
Demi Rupiah: Usai Undang Konglomerat, Jokowi Bertemu Ekonom
Arys Aditya, ²©²ÊÍøÕ¾
28 August 2018 14:07

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo mengundang Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dalam sebuah diskusi tentang perkembangan ekonomi terkini di Istana Merdeka, Selasa (28/8/2018).
Agenda ini melengkapi pertemuan Presiden dengan 20 konglomerat muda serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kemarin. Kali ini, Jokowi mengundang Ketua Umum KEIN Soetrisno Bachir beserta jajarannya.
Usai pertemuan, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan ada empat pokok persoalan yang dibahas oleh Presiden Jokowi dengan para ekonom dan praktisi tersebut.
Empat persoalan tersebut adalah pengelolaan defisit transaksi berjalan, depresiasi nilai tukar rupiah, meningkatkan produksi domestik untuk subtitusi impor serta perkembangan online single submission (OSS).
"Presiden menyampaikan bahwa Pemerintah serius dalam menangani hal-hal tersebut. Itu yang digarisbawahi Presiden," kata Erani di Kompleks Istana Kepresidenan.
Selain empat persoalan yang dibicarakan oleh Presiden, para ekonom dan KEIN juga menyoroti rencana kebijakan Pemerintah yang akan melakukan pengendalian impor, khususnya terhadap identifikasi 900 barang.
Erani mengemukakan, secara umum KEIN setuju dan merasa bahwa langkah pengendalian impor harus dilakukan Pemerintah. Ia menyebut, pada situasi saat ini mendorong ekspor dan mengelola impor adalah pilihan yang paling masuk akal.
Dia mengatakan Presiden juga menekankan akan terus melakukan pengawasan terhadap rencana-rencana tersebut agar bisa terimplementasi sesuai rencana.
"Misalnya G20 untuk mengurangi impor minyak dan nilai tambah sawit sendiri. Untuk beberapa impor yang kira-kira ada subtitusinya di dalam negeri sehingga ada pilihan. Di ekspor saya kira yang sudah kita dengar lama itu dipertajam. Jadi ada penguatan informasi untuk negara non tradisional," paparnya.
"Sekarang ini Presiden melakukan pengawasan atau mengawal hal tadi berjalan di lapangan. Karena kalau tidak dilakukan jadi masalah."
(ray) Next Article E-Commerce Bunuh UMKM: Data Impor Gini, Wajar Jokowi Murka!
Agenda ini melengkapi pertemuan Presiden dengan 20 konglomerat muda serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kemarin. Kali ini, Jokowi mengundang Ketua Umum KEIN Soetrisno Bachir beserta jajarannya.
Usai pertemuan, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan ada empat pokok persoalan yang dibahas oleh Presiden Jokowi dengan para ekonom dan praktisi tersebut.
Empat persoalan tersebut adalah pengelolaan defisit transaksi berjalan, depresiasi nilai tukar rupiah, meningkatkan produksi domestik untuk subtitusi impor serta perkembangan online single submission (OSS).
"Presiden menyampaikan bahwa Pemerintah serius dalam menangani hal-hal tersebut. Itu yang digarisbawahi Presiden," kata Erani di Kompleks Istana Kepresidenan.
Selain empat persoalan yang dibicarakan oleh Presiden, para ekonom dan KEIN juga menyoroti rencana kebijakan Pemerintah yang akan melakukan pengendalian impor, khususnya terhadap identifikasi 900 barang.
Erani mengemukakan, secara umum KEIN setuju dan merasa bahwa langkah pengendalian impor harus dilakukan Pemerintah. Ia menyebut, pada situasi saat ini mendorong ekspor dan mengelola impor adalah pilihan yang paling masuk akal.
Dia mengatakan Presiden juga menekankan akan terus melakukan pengawasan terhadap rencana-rencana tersebut agar bisa terimplementasi sesuai rencana.
"Misalnya G20 untuk mengurangi impor minyak dan nilai tambah sawit sendiri. Untuk beberapa impor yang kira-kira ada subtitusinya di dalam negeri sehingga ada pilihan. Di ekspor saya kira yang sudah kita dengar lama itu dipertajam. Jadi ada penguatan informasi untuk negara non tradisional," paparnya.
"Sekarang ini Presiden melakukan pengawasan atau mengawal hal tadi berjalan di lapangan. Karena kalau tidak dilakukan jadi masalah."
(ray) Next Article E-Commerce Bunuh UMKM: Data Impor Gini, Wajar Jokowi Murka!
Most Popular