²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah berencana menaikkan harga rumah subsidi tahun ini. Persentasi kenaikan harga mulai 3% hingga 7,75%. Rentang persentasi kenaikan harga tersebut, dibagi jadi 9 wilayah di 34 provinsi Indonesia. Kenaikan ini diharapkan membuat pengembang bersemangat membangun rumah. Apalagi jika mengingat harga tanah dan material yang terus meningkat meningkat.

Namun, beleid ini mendapat kritikan karena pembangunan perumahan rakyat di Indonesia saat ini masih mengandalkan swasta. Anggaran negara yang terbatas, menjadi penyebab pemerintah mengajak swasta. Padahal, swasta juga perlu mempertimbangkan aspek bisnis. Lantas, seperti apa seharusnya kebijakan perumahan rakyat ini? Apakah kenaikan harga rumah subdisi ini sudah tepat? Simak wawancara bersama dengan CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, di Closing Bell ²©²ÊÍøվ Indonesia (Rabu/23/01/2019).