
Jelang Nyepi di Bali, Penumpang Pesawat Alami Kemerosotan
Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
06 March 2019 15:37

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Beberapa hari terakhir, penumpang pesawat udara dengan tujuan Bali lebih sepi dari biasanya. Ini tidak lepas dari peringatan Nyepi Tahun Baru Caka 1941/2019 Masehi, yang jatuh pada hari Kamis (7/3/2019).
Tercatat, penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai lebih banyak keluar, dibandingkan yang masuk ke Bali. Communication and Legal Section Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, menilai kondisi yang demikian wajar-wajar saja.
"Untuk tanggal 5-6 Maret 2019 kami belum bisa menyebutkan data angka pastinya. Tapi dari pantauan kasat mata, yang datang lebih sedikit ketimbang yang berangkat," ungkap Arie kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (6/3/2019).
Menurunnya penumpang ke Bali juga tercermin dari data penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada 1-4 Maret 2019. Misalnya pada 4 Maret 2019 dengan perincian sebagai berikut:
Penerbangan:
103 kedatangan domestik
103 keberangkatan domestik
91 kedatangan internasional
94 keberangkatan internasional
Penumpang:
9091 kedatangan domestik
11899 keberangkatan domestik
13393 kedatangan internasional
17546 keberangkatan internasional
Terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir, mengaku sudah melakukan pemantauan terkait pelaksanaan Nyepi.
"Kita sudah bikin petugas posko untuk memonitor perayaan Nyepi," urainya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
"Kantor Otoritas Wilayah IV dengan ini melaksanakan tugas dan fungsi sebagai regulator untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan penerbangan di bandara I Gusti Ngurah Rai," lanjutnya.
Asal tahu saja, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan berhenti beroperasi selama 24 jam, mulai Kamis pukul 06.00 WITA dan akan beroperasi kembali pada Jumat pukul 06.00 WITA. Dalam rentang waktu itu, bandara tidak melayani penerbangan, baik rute domestik maupun internasional.
Selama masa tutup, terdapat 468 penerbangan yang tidak beroperasi. Dari jumlah itu, 261 di antaranya merupakan rute domestik dan 207 penerbangan rute internasional.
Tercatat pula, Garuda Indonesia sebagai maskapai yang paling banyak menghentikan penerbangan, yaitu dengan total 94 penerbangan. Jumlah itu disusul oleh Lion Air dan Indonesia AirAsia, masing-masing dengan 67 dan 52 penerbangan.
Terdapat 52 rute menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) tidak beroperasi, selanjutnya rute menuju Bandar Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara Lombok Praya dengan masing-masing 16 dan 10 penerbangan.
Sementara untuk rute internasional, dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi terbanyak adalah Singapura dengan 18 penerbangan, Kuala Lumpur dengan 16 penerbangan, serta Perth dengan 9 penerbangan.
Simak video terkait usulan Menteri BUMN terhadap harga avtur di bawah ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/miq) Next Article Hai Bali! Grab Telah Resmi Beroperasi di Bandara Ngurah Rai
Tercatat, penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai lebih banyak keluar, dibandingkan yang masuk ke Bali. Communication and Legal Section Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, menilai kondisi yang demikian wajar-wajar saja.
"Untuk tanggal 5-6 Maret 2019 kami belum bisa menyebutkan data angka pastinya. Tapi dari pantauan kasat mata, yang datang lebih sedikit ketimbang yang berangkat," ungkap Arie kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (6/3/2019).
Menurunnya penumpang ke Bali juga tercermin dari data penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada 1-4 Maret 2019. Misalnya pada 4 Maret 2019 dengan perincian sebagai berikut:
Penerbangan:
103 kedatangan domestik
103 keberangkatan domestik
91 kedatangan internasional
94 keberangkatan internasional
Penumpang:
9091 kedatangan domestik
11899 keberangkatan domestik
13393 kedatangan internasional
17546 keberangkatan internasional
Terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir, mengaku sudah melakukan pemantauan terkait pelaksanaan Nyepi.
"Kita sudah bikin petugas posko untuk memonitor perayaan Nyepi," urainya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
"Kantor Otoritas Wilayah IV dengan ini melaksanakan tugas dan fungsi sebagai regulator untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan penerbangan di bandara I Gusti Ngurah Rai," lanjutnya.
Asal tahu saja, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan berhenti beroperasi selama 24 jam, mulai Kamis pukul 06.00 WITA dan akan beroperasi kembali pada Jumat pukul 06.00 WITA. Dalam rentang waktu itu, bandara tidak melayani penerbangan, baik rute domestik maupun internasional.
Selama masa tutup, terdapat 468 penerbangan yang tidak beroperasi. Dari jumlah itu, 261 di antaranya merupakan rute domestik dan 207 penerbangan rute internasional.
Tercatat pula, Garuda Indonesia sebagai maskapai yang paling banyak menghentikan penerbangan, yaitu dengan total 94 penerbangan. Jumlah itu disusul oleh Lion Air dan Indonesia AirAsia, masing-masing dengan 67 dan 52 penerbangan.
Terdapat 52 rute menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) tidak beroperasi, selanjutnya rute menuju Bandar Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara Lombok Praya dengan masing-masing 16 dan 10 penerbangan.
Sementara untuk rute internasional, dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi terbanyak adalah Singapura dengan 18 penerbangan, Kuala Lumpur dengan 16 penerbangan, serta Perth dengan 9 penerbangan.
Simak video terkait usulan Menteri BUMN terhadap harga avtur di bawah ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/miq) Next Article Hai Bali! Grab Telah Resmi Beroperasi di Bandara Ngurah Rai
Most Popular