
Jokowi Sudah Gencar Bangun Infrastruktur, What's Next?
Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
22 January 2019 13:37

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memasuki tahun terakhir masa kepemimpinan 2014-2019. Ragam infrastruktur pun gencar dibangun, dari jalan tol hingga bendungan, selama periode tersebut.
Terlepas dari hasil pemilihan presiden 2019, pemerintah sudah memiliki rencana lima tahun (2019-2024) yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"What's next? Yang akan kita dorong lima tahun ke depan adalah pengembangan wilayah memanfaatkan infrastruktur yang sudah terbangun," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Indonesia Development & Business Summit New Construction Opportunity 2019 Beyond Infrastructures di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Menurut dia, pemerintah menginginkan seluruh daerah yang terekspos dengan infrastruktur mengalami pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pun diarahkan untuk mendukung sektor prioritas nasional.
"Ketika ada tol, bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, semuanya membuat manufaktur kompetitif, pariwisata semakin besar, devisa meningkat. Infrastruktur adalah alat, dibangun untuk menunjang yang lain. Pembangunan wilayah yang berkeadilan PR kita, dominasi Jawa dan Sumatra masih terlalu besar," ujar Bambang.
Ia mengatakan dalam pengembangan wilayah di seluruh Indonesia, pemerintah mau tidak mau akan menyasar kepada kawasan industri dan pariwisata. Semua ini penting untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.
Ia lantas mencontohkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra di Pulau Sumatra. Sebelum pembangunan itu tuntas, maka pemerintah harus menyiapkan kegiatan usaha di sepanjang jalan tol.
"Dia akan jadi penunjang, tapi butuh demand dari aktivitas di sekitar jalan tol. Di Sumatra beda, antarkota mau tidak mau bergantung pada economic demand," ujar Bambang.
"Utamanya yang jadi unggulan adalah perkebunan. Tapi kita tidak berhenti pada perkebunan karena sudah ada. Bagaimana menciptakan nilai tambah dari sawit atau karet. Hasil olahan," ujar mantan menteri keuangan itu.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, Jalan Tol Trans Sumatera bisa menjadi awal dari pengembangan Sumatra. Industri kimia bisa berkembang, begitupun industri pengolahan karet.
"Maka kalau ada integrasi akan jadi kekuatan industri di Sumatra," kata Bambang.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/prm) Next Article Live Now! Masa Depan Proyek Infrastruktur Jokowi Jilid II
Terlepas dari hasil pemilihan presiden 2019, pemerintah sudah memiliki rencana lima tahun (2019-2024) yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"What's next? Yang akan kita dorong lima tahun ke depan adalah pengembangan wilayah memanfaatkan infrastruktur yang sudah terbangun," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Indonesia Development & Business Summit New Construction Opportunity 2019 Beyond Infrastructures di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
![]() |
"Ketika ada tol, bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, semuanya membuat manufaktur kompetitif, pariwisata semakin besar, devisa meningkat. Infrastruktur adalah alat, dibangun untuk menunjang yang lain. Pembangunan wilayah yang berkeadilan PR kita, dominasi Jawa dan Sumatra masih terlalu besar," ujar Bambang.
Ia mengatakan dalam pengembangan wilayah di seluruh Indonesia, pemerintah mau tidak mau akan menyasar kepada kawasan industri dan pariwisata. Semua ini penting untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.
Ia lantas mencontohkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra di Pulau Sumatra. Sebelum pembangunan itu tuntas, maka pemerintah harus menyiapkan kegiatan usaha di sepanjang jalan tol.
"Dia akan jadi penunjang, tapi butuh demand dari aktivitas di sekitar jalan tol. Di Sumatra beda, antarkota mau tidak mau bergantung pada economic demand," ujar Bambang.
"Utamanya yang jadi unggulan adalah perkebunan. Tapi kita tidak berhenti pada perkebunan karena sudah ada. Bagaimana menciptakan nilai tambah dari sawit atau karet. Hasil olahan," ujar mantan menteri keuangan itu.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, Jalan Tol Trans Sumatera bisa menjadi awal dari pengembangan Sumatra. Industri kimia bisa berkembang, begitupun industri pengolahan karet.
"Maka kalau ada integrasi akan jadi kekuatan industri di Sumatra," kata Bambang.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/prm) Next Article Live Now! Masa Depan Proyek Infrastruktur Jokowi Jilid II
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular