
Pemotongan Subsidi
Lakukan Penghematan, Mesir Naikkan Harga BBM Hingga 50%
dob, ²©²ÊÍøÕ¾
16 June 2018 19:03

Cairo, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Perminyakan Mesir menaikkan harga bensin hingga 50%, pada hari Sabtu (16/6/2018), sejalan dengan rencana reformasi International Monetary Fund (IMF) yang menyerukan pemotongan subsidi pada beberapa produk konsumsi.
Menteri Perminyakan Tarek El Molla mengatakan, kenaikan harga akan membantu Mesir menghemat hingga 50 miliar pound mesir atau sekitar Rp 39 triliun dari alokasi untuk subsidi negara dalam anggaran negara 2018-2019.
Kenaikan harga ini merupakan yang ketiga sejak Mesir menerapkan nilai tukar bebas sejak November 2016. Kenaikan ini diperkirakan akan menambah lebih banyak tekanan pada konsumsi Mesir yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan di tengah tingginya pengangguran dan gejolak harga.
Kementerian itu mengatakan bahwa harga untuk bensin oktan 95 oktan meningkat menjadi 7,75 pound Mesir (Rp 6.050) per liter dari 6,60 pound Mesir. Sementara bensin oktan 92 dinaikkan menjadi 6,75 pound per liter dari 5 pound. Adapun oktan 80 oktan dinaikkan menjadi 5,50 pound per liter dari 3,65 pon.
Kementerian juga menaikkan harga gas tabung untuk rumah tangga Mesir menjadi 50 pound dari 30 pund, sementara gas tabung untuk komersial dinaikkan menjadi 100 pound dari 60 pound.
Molla mengatakan, kenaikan harga akan memotong dana yang dialokasikan untuk subsidi bahan bakar menjadi 89 miliar pound dari 139 miliar pound.
"Memindahkan harga bahan bakar akan membantu mengurangi konsumsi minyak bumi sekitar 5%," kata Molla.
Saat ini program pinjaman IMF senilai US$ 12 miliar telah setengah jalan sejak ditandatangani pada akhir 2016 lalu, terkait dengan langkah-langkah penghematan yang keras. Mesir berharap reformasi seperti kenaikan pajak dan pemotongan subsidi akan memikat investor asing dan mendorong ekonomi yang sebelumnya telah jatuh akibat Pemberontakan Musim Semi Arab 2011.
Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF David Lipton mengatakan kepada para pejabat pemerintah pada bulan Mei bahwa Mesir akan harus memperdalam reformasi dan mendorong pertumbuhan sektor swasta dengan lebih baik jika ingin mencairkan pinjaman sejalan gelombang ekspansi global.
(dob/roy) Next Article Nasib Tragis Ali Zaki, Penemu Virus Corona yang Dipecat!
Menteri Perminyakan Tarek El Molla mengatakan, kenaikan harga akan membantu Mesir menghemat hingga 50 miliar pound mesir atau sekitar Rp 39 triliun dari alokasi untuk subsidi negara dalam anggaran negara 2018-2019.
Kementerian juga menaikkan harga gas tabung untuk rumah tangga Mesir menjadi 50 pound dari 30 pund, sementara gas tabung untuk komersial dinaikkan menjadi 100 pound dari 60 pound.
Molla mengatakan, kenaikan harga akan memotong dana yang dialokasikan untuk subsidi bahan bakar menjadi 89 miliar pound dari 139 miliar pound.
"Memindahkan harga bahan bakar akan membantu mengurangi konsumsi minyak bumi sekitar 5%," kata Molla.
Saat ini program pinjaman IMF senilai US$ 12 miliar telah setengah jalan sejak ditandatangani pada akhir 2016 lalu, terkait dengan langkah-langkah penghematan yang keras. Mesir berharap reformasi seperti kenaikan pajak dan pemotongan subsidi akan memikat investor asing dan mendorong ekonomi yang sebelumnya telah jatuh akibat Pemberontakan Musim Semi Arab 2011.
Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF David Lipton mengatakan kepada para pejabat pemerintah pada bulan Mei bahwa Mesir akan harus memperdalam reformasi dan mendorong pertumbuhan sektor swasta dengan lebih baik jika ingin mencairkan pinjaman sejalan gelombang ekspansi global.
(dob/roy) Next Article Nasib Tragis Ali Zaki, Penemu Virus Corona yang Dipecat!
Most Popular