
Hindari Polemik Impor, RI Perbaiki Data Beras Nasional
Arys Aditya, ²©²ÊÍøÕ¾
22 October 2018 19:04

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini memimpin rapat penyempurnaan metode perhitungan produksi beras agar pengambilan keputusan soal kebijakan pangan lebih tepat.
Penyempurnaan ini dicanangkan baru pada 2016, meskipun kesalahan perhitungan produksi beras diduga sudah sejak lama.
Di dalam rapat hari ini, penyempurnaan perhitungan produksi beras ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1. Perhitungan luas lahan baku sawah nasional dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang dibantu oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Penetapan luas lahan baku sawah menggunakan verifikasi dua tahap yakni melalui citra satelit sangat tinggi dari LAPAN, kemudian diolah oleh BIG menggunakan metode Cylindrical Equal Area (CEA) untuk dilakukan pemilahan dan deliniasi antara lahan baku sawah dan bukan sawah.
2. Perhitungan luas panen dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Perhitungan luas panen yang sebelumnya dilakukan melalui metode Eye Estimate yang merupakan laporan yang bersifat subjektif disempurnakan melalui perhitungan berdasarkan pengamatan yang objektif (Objective Measurement) menggunakan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA).
3. Perhitungan produktivitas per hektar dilakukan oleh BPS.
BPS juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam menghitung produktivitas per hektar, dari metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi metode ubinan berbasis KSA untuk mengurangi risiko lewat panen sehingga perhitungan menjadi lebih akurat.
4. Perhitungan konversi gabah kering menjadi beras oleh BPS.
Metode ini juga telah mengakomodir penanam padi jajar legowo serta telah menggunakan aplikasi berbasis android dengan metode pengolahan berbasis web dan software untuk meminimalkan tingkat kesalahan data.
Impor beras selama ini menjadi polemik, salah satunya karena diyakini data yang tidak akurat.
(ray/ray) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Penyempurnaan ini dicanangkan baru pada 2016, meskipun kesalahan perhitungan produksi beras diduga sudah sejak lama.
Di dalam rapat hari ini, penyempurnaan perhitungan produksi beras ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
Penetapan luas lahan baku sawah menggunakan verifikasi dua tahap yakni melalui citra satelit sangat tinggi dari LAPAN, kemudian diolah oleh BIG menggunakan metode Cylindrical Equal Area (CEA) untuk dilakukan pemilahan dan deliniasi antara lahan baku sawah dan bukan sawah.
2. Perhitungan luas panen dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Perhitungan luas panen yang sebelumnya dilakukan melalui metode Eye Estimate yang merupakan laporan yang bersifat subjektif disempurnakan melalui perhitungan berdasarkan pengamatan yang objektif (Objective Measurement) menggunakan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA).
3. Perhitungan produktivitas per hektar dilakukan oleh BPS.
BPS juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam menghitung produktivitas per hektar, dari metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi metode ubinan berbasis KSA untuk mengurangi risiko lewat panen sehingga perhitungan menjadi lebih akurat.
4. Perhitungan konversi gabah kering menjadi beras oleh BPS.
Metode ini juga telah mengakomodir penanam padi jajar legowo serta telah menggunakan aplikasi berbasis android dengan metode pengolahan berbasis web dan software untuk meminimalkan tingkat kesalahan data.
Impor beras selama ini menjadi polemik, salah satunya karena diyakini data yang tidak akurat.
(ray/ray) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Most Popular