²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Diskusi Dagang AS-Kanada Masih Buntu, Isu Kunci Belum Beres

Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
07 September 2018 15:05
AS dan Kanada melanjutkan perbincangan guna menyelamatkan Pakta Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA) pada hari Kamis.
Foto: Reuters
Washington, ²©²ÊÍøÕ¾ - Para negosiator Amerika Serikat (AS) dan Kanada melanjutkan perbincangan guna menyelamatkan Pakta Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA) pada hari Kamis (6/9/2018).

Namun, beberapa masalah masih menghambat jalannya pencapaian kesepakatan, termasuk kuota produk susu (dairy), perlindungan bagi perusahaan-perusahaan media Kanada, dan cara penyelesaian perselisihan dagang di masa mendatang.



Seorang narasumber AS yang mengetahui diskusi tersebut di Washington mengatakan masih belum jelas apakah kedua belah pihak bisa menjembatani celah atau apakah Presiden AS Donald Trump lebih memilih kesepakatan dagang bilateral hanya dengan Meksiko.

"Kami memiliki tiga isu: Bab 19, isu budaya, dan dairy. Kami telah menciptakan leverage dan mendorong Kanada ke meja perundingan," kata narasumber tersebut, dikutip dari Reuters. "Sebagian dari masalah kami adalah Kanada telah mundur dari komitmennya [tentang dairy]."

Bab 19 dari NAFTA mengatur tentang cara penyelesaian perselisihan.

Trump sudah menetapkan tenggat waktu untuk kesepakatan itu pekan ini, yang membuat para pejabat di bawah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland bekerja dengan panik pada hari Kamis malam untuk mencari jalan keluar.

Bloomberg News mengutip seorang pejabat pemerintah Kanada yang mengatakan bahwa kesepakatan diprediksi tidak akan dicapai pekan ini.

"Kami membuat perkembangan yang baik," kata Freeland kepada para reporter, menyusul rapat singkat dengan Lighthizer di kantor Perwakilan Dagang AS hari Kamis malam.

Dia mengulang pernyataan sebelumnya bahwa diskusi hari itu "konstruktif dan produktif" di tengah atmosfer "niat baik di kedua belah pihak".

Dia menolak mendiskusikan isu-isu spesifik terkait negosiasi, tetapi mengatakan perbincangan akan berlanjut pada hari Jumat (7/9/2018).

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia FreelandFoto: Menlu Kanada Chrystia Freeland (REUTERS/Chris Wattie)
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland
Kevin Brady, Direktur Komite Sarana dan Prasarana Dewan Perwakilan Rakyat AS dari fraksi Partai Republik yang memiliki suara kuat tentang perdagangan di Kongres, mengatakan kepada para reporter bahwa perbedaan di antara kedua belah pihak tentang kuota dairy Kanada, prosedur penyelesaian resolusi perselisihan dagang, dan "isu-isu lama lainnya" masih ada.

Pemerintahan Trump menuduh Kanada mendiskriminasi ekspor dairy AS. Mereka juga ingin mengakhiri panel arbitrase Bab 19 untuk menyelesaikan perselisihan terkait tarif impor antidumping. Hal itu biasa digunakan Kanada untuk membela ekspor kayunya ke AS, meski AS menuduh kayu Kanada disubsidi secara tidak adil.

"Mereka terus mendorong penyelesaian kesepakatan itu. Banyak yang bergantung pada keseriusan Kanada dalam menyelesaikan perselisihan-perselisihan final ini," kata Brady kepada para reporter setelah berbicara dengan Lighthizer sebelumnya di hari Kamis.

"Pendapat saya adalah semua orang berada di meja dengan niatan menyelesaikan isu terakhir, dan selalu sulit, ini."

Isu ketiga yang tidak diselesaikan adalah Kanada berkeras untuk mempertahankan pengecualian budaya di NAFTA sebelumnya yang melindungi perusahaan penerbitan dan medianya supaya tidak diakuisisi oleh perusahaan AS. Perdana Menteri Justin Trudeau pekan ini mengatakan hal itu penting untuk kedaulatan nasional dan identitas Kanada.

Lighthizer menyebut pengecualian itu sebagai "proteksionisme budaya" karena perusahaan-perusahaan Kanada bebas membeli outlet media AS.

Trump mengancam untuk melanjutkan kesepakatan bilateral dengan Meksiko. Jika itu dilakukan, maka secara efektif kesepakatan NAFTA yang beranggotakan tiga negara dan mencakup US$1,2 triliun (Rp 17.889 triliun) berakhir.

Menteri Ekonomi Meksiko Ildefonso GuajardoFoto: REUTERS/Chris Wattie
Menteri Ekonomi Meksiko Ildefonso Guajardo
AS dan Meksiko mencapai sebuah kesepakatan untuk merombak NAFTA di awal pekan lalu, sehingga kini tinggal Kanada yang menghadapi tekanan untuk menyepakati ketentuan-ketentuan baru.

Trump pada hari Rabu (5/9/2018) mengatakan ada kejelasan tentang apakah akan ada kesepakatan yang melibatkan Kanada dalam beberapa hari ke depan.

Kanada juga menginginkan pengecualian permanen dari tarif impor baja dan aluminium Trump. Negara itu juga menginginkan Washington menyingkirkan ancaman terhadap tarif otomotif AS.

Namun, Freeland mengatakan tarif impor keamanan nasional "Section 232" terhadap logam bukanlah bagian dari perbincangan NAFTA saat ini.

"Posisi Kanada terhadap tarif impor 232 tidak berubah. Tarif-tarif ini tidak adil dan ilegal," katanya pada hari Kamis.

Trump mengklaim bahwa kesepakatan NAFTA 1994 telah menyebabkan hilangnya ratusan ribu lapangan pekerjaan di AS, sesuatu yang tidak disetujui oleh kebanyakan ekonom.

Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa defisit perdagangan AS menyentuh posisi tertinggi dalam lima bulan senilai US$50 miliar. Defisit dengan Kanada mencapai 57,6%.



Trump telah memberitahu Kongres bahwa dia berniat untuk menandatangani kesepakatan dagang yang dicapai dengan Meksiko pekan lalu di akhir bulan November. Para pejabat mengatakan teks kesepakatan akan dipublikasikan sekitar tanggal 1 Oktober.

Para negosiator sudah melewati beberapa tenggat waktu sejak diskusi dimulai di bulan Agustus 2017. Seraya proses berlangsung, beberapa pihak di Washington berkukuh Trump tidak bisa keluar dari NAFTA tanpa persetujuan Kongres.
(prm) Next Article Presiden Terpilih Meksiko Ajak Kanada Bergabung di NAFTA Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular