Waketum Apindo Sebut Tim Jokowi dan Prabowo Minim Sosialisasi
Muhammad Choirul Anwar, 博彩网站
21 November 2018 17:06
Jakarta, 博彩网站 - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyampaikan harapan dunia usaha seiring tahapan Pilpres 2019. Hal itu disampaikan dalam Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri La Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Dia sempat membandingkan rencana kebijakan dua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto. "Kalau perbandingan, dua-duanya ya pasti untuk kebaikan, kita tahulah. Ekonomi yang inklusif, itu sudah pasti. Bahwa kita mau tumbuh lebih besar tentu, harus ada inklusivitas aspeknya," urainya.
[Gambas:Video 博彩网站]
Hal tersebut yang menurut Shinta sedianya menjadi prioritas setiap kandidat. Hanya saja, dia menyesalkan kurangnya sosialisasi mendalam mengenai visi dan misi para kontestan.
Menurut Shinta, sejauh ini belum pernah ada perdebatan yang dimaksudkan untuk lebih mengelaborasi visi-misi kedua pasangan pada sektor ekonomi. Kampanye yang dilakukan, lanjutnya, belum benar-benar mengarah kepada substansi.
"Kalau Pak Jokowi, beliau memang presiden, melakukan tugas tugasnya sebagai kepala negara. Namun, perdebatan antarkandidat belum kelihatan, selain memang oposisi memberikan tanggapan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak benar," tandasnya.
Lebih lanjut, Shinta mengingatkan kepada Jokowi maupun Prabowo, agar tidak hanya fokus pada perencanaan kebijakan. Lebih dari itu, implementasi atas kebijakan itu sendiri harus benar-benar diperhatikan agar tidak 'masuk angin'.
"Sebenarnya kebijakan pemerintah sudah banyak yang bagus, tapi masalahnya implementasinya di lapangan belum jalan," kata Shinta.
"Dari regulasi, perizinan, tadinya pusat dan daerah mau diintegrasikan, misal lewat OSS, tapi belum jalan. Masih banyak tumpang tindih sekarang antara pusat dan daerah. Policy jelas, kenyataannya gak jalan di lapangan," ujarnya.
(miq/miq) Next Article 3 Kegagalan Jokowi di Sektor Ekonomi Menurut Prabowo-Sandiaga
Dia sempat membandingkan rencana kebijakan dua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto. "Kalau perbandingan, dua-duanya ya pasti untuk kebaikan, kita tahulah. Ekonomi yang inklusif, itu sudah pasti. Bahwa kita mau tumbuh lebih besar tentu, harus ada inklusivitas aspeknya," urainya.
[Gambas:Video 博彩网站]
Menurut Shinta, sejauh ini belum pernah ada perdebatan yang dimaksudkan untuk lebih mengelaborasi visi-misi kedua pasangan pada sektor ekonomi. Kampanye yang dilakukan, lanjutnya, belum benar-benar mengarah kepada substansi.
"Kalau Pak Jokowi, beliau memang presiden, melakukan tugas tugasnya sebagai kepala negara. Namun, perdebatan antarkandidat belum kelihatan, selain memang oposisi memberikan tanggapan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak benar," tandasnya.
Lebih lanjut, Shinta mengingatkan kepada Jokowi maupun Prabowo, agar tidak hanya fokus pada perencanaan kebijakan. Lebih dari itu, implementasi atas kebijakan itu sendiri harus benar-benar diperhatikan agar tidak 'masuk angin'.
"Sebenarnya kebijakan pemerintah sudah banyak yang bagus, tapi masalahnya implementasinya di lapangan belum jalan," kata Shinta.
"Dari regulasi, perizinan, tadinya pusat dan daerah mau diintegrasikan, misal lewat OSS, tapi belum jalan. Masih banyak tumpang tindih sekarang antara pusat dan daerah. Policy jelas, kenyataannya gak jalan di lapangan," ujarnya.
 Foto: Tim Infografis 博彩网站 |
(miq/miq) Next Article 3 Kegagalan Jokowi di Sektor Ekonomi Menurut Prabowo-Sandiaga
Most Popular