²©²ÊÍøÕ¾

Masalah Terbesar MU: Alexis Sanchez

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
27 April 2019 17:37
Masalah Terbesar MU: Alexis Sanchez
Alexis Sanchez (manutd.com)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Manchester United adalah klub besar, tidak ada yang menyangkal itu. Namun setelah ditinggal oleh sang manajer legendaris, Sir Alex Ferguson, Setan Merah bagai ayam yang dipenggal kepalanya. Berlarian tanpa arah sampai akhirnya menyerah kepada takdir bertemu dengan Sang Pencipta.Ìý

Musim ini, penampilan United jauh dari kata mengesankan. Di Liga Primer Inggris, David de Gea dan kolega seakan terpaku di peringkat 6. Tidak bisa naik kelas.Ìý

Peringkat 6 tentu bukan habitat alami bagi klub sebesar United. Minimal 4 besar lah, atau kandidat juara. Namun untuk menjadi juara, bahkan menjadi calon sekali pun, terasa begitu jauh karena selisih poin dengan sang pemuncak klasemen, Liverpool, mencapai 27 angka.

Semua terasa salah bagi United musim ini. Setelah pencapaian musim lalu yang lumayan oke (runner-up Liga Primer, juara Piala Liga, Piala FA, dan Liga Europa), United seperti menghilang musim ini.ÌýSebelum Tahun Baru, Jose Mourinho dipecat dari kursi manajer, hanya beberapa hari setelah kekalahan 1-3 dari Liverpool.


United menunjuk Ole Gunnar Solskjaer, eks penyerang mereka, sebagai pengganti sementara.
ÌýAwalnya, kepemimpinan The Baby-faced Assasin membawa harapan bagi United.

Kemenangan demi kemenangan diraih, termasuk di babak 16 besar Liga Champions saat United secara dramatis menyingkirkan Paris St Germain (Prancis). United tak terkalahkan dalam 12 pertandingan pertama Solsksjaer.
Ìý


Solsksjaer yang semula hanya berstatus caretaker pun naik pangkat menjadi manajer tetap dengan kontrak selama tiga tahun. E lha dalah, setelah itu kok performa United malah melorot. Dalam enam pertandingan terakhir, United sudah kalah empat kali. Ìý

Berbagai kalangan menuding masalah United sudah ke tahap struktural. Misalnya, United tidak punya Direktur Olah Raga yang mengurus perekrutan pemain yang sesuai dengan kebutuhan klub. Akibatnya, rekrutmen pemain United terlihat begitu sporadis tanpa arah, tujuan, dan visi masa depan yang jelas.Ìý

Selepas era Ferguson, United banyak membeli pemain berlabel bintang dengan harga mahal. Namun apakah mereka berhasil meneruskan tradisi juara yang dibangun rezim Ferguson? Nope.Ìý

Salah satu rekrutmen United yang fenomenal adalah kala membajak Alexis Sanchez dari Arsenal. United berhasil memenangkan persaingan dengan si tetangga berisik, Manchester City, dalam hal perburuan pemain nasional tim nasional Cile tersebut.Ìý

Namun ternyata kemenangan itu sia-sia. Bahkan menyisakan luka yang mendalam bagi United. Luka yang menganga dan sangat menyakitkan, sehingga City boleh merasa bersyukur tidak jadi merekrut Alexis.Ìý


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

United memperkenalkan Alexis kepada publik pada Januari 2018. Nilai transfernya dari Arsenal sebenarnya tidak terlalu wah, yaitu sekitar GBP 35 juta (sekira Rp 645,85 miliar dengan kurs sekarang). Mahal memang, tetapi tidak ada apa-apanya ketimbang kala United memulangkan Paul Pogba dari Juventus (Italia) dengan biaya GBP 90 juta (Rp 1,66 triliun).Ìý

Biaya transfer Alexis memang terkesan biasa saja. Namun uang yang dibayar setelah itu yang menjadi luar biasa.ÌýAlexis mendapat bayaran GBP 500.000 (Rp 9,23 miliar) per pekan, total jenderal jika menghitung bonus penampilan dan lain-lain. Tidak cuma menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di United, Alexis juga menjadi pesepakbola bergaji terbesar di Inggris.

Ìý
Masalahnya, gaji itu tidak sepadan dengan kontribusinya. Setelah setahun lebih menjadi bagian dari skuat Old Trafford, mantan pemain Udinese (Italia) dan Barcelona (Spanyol) itu cuma kebagian tampil 43 kali di seluruh kompetisi. Ìý

Berapa gol yang dicetak Alexis dalam 43 laga itu? Lima saja.Ìý

Kasus paling ekstrem adalah kala United menghadapi City pada tengah pekan ini. Alexis, yang masuk sebagai pemain pengganti saat pertandingan tinggal berumur kurang dari 15 menit, hanya sekali menyentuh bola.Ìý

Sekali. Dapat bayaran Rp 9.23 miliar. Ìý

Kasus Alexis menimbulkan efek domino. United jadi kesulitan memperpanjang kontrak pemain bintangnya, karena mereka ingin digaji sama seperti Alexis.Ìý

Kabarnya soal perduitan ini yang mengganjal proses negosiasi perpanjangan kontrak De Gea. Kiper tim nasional Spanyol ini menerima gaji GBP 200.000 (Rp 3,69 miliar) per minggu. Kalau United masih ingin memakai jasanya, gosip yang beredar menyebutkan De Gea ingin kenaikan gaji menjadi setara dengan Alexis.Ìý

Manusiawi saja, apakah Anda rela digaji lebih sedikit ketimbang rekan kerja yang kontribusinya jauh lebih kecil? Tidak kan? Makanya...Ìý

Kontrak De Gea akan berakhir pada 2020, dan jika United terpaksa memenuhi permintaannya maka pengeluaran untuk gaji pemain semakin menggembung. Saat ini, rata-rata gaji pemain United adalah GBP 125.666 (Rp 2,32 miliar) per pekan, tertinggi di antara klub-klub Liga Primer.Ìý

Situasi ini tentu tidak sehat secara keuangan. Apalagi kalau sampai United gagal berlaga di Liga Champions Eropa musim depan, pemasukan mereka akan berkurang dan anggaran gaji yang membengkak akan semakin menjadi beban.Ìý


Namun kalau United tidak mau menuruti keinginan De Gea naik gaji, maka Setan Merah harus mencari klub yang mau mengambil eks penjaga gawang Atletico Madrid (Spanyol) ini. Bahkan walau dibayar lebih murah dibandingkan saat United merekrutnya yaitu GBP 13 juta (Rp 239,89 miliar). Sebab kalau De Gea cabut saat kontraknya habis, maka United tidak akan menerima satu perak pun.Ìý


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Masalah lain yang timbul gara-gara gaji Alexis yang ketinggian adalah, United jadi sulit melakukan perombakan. Apabila ingin kompetitif pada musim-musim selanjutnya, skuat United harus dirombak. Lepas pemain-pemain yang minim kontribusi dan hasilnya dipakai untuk merekrut darah segar yang mumpuni.

Ìý
Alexis tentu menjadi salah satu pemain yang seharusnya dilepas oleh United, karena kontribusinya sangat minim. Namun, apakah ada klub yang rela merogok dompet dalam-dalam untuk membayar gaji Alexis? Ìý

Kalau tidak ada, United harus rela menampung Alexis setidaknya sampai kontraknya berakhir pada 30 Juni 2022. Masih tiga tahun lagi, dan setiap pekannya rekening United 'dibobol' Rp 9,23 miliar. Rugi bandar, bos...Ìý

Overhaul di skuat United tidak hanya melepas pemain yang ada, tetapi juga merekrut tenaga baru. Di sini Alexis berpotensi 'membuat gara-gara' lagi.Ìý

Jika United naksir seorang pemain bintang, dan cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan, maka proses negosiasi kepindahan bisa dimulai. Namun saat melihat gaji yang diterima Alexis, agen si pemain bintang tentu ingin kliennya mendapat bayaran tinggi. Kalau bisa sama dengan Alexis, kalau lebih ya alhamdulillah.Ìý

Bila ini terjadi, maka anggaran gaji United bakal semakin besar. Beban keuangan klub menjadi tambah berat, dan pasti tidak sehat dalam jangka menengah-panjang.Ìý

Ibarat bermain catur, sekali salah langkah bisa membuat Anda kalah. Mungkin Anda bisa bertahan lebih lama, tetapi beban karena satu langkah yang salah tadi perlahan akan mengantar Anda ke sisi pecundang.Ìý

Itulah yang terjadi pada United. Satu kesalahan, yaitu merekrut Alexis, berujung pada masalah sistemik yang mempertaruhkan nasib klub.Ìý

Saat ini, masalah terbesar United adalah Alexis. United tersandera oleh Alexis, terancam tidak bisa berkembang gara-gara satu pemain.


TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular