
Transaksi Impor Minyak Asia Tenggara Bisa Sentuh Rp 4000 T
Anastasia Arvirianty, ²©²ÊÍøÕ¾
16 July 2018 17:15

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mencatat, permintaan minyak global akan meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari pada 2019.
Permintaan minyak tinggi ini didorong oleh pertumbuhan konsumsi yang mencapai 60% untuk Asia Tenggara, China, dan India. Membuat tiga kawasan itu semakin tergantung dengan impor minyak, dan keamanan jadi isu mendesak.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol mengatakan Asia Tenggara cukup memiliki peran signifikan dalam mendorong konsumsi minyak, impor minyak di kawasan ini bisa tumbuh 12% di tahun depan. Saat ini, Asia Tenggara rata-rata menghabiskan US$ 65 miliar untuk impor minyak.
"Ini bisa naik jadi US$ 280 miliar pada 2040 dengan kebijakan seperti ini," kata Birol, saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (16/7/2018). US$ 280 miliar setara dengan Rp 4000 triliun jika dikali dengan kurs Rp 14.300.
Impor minyak tinggi di kawasan Asia Tenggara ini bukan rahasia lagi. Dari negara yang ada di kawasan ini, Indonesia, Singapura, dan Thailand merupakan importir minyak tertinggi.
Menurut data wordtopexports.com, sepanjang 2017 nilai impor minyak mentah Indonesia mencapai US$ 8,2 miliar atau setara Rp 117,2 triliun (dengan kurs Rp 14.300). Nilai ini menjadikan Indonesia sebagai importir crude (minyak mentah) terbanyak ketiga di Asia Tenggara.
Peringkat 1 dan 2 masing-masing diduduki oleh Singapura sebanyak US$ 21,4 miliar dan Thailand US$ 20,1 miliar. Adapun rincian peringkatnya adalah sebagai berikut;Â
1. Singapura US$ 21,4 miliar
2. Thailand US$ 20,1 miliar
3. Indonesia US$ 8,1 miliar
4. Malaysia US$ 3,9 miliar
5. Filipina US$ 3,5 miliar
6. Brunei Darussalam US$ 1,6 miliar
7. Vietnam US$ 93,2 juta
(gus/gus) Next Article Impor Lebih dari 50%, Indonesia Kecanduan Minyak Arab
Permintaan minyak tinggi ini didorong oleh pertumbuhan konsumsi yang mencapai 60% untuk Asia Tenggara, China, dan India. Membuat tiga kawasan itu semakin tergantung dengan impor minyak, dan keamanan jadi isu mendesak.
"Ini bisa naik jadi US$ 280 miliar pada 2040 dengan kebijakan seperti ini," kata Birol, saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (16/7/2018). US$ 280 miliar setara dengan Rp 4000 triliun jika dikali dengan kurs Rp 14.300.
Impor minyak tinggi di kawasan Asia Tenggara ini bukan rahasia lagi. Dari negara yang ada di kawasan ini, Indonesia, Singapura, dan Thailand merupakan importir minyak tertinggi.
Menurut data wordtopexports.com, sepanjang 2017 nilai impor minyak mentah Indonesia mencapai US$ 8,2 miliar atau setara Rp 117,2 triliun (dengan kurs Rp 14.300). Nilai ini menjadikan Indonesia sebagai importir crude (minyak mentah) terbanyak ketiga di Asia Tenggara.
Peringkat 1 dan 2 masing-masing diduduki oleh Singapura sebanyak US$ 21,4 miliar dan Thailand US$ 20,1 miliar. Adapun rincian peringkatnya adalah sebagai berikut;Â
1. Singapura US$ 21,4 miliar
2. Thailand US$ 20,1 miliar
3. Indonesia US$ 8,1 miliar
4. Malaysia US$ 3,9 miliar
5. Filipina US$ 3,5 miliar
6. Brunei Darussalam US$ 1,6 miliar
7. Vietnam US$ 93,2 juta
(gus/gus) Next Article Impor Lebih dari 50%, Indonesia Kecanduan Minyak Arab
Most Popular