuan antara dirinya dengan diktator Korut. 

"Entah [pertemuan] itu terjadi atau tidak, Anda akan mengetahuinya segera," kata Trump kepada para reporter di Gedung Putih. Dia juga menolak untuk mengungkapkan apakah dia sudah bertemu dengan pemimpin Korut atau belum.

Pertemuan tingkat tinggi itu dijadwalkan tanggal 12 Juni di Singapura yang dipandang sebagai tempat netral. Namun, keraguan terus muncul tentang keberlangsungan pertemuan itu. Pernyataan Trump pada hari Selasa merupakan indikasi terkuat bahwa pertemuan tidak akan berjalan sesuai rencana.

Pekan lalu, Korut berkata akan mempertimbangkannya setelah buru-buru membatalkan diskusi dengan Korsel. Korut membahas latihan militer gabungan antara Korsel dan AS di Semenanjung Korea sebagai penyebab pembatalan tersebut.

Diktator negara komunis itu juga mengaitkannya dengan isu tentang John Bolton, penasehat keamanan nasional Trump. Sebelumnya, Bolton mengusulkan untuk menggunakan model denuklirisasi seperti yang digunakan di Libya, negara di Afrika Utara. Moammar Kadhafi, pemimpin diktator Libya ketika itu, setuju untuk meninggalkan senjata nuklir sebagai ganti dari peringanan sanksi AS. Namun pada akhirnya, AS mendukung kekerasan yang berujung penggulingan Gadhafi.

Korut menyebut segala upaya untuk menerapkan rancangan tersebut ke negaranya sebagai "sangat jahat". Meskipun begitu, Trump berkata "model Libya bukanlah model yang kami miliki".

Trump juga mengatakan Kim berubah pikiran tentang rencana pertemuan itu setelah bertemu untuk kedua kalinya dengan Presiden China Xi Jinping.

"Ada perubahan perilaku setelah pertemuan itu," kata Trump tentang Kim. "Saya tidak menyukainya."

Di hari yang sama, Presiden Korsel memberi pernyataan yang lebih optimis terkait rencana pertemuan antara Trump dan Kim. Moon menampik skeptimisme AS tentang pertemuan itu dan berkata dia percaya diri bahwa Trump akan berhasil melakukannya.

Dalam pernyataannya di hari Selasa itu, Trump berkata dia yakin Kim "sangat serius" tentang denuklirisasi. 

Pemerintahan Trump selama ini sangat gamblang mengatakan pihaknya ingin Korut menyerah dari program senjata nuklir. Trump pun berjanji untuk pemimpin Korut di hari Selasa itu. "Dia akan aman, bahagia, negaranyabakan kaya," katanya. "Kim akan sangat bahagia jika ini berhasil."

Trump menambahkan pertemuan tidak akan terjadi jika beberapa syarat tidak dipenuhi. Dia juga mengatakan pertemuan itu tidak akan terjadi lebih lanjut jika tidak berjalan sesuai rencana bulan depan.

Belum ada keterangan apakah Presiden AS sudah bertatap langsung dengan pemimpin Korut.



(roy) Next Article Trump-Kim Bertemu Setelah 6 November, Bahas Denuklirisasi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular