²©²ÊÍøÕ¾

Amman Buka Peluang Kerjasama Smelter dengan Freeport

Gustidha Budiartie, ²©²ÊÍøÕ¾
25 May 2018 11:30
PT Amman Mineral Indonesia menargetkan pembangunan smelter bisa selesai dan mulai beroperasi pada 2022. dan membuka peluang untuk kerjasama dengan Freeport.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Wahyu Daniel
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- PT Amman Mineral Indonesia menargetkan pembangunan smelter bisa selesai dan mulai beroperasi pada 2022. Begitu smelter selesai, Amman membuka peluang untuk perusahaan tambang lain mengolah dan memurnikan hasil tambang mereka di smelter tersebut. Termasuk Freeport.

"Sampai saat ini memang belum ada, tapi untuk Freeport jika mau masuk kami terbuka," ujar Kepala Divisi Komunikasi Korporat Amman Mineral Anita Afianty, Kamis (24/5/2018).

Saat ini progres pembangunan smelter masih mencapai 10,1%, progres ini berdasar hasil kunjungan tim surveyor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Februari lalu. Hasil ini didapat berdasar perkembangan land clearing yang dilakukan perusahaan sejak 13 April 2017 dan hill cutting karena lahan memang berupa bukit yang harus dipotong terlebih dulu sebelum bisa digunakan.

Anita memaparkan kapasitas smelter ini nantinya bisa mengolah 2 juta hingga 2,6 juta ton konsentrat per tahun. Smelter ini dibangun di Desa Mantun dekat Teluk Benete, Maluk, Nusa Tenggara Barat. "Saat ini yang sudah disiapkan di smelter juga sudah ada fuel storage, power plant, dan lainnya," kata Anita.

Amman menargetkan persiapan lahan bisa selesai di tahun ini, untuk masuk ke tahap berikutnya. Perusahaan, kata dia, juga sambil mengurus izin lingkungan yang dilakukan sejak Januari lalu. "Progres berikutnya baru bisa diketahui 6 bulan sejak Februari kemarin berarti."

Pembangunan smelter ini akan dijalani oleh anak usaha Amman Mineral yakni Amman Mineral Industri (AMIN). Pendanaan akan dicari oleh anak usaha ini nantinya, sementra untuk proses konstruksi diperkirakan dibutuhkan hingga 15 ribu tenaga kerja.

Terkait kapasitas smelter yang terhitung besar, yakni hingga 2,6 juta ton per tahun, Anita mengatakan kapasitas tersebut tidak langsung dioptimalkan begitu smelter selesai dibangun. "Kami gunakan bertahap, disesuaikan dengan produksi juga."



Untuk itu, lanjutnya, perusahaan membuka peluang kerjasama dengan perusahaan tambang lain yang ingin mengolah bijih mereka di Maluk.

Anita optimistis kapasitas smelter yang besar ini juga kompeten untuk mengolah hasil produksi tambang Amman. Seperti diketahui, saat ini produksi Amman masih mengandalkan tembaga dan emas dari tambang Batu Hijau bekas Newmont Nusa Tenggara. Perusahaan saat ini masih melakukan eksplorasi awal juga di Blok Elang yang diperkirakan memiliki cadangan 13 miliar pound tembaga dan 19,5 juta ounces (oz) emas.



"Kami sudah melakukan pengeboran di 50 titik di Blok Elang," lanjutnya. Untuk tambang Batu Hijau sendiri saat ini sudah memasuki fase 7 atau fase terakhir penambangan di lahan tersebut. Sembari menunggu lahan selesai beroperasi, Amman sudah melakukan reklamasi di 831 hektar lahan dengan menanam 943 ribu pohon.


(gus) Next Article Freeport-Amman Studi Bersama Bangun Smelter di NTB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular