
Internasional
Para Menteri Amerika Latin Bertemu & Bahas Krisis Venezuela
Bernhart Farras, ²©²ÊÍøÕ¾
03 September 2018 16:38

Quito, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri-menteri dari beberapa negara Amerika Latin mengadakan pertemuan selama dua haridi Ekuador untuk membahas kerja sama demi menyelesaikan krisis imigran Venezuela yang tengah mengguncang wilayah itu. Pertemuan itu dimulai hari Senin (3/9/2018).
Para pejabat akan membahas wacana pendanaan internasional untuk layanan publik yang sedang kewalahan mendanai aliran pengungsi Venezuela. Mereka juga akan menentukan apakah pemberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk menahan aliran migran diperlukan. Upaya itu adalah upaya bersama yang pertama untuk menyepakati kebijakan umum dalam menghadapi krisis.
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut dijadwalkan akan diakhiri dengan penyampaian pernyataan bersama hari Selasa, kata Ekuador sebagai tuan rumah.
Menteri Luar Negeri Ekuador Jose Valencia mengatakan kepada wartawan menjelang perundingan: "Upaya regional akan membantu negara kita dalam menanggapi situasi ini dengan lebih baik, sehingga kami dapat mengkoordinasikan upaya dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang sedang bergerak."
Kolombia, Ekuador, dan Peru telah menyerukan lebih banyak penggalangan dana dari negara-negara maju untuk membantu layanan publik mereka yang benar-benar kewalahan, the Straits Times melaporkan dengan mengutip AFP.
Ketiga negara telah menerima sebagian besar imigran yang datang dari Venezuela.
Uni Eropa (EU) telah mengumumkan paket bantuan senilai US$35 juta (Rp 519,4 miliar) Jumat lalu untuk mendukung Venezuela. Bantuan tersebut disalurkan ke Venezuela maupun negara penerima imigran.
Para menteri dari Argentina, Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Chile, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay akan hadir di pertemuan Quito, kata para pejabat Ekuador.
Venezuela dan sekutunya, Bolivia juga telah diundang. Tetapi sampai Minggu malam, mereka belum memberi isyarat kehadiran, kata para pejabat Ekuador.
Ratusan ribu orang Venezuela berdatangan ke negara-negara tetangga, melarikan diri dari ekonomi yang runtuh di bawah Presiden Nicolas Maduro, dengan jatuhnya harga minyak dan salah urus ekonomi yang menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan.
"Penting untuk setiap negara mengambil bagian dari tanggung jawab," kata Santiago Chavez, Wakil Menteri Pengungsi Ekuador.
Chavez mengatakan hal tersebut akan mencakup Venezuela, yang akan diminta untuk "menerapkan kebijakan" sehingga migrasi Venezuela "setidaknya dapat ditangani di negara penampung."
Negara-negara di Amerika Selatan yang dilalui oleh imigran Venezuela memiliki persyaratan masuk yang sangat berbeda. Beberapa negara hanya membutuhkan kartu identitas, sementara yang lain telah memperketat perbatasan mereka dalam rangka mengontrol aliran migran.
Ombudsman Ekuador Ernesto Pazmino mengatakan, "semua pemerintah harus membuat negara mereka lebih fleksibel untuk meredam krisis kemanusiaan ini."
Pengacara hak asasi manusia, Daniela Salazar, mengatakan pemerintah perlu untuk menyelesaikan penyebab migrasi, dan tidak hanya melihat konsekuensinya.
"Ketika pemerintah merasa bahwa ini memengaruhi mereka, setidaknya itu akan membantu mereka untuk tidak melihat ke arah lain, dan benar-benar memberikan tekanan internasional yang cukup untuk mendesak perubahan dalam situasi politik di Venezuela," kata Salazar, seorang profesor di Quito Universitas San Francisco.
Chavez mengatakan pertemuan luar biasa Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) pada 5 September akan menjadi momen yang tepat untuk mendiskusikan politik di Venezuela.
"Di Quito, kita akan fokus terhadap isu yang lebih pragmatis, hanya akan ada sedikit isu politik," katanya.
Chavez mengatakan pertemuan Quito akan fokus pada pendanaan kesehatan, edukasi, dan proyek pengembangan untuk imigran.
(prm) Next Article Siapa yang Serang Venezuela Sampai Krisis Parah?
Para pejabat akan membahas wacana pendanaan internasional untuk layanan publik yang sedang kewalahan mendanai aliran pengungsi Venezuela. Mereka juga akan menentukan apakah pemberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk menahan aliran migran diperlukan. Upaya itu adalah upaya bersama yang pertama untuk menyepakati kebijakan umum dalam menghadapi krisis.
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut dijadwalkan akan diakhiri dengan penyampaian pernyataan bersama hari Selasa, kata Ekuador sebagai tuan rumah.
Kolombia, Ekuador, dan Peru telah menyerukan lebih banyak penggalangan dana dari negara-negara maju untuk membantu layanan publik mereka yang benar-benar kewalahan, the Straits Times melaporkan dengan mengutip AFP.
![]() Pengungsi Venezuela |
Uni Eropa (EU) telah mengumumkan paket bantuan senilai US$35 juta (Rp 519,4 miliar) Jumat lalu untuk mendukung Venezuela. Bantuan tersebut disalurkan ke Venezuela maupun negara penerima imigran.
Para menteri dari Argentina, Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Chile, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay akan hadir di pertemuan Quito, kata para pejabat Ekuador.
Venezuela dan sekutunya, Bolivia juga telah diundang. Tetapi sampai Minggu malam, mereka belum memberi isyarat kehadiran, kata para pejabat Ekuador.
Ratusan ribu orang Venezuela berdatangan ke negara-negara tetangga, melarikan diri dari ekonomi yang runtuh di bawah Presiden Nicolas Maduro, dengan jatuhnya harga minyak dan salah urus ekonomi yang menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan.
"Penting untuk setiap negara mengambil bagian dari tanggung jawab," kata Santiago Chavez, Wakil Menteri Pengungsi Ekuador.
Chavez mengatakan hal tersebut akan mencakup Venezuela, yang akan diminta untuk "menerapkan kebijakan" sehingga migrasi Venezuela "setidaknya dapat ditangani di negara penampung."
![]() Pengungsi Venezuela |
Ombudsman Ekuador Ernesto Pazmino mengatakan, "semua pemerintah harus membuat negara mereka lebih fleksibel untuk meredam krisis kemanusiaan ini."
Pengacara hak asasi manusia, Daniela Salazar, mengatakan pemerintah perlu untuk menyelesaikan penyebab migrasi, dan tidak hanya melihat konsekuensinya.
"Ketika pemerintah merasa bahwa ini memengaruhi mereka, setidaknya itu akan membantu mereka untuk tidak melihat ke arah lain, dan benar-benar memberikan tekanan internasional yang cukup untuk mendesak perubahan dalam situasi politik di Venezuela," kata Salazar, seorang profesor di Quito Universitas San Francisco.
Chavez mengatakan pertemuan luar biasa Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) pada 5 September akan menjadi momen yang tepat untuk mendiskusikan politik di Venezuela.
"Di Quito, kita akan fokus terhadap isu yang lebih pragmatis, hanya akan ada sedikit isu politik," katanya.
Chavez mengatakan pertemuan Quito akan fokus pada pendanaan kesehatan, edukasi, dan proyek pengembangan untuk imigran.
(prm) Next Article Siapa yang Serang Venezuela Sampai Krisis Parah?
Most Popular