²©²ÊÍøÕ¾

RI Ingin Loncat dari B20 Langsung B100, Mungkinkah?

Anastasia Arvirianty, ²©²ÊÍøÕ¾
09 October 2018 18:29
Baru jalankan mandatori B20 sebulan, RI sudah mimpi mao langsung ke B100
Foto: Peluncuran Mandatori B20 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jumat (31/8/2018) (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Baru menjalankan mandatori B20 sebulan, kini pemerintah mau langsung tingkatkan ke pemakaian B100, mungkinkah itu?

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, penerapan B100 sangat mungkin dilakukan di Indonesia. Nama produknya biasa disebut green diesel.



"Teknologi untuk itu telah memungkinkan kok di Indonesia. Seingat saya, Pertamina baru-baru ini telah tanda tangan dengan ENI untuk green diesel, kerja sama dalam pembangunan kilangnya," ujar Rida kepada ²©²ÊÍøÕ¾ saat dihubungi Selasa (9/10/2018).

Memang, pada September lalu, PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan minyak dan gas yang berpusat di Roma, Italia bernama Eni S.p.A. Kerja sama ini untuk kembangkan potensi kilang ramah lingkungan. 

Kerja sama ini merupakan peluang bisnis perdagangan, baik migas maupun produk lainnya, dan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Chief Refining and Marketing Officer ENI S.p.A Giuseppe Ricci, Jumat (21/9/2018), di Porto Marghera, Venesia, Italia.

Nicke menjelaskan, kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen pertamina dalam menyediakan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri untuk menciptakan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional. Hal ini pun sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan program penyaluran B20 dari pemerintah.

Menurut Nicke, ENI dipilih sebagai mitra kerja perusahaan yakni karena keberhasilannya dalam melakukan konversi kilang konvensional menjadi biorefinery di Porto Maghera pada 2014 serta menjadi "The world's first example of conversion of a conventional refinery into a biorefinery".

"Hal yang sama akan kami jajaki kemungkinannya untuk pengembangan kilang di Dumai dan Plaju, mengingat kilang tersebut berdekatan dengan sumber bahan baku greenfuel, yaitu kelapa sawit, dan dalam hal ini sebagai bentuk sinergi BUMN, Pertamina juga akan menjalin kerja sama dengan PTPN," tutur Nicke melalui keterangan resminya, Sabtu (22/9/2018).

RI Ingin Loncat dari B20 Langsung B100, Mungkinkah?Foto: Infografis/B20 SANG PENYELAMAT RUPIAH/Aristya Rahadian Krsabella


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga menyatakan mau lari langsung ke B100 dalam waktu dekat. 

Keinginannya ini tidak main-main, ia bahkan mengungkap sedang mempertimbangkan untuk menyulap dua kilang tua RI yang selama ini dipakai produksi bahan bakar minyak (BBM) untuk produksi B100. 

"Kami sudah memikirkan untuk perbaiki refinary untuk lebih modern, setelah mengetahui bisa dikonversi jadi B100. Kalau memungkinkan dikonversi dengan bahan baku minyak kelapa sawit karena di Sumatra juga banyak," ujarnya dalam acara Indonesia Investment Forum yang jadi rangkaian IMF-World Bank Annual Meetings di Bali, Selasa (09/10/2018).

Ada dua kilang yang sedang dikaji pemerintah untuk dikonversi, yakni kilang Plaju dan Dumai yang sama-sama ada di Pulau Sumatra. Kilang Plaju sendiri dibangun pada 1935, sementara Dumai pada 1972 dengan masing-masing kapasitas 125 ribu barel per hari dan 170 ribu barel per hari. 


(gus) Next Article Demi B100, Menteri Rini Akan 'Face Off' Kilang Tua Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular