
Jelang Musim Mudik, Menhub Sebut Tiket Pesawat Belum Kondusif
Samuel Pablo, ²©²ÊÍøÕ¾
25 April 2019 13:08

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Musim mudik Lebaran 1440 Hijriah akan berlangsung dalam hitungan hari. Akan tetapi, masih ada masalah dari sisi transportasi udara. Sorotan mengarah kepada harga tiket pesawat yang masih tetap mahal. Hal itu tak ayal akan berpengaruh kepada peningkatan jumlah pemudik pengguna jasa transportasi udara.
Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menghadiri rapat koordinasi persiapan Ramadan dan Lebaran 1440 Hijriah di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
"Kira-kira 3%-4% year on year. Biasanya udara yang di atas rata-rata hingga 7%, tapi tahun ini saya yakin udara tidak bisa 7% karena harga tiket," kata Budi Karya.
Secara spesifik, dia mengaku telah menyampaikan permintaan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perihal hal tersebut.
"Kami minta Kemenko Perekonomian dan Kementerian BUMN juga turut serta mengatur tarif maskapai, khususnya Garuda Group. Karena Garuda ini market leader, kalau dia menetapkan tarif batas atas, maka yang lain ikut. Tapi kalau dia turun sebagian, maka yang lain juga akan turun," ujarnya.
"Sekarang kita inginkan bicara dululah. Biar Kemenko Perekonomian dalam dua hari ini," lanjut Budi Karya.
Perihal rencana kebijakan pengenaan subprice, dia memberikan penjelasan normatif.
"Ya nanti. Subprice itu kan represif ya. Saya tidak mau ambil tindakan represif. Tapi kalau nanti diperintahkan Kemenko Perekonomian ya saya lakukan," kata Budi Karya.
"Sekarang ini karena saya koordinasi jadi saya serahkan ke Kemenko Perekonomian soal jangka waktu, apa yang akan saya lakukan, Pak Menko sepakat ambil bagian, ambil alih untuk mengatur ini. Di sini kan berwenang juga memerintahkan saya," lanjutnya.
Simak video terkait proyeksi kenaikan penumpang bus pada musim mudik di bawah ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menghadiri rapat koordinasi persiapan Ramadan dan Lebaran 1440 Hijriah di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
"Kira-kira 3%-4% year on year. Biasanya udara yang di atas rata-rata hingga 7%, tapi tahun ini saya yakin udara tidak bisa 7% karena harga tiket," kata Budi Karya.
Secara spesifik, dia mengaku telah menyampaikan permintaan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perihal hal tersebut.
"Kami minta Kemenko Perekonomian dan Kementerian BUMN juga turut serta mengatur tarif maskapai, khususnya Garuda Group. Karena Garuda ini market leader, kalau dia menetapkan tarif batas atas, maka yang lain ikut. Tapi kalau dia turun sebagian, maka yang lain juga akan turun," ujarnya.
"Sekarang kita inginkan bicara dululah. Biar Kemenko Perekonomian dalam dua hari ini," lanjut Budi Karya.
![]() |
Perihal rencana kebijakan pengenaan subprice, dia memberikan penjelasan normatif.
"Ya nanti. Subprice itu kan represif ya. Saya tidak mau ambil tindakan represif. Tapi kalau nanti diperintahkan Kemenko Perekonomian ya saya lakukan," kata Budi Karya.
"Sekarang ini karena saya koordinasi jadi saya serahkan ke Kemenko Perekonomian soal jangka waktu, apa yang akan saya lakukan, Pak Menko sepakat ambil bagian, ambil alih untuk mengatur ini. Di sini kan berwenang juga memerintahkan saya," lanjutnya.
Simak video terkait proyeksi kenaikan penumpang bus pada musim mudik di bawah ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Most Popular