Internasional
AS Akan Umumkan Bea Impor Baru untuk Produk China
Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
15 June 2018 10:20

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengeluarkan daftar pendek produk ekspor China yang akan dikenakan bea impor hari Jumat (15/6/2018), kata tiga narasumber yang mengetahui hal tersebut kepada ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Daftar itu diprediksi akan memasukkan antara 800 dan 900 produk ekspor China, lebih sedikit dibandingkan daftar dari Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) di bulan April, yakni sejumlah 1.300 produk. Sementara nilai dolar untuk produk-produk yang diprediksi akan menjadi target pemerintahan Trump itu masih belum jelas.
Presiden AS Donald Trump akan menemui para penasehat perdagangan pada Kamis (14/6/2018) siang waktu setempat. Dia menunda keputusan final tentang penerapan tarif itu.
Meskipun begitu, seorang pejabat senior Gedung Putih menyebut tindakan itu sebagai "fait accompli" atau keadaan yang harus diterima. Dia menyebut pemerintah sudah membicarakan tarif itu dengan 10 lembaga pemerintahan. Sebagai tambahan, sebuah daftar produk juga sudah diunggah ke database pemerintah untuk diimplementasikan.
Gedung Putih, Perwakilan Dagang AS, dan Kementerian Perdagangan tidak menanggapai permintaan ²©²ÊÍøÕ¾ International untuk berkomentar.
Tarif terhadap produk China itu muncul karena hubungan dengan berbagai mitra dagang utama AS semakin panas. Pasalnya, AS menghadapi pembalasan tidak hanya dari Beijing, tapi juga sekutu lainnya seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Tindakan proteksionisme pemerintah Trump sejauh ini memicu upaya yang sia-sia dari beberapa anggota kongres Partai Republik untuk membatasi pengaruh presiden dalam menerapkan tarif.
Satu faktor yang dapat mempengaruhi pemikiran Trump adalah respons China terhadap tarif itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat ini sedang berada di Beijing untuk mendiskusikan langkah selanjutnya agar Korea Utara (Korut) meninggalkan program nuklir dan rudalnya. Pemerintah optimistis akan prospek denuklirisasi pasca pertemuan antara Trump dengan diktator Korut Kim Jong Un.
Kemauan China untuk melakukan tekanan ekonomi ke Korut penting untuk mendorong Pyongyang menyerah dari ambisi nuklirnya. Namun, rangkaian tarif bisa membuat China enggan bekerjasama dengan AS terkait Korut.
Beijing mengatakan pihaknya akan melakukan pembalasan jika AS memberlakukan tarif. Potensi pembalasan itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang rangkaian halangan perdagangan yang menghancurkan dan merugikan industri pertanian Amerika.
Trump mengecam apa yang disebutnya sebagai praktik dagang kasar dari China. Dia berpendapat China sudah lama mengambil keuntungan dari para pemimpin Amerika, sehingga dalam prose situ merusak perusahaan dan pekerja AS.
Saat ini, pemerintah Trump mencoba untuk melakukan perjanjian dagang dengan China agar AS bisa mengekspor lebih banyak barang ke Negeri Tirai Bambu.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
Daftar itu diprediksi akan memasukkan antara 800 dan 900 produk ekspor China, lebih sedikit dibandingkan daftar dari Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) di bulan April, yakni sejumlah 1.300 produk. Sementara nilai dolar untuk produk-produk yang diprediksi akan menjadi target pemerintahan Trump itu masih belum jelas.
Presiden AS Donald Trump akan menemui para penasehat perdagangan pada Kamis (14/6/2018) siang waktu setempat. Dia menunda keputusan final tentang penerapan tarif itu.
Gedung Putih, Perwakilan Dagang AS, dan Kementerian Perdagangan tidak menanggapai permintaan ²©²ÊÍøÕ¾ International untuk berkomentar.
Tarif terhadap produk China itu muncul karena hubungan dengan berbagai mitra dagang utama AS semakin panas. Pasalnya, AS menghadapi pembalasan tidak hanya dari Beijing, tapi juga sekutu lainnya seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Tindakan proteksionisme pemerintah Trump sejauh ini memicu upaya yang sia-sia dari beberapa anggota kongres Partai Republik untuk membatasi pengaruh presiden dalam menerapkan tarif.
Satu faktor yang dapat mempengaruhi pemikiran Trump adalah respons China terhadap tarif itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat ini sedang berada di Beijing untuk mendiskusikan langkah selanjutnya agar Korea Utara (Korut) meninggalkan program nuklir dan rudalnya. Pemerintah optimistis akan prospek denuklirisasi pasca pertemuan antara Trump dengan diktator Korut Kim Jong Un.
Kemauan China untuk melakukan tekanan ekonomi ke Korut penting untuk mendorong Pyongyang menyerah dari ambisi nuklirnya. Namun, rangkaian tarif bisa membuat China enggan bekerjasama dengan AS terkait Korut.
Beijing mengatakan pihaknya akan melakukan pembalasan jika AS memberlakukan tarif. Potensi pembalasan itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang rangkaian halangan perdagangan yang menghancurkan dan merugikan industri pertanian Amerika.
Trump mengecam apa yang disebutnya sebagai praktik dagang kasar dari China. Dia berpendapat China sudah lama mengambil keuntungan dari para pemimpin Amerika, sehingga dalam prose situ merusak perusahaan dan pekerja AS.
Saat ini, pemerintah Trump mencoba untuk melakukan perjanjian dagang dengan China agar AS bisa mengekspor lebih banyak barang ke Negeri Tirai Bambu.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular