Piala Dunia 2018
Bagi Putin, Piala Dunia Tunjukkan Rusia Tidak Bisa Diisolasi
Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
07 June 2018 17:16

Moscow, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Rusia Vladimir Putin berjuang untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Donald Trump, memiliki harapan yang kecil untuk menghentikan sanksi dari Barat dan memandang negara Barat sebagai kaum paria. Sehingga, menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia bulan ini akan membuat negara itu menjadi pusat perhatian global.
Di mata si Presiden Rusia, penyelenggaraan pertandingan internasional ini mengirim pesan tantangan bagi dunia dan rakyatnya yang sesuai dengan alur cerita kesukaan Putin: Rusia sukses meski Barat berupaya menahan.
"Bagi Putin, menyelenggarakan Piala Dunia menunjukkan kegagalan sanksi dan kegagalan upaya Barat untuk mengisolasinya," kata Profesor Sergei Medvedev dari Higher School of Economics Moscow, merujuk pada sanksi dari negara-negara Barat yang pertama kali diterapkan ke Rusia pasca pencaplokan Crimea dari Ukraina di tahun 2014.
"Meskipun ada semua hal itu, [pola pikirnya] adalah kita masih memiliki Crimea, kita mengejar agenda, lalu lihatlah semua orang datang ke Piala Dunia," kata Medvedev.
Putin tidak ingin rakyat Rusia berpikir negara mereka terisolasi karena itu bisa melemahkan narasinya tentang Rusia sebagai kekuatan paling berpengaruh dengan posisi teratas di hubungan global.
Sebanyak 32 tim akan berkompetisi di turnamen yang berlangsung tanggal 14 Juni sampai 15 Juli. Rusia akan menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, dengan dana resmi senilai 683 miliar ruble (US$11 miliar atau senilai Rp 152,6 triliun).
Seorang pejabat pemerintah senior Rusia, yang menolak untuk disebutkan namanya karena tidak memiliki otoritas berbicara ke media, mengatakan turnamen adalah rangkaian acara terbaru yang menunjukkan gagalnya upaya Barat dalam mengisolasi Rusia.
"Jika ini isolasi, kami akan menikmatinya," pungkasnya.
Melansir dari Reuters, polling menunjukkan pesan Putin bahwa Rusia berada di atas meskipun musuh dari Barat berinteraksi baik dengan para pemilih. Hal itu memperkuat para pejabat pemerintah yang berbulan-bulan mengeluhkan rencana Barat untuk mendiskreditkan Piala Dunia di Rusia.
"Dengan kampanye anti Rusia yang semakin kuat menjelang Piala Dunia, semakin banyak orang yang sungguh-sungguh terpukau ketika mereka melihat tidak ada kawat berduri di stadion," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada para reporter bulan lalu.
Usulan dari Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson di bulan Maret bahwa Putin akan menggunakan Piala Dunia untuk mendukung citra Rusia seperti Adolf Hitler yang menggunakan Olimpiade 1936 di Nazi Jerman dipandang sebagai bukti bahwa Barat ingin merusak momen Rusia.
Zakharova berkata Johnson "dicemari kebencian".
Di mata si Presiden Rusia, penyelenggaraan pertandingan internasional ini mengirim pesan tantangan bagi dunia dan rakyatnya yang sesuai dengan alur cerita kesukaan Putin: Rusia sukses meski Barat berupaya menahan.
Putin tidak ingin rakyat Rusia berpikir negara mereka terisolasi karena itu bisa melemahkan narasinya tentang Rusia sebagai kekuatan paling berpengaruh dengan posisi teratas di hubungan global.
Sebanyak 32 tim akan berkompetisi di turnamen yang berlangsung tanggal 14 Juni sampai 15 Juli. Rusia akan menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, dengan dana resmi senilai 683 miliar ruble (US$11 miliar atau senilai Rp 152,6 triliun).
Seorang pejabat pemerintah senior Rusia, yang menolak untuk disebutkan namanya karena tidak memiliki otoritas berbicara ke media, mengatakan turnamen adalah rangkaian acara terbaru yang menunjukkan gagalnya upaya Barat dalam mengisolasi Rusia.
"Jika ini isolasi, kami akan menikmatinya," pungkasnya.
Melansir dari Reuters, polling menunjukkan pesan Putin bahwa Rusia berada di atas meskipun musuh dari Barat berinteraksi baik dengan para pemilih. Hal itu memperkuat para pejabat pemerintah yang berbulan-bulan mengeluhkan rencana Barat untuk mendiskreditkan Piala Dunia di Rusia.
"Dengan kampanye anti Rusia yang semakin kuat menjelang Piala Dunia, semakin banyak orang yang sungguh-sungguh terpukau ketika mereka melihat tidak ada kawat berduri di stadion," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada para reporter bulan lalu.
Usulan dari Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson di bulan Maret bahwa Putin akan menggunakan Piala Dunia untuk mendukung citra Rusia seperti Adolf Hitler yang menggunakan Olimpiade 1936 di Nazi Jerman dipandang sebagai bukti bahwa Barat ingin merusak momen Rusia.
Zakharova berkata Johnson "dicemari kebencian".
Next Page
'Mesin Merah Besar'
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular