
Tiket Melambung, Pemerintah Optimistis Inflasi Mei Cuma 0,5%
Samuel Pablo, ²©²ÊÍøÕ¾
31 May 2019 19:52

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah menargetkan inflasi di bulan Mei tahun ini, yang bertepatan dengan bulan puasa dan Lebaran di kisaran 0,5-0,6%.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, secara historis inflasi di bulan yang bertepatan dengan Ramadan dan Idulfitri memang selalu tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya yang berkisar antara 0,25%-0,30%.
Pada tahun lalu, inflasi Ramadan dan Lebaran yang jatuh di bulan Juni tercatat 0,59%, sementara di tahun 2017 sebesar 0,69%.
Pada Ramadan dan Idulfitri tahun lalu, inflasi tertinggi 0,15% terjadi di tarif angkutan udara, diikuti ikan segar 0,08%, daging ayam 0,07% dan telur ayam 0,06%.
Sementara di bulan puasa dan Lebaran 2017, inflasi tertinggi disebabkan oleh tarif listrik 0,17%, angkutan udara 0,12%, angkutan antarkota 0,08% dan bawang putih 0,08%.
"Tahun ini tentu tidak bisa dikatakan rendah. Kita sih berharap di bulan ini akan berkisar 0,5-0,6%, lebih tinggi dibandingkan bulan lain tapi lebih rendah dari bulan-bulan Idulfitri di tahun-tahun sebelumnya," kata Darmin dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (31/5/2019).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, transportasi, dalam hal ini kenaikan harga tiket pesawat menurutnya tidak akan berkontribusi banyak terhadap inflasi di bulan ini karena sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya sejak awal tahun.
"Tapi yang jelas masih meningkat. Inflasi justru akan disumbangkan sektor pangan di luar beras, seperti cabai dan bumbu-bumbuan. Sehingga kalau bicara angkutan, di bulan ini ada naiknya tapi tidak banyak. Inflasi transportasi yang banyak di bulan lalu," jelasnya.
Saksikan video Inflasi di Bulan Suci
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(dob) Next Article Inflasi RI Terendah Sepanjang Sejarah, Prestasi?
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, secara historis inflasi di bulan yang bertepatan dengan Ramadan dan Idulfitri memang selalu tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya yang berkisar antara 0,25%-0,30%.
Pada tahun lalu, inflasi Ramadan dan Lebaran yang jatuh di bulan Juni tercatat 0,59%, sementara di tahun 2017 sebesar 0,69%.
Pada Ramadan dan Idulfitri tahun lalu, inflasi tertinggi 0,15% terjadi di tarif angkutan udara, diikuti ikan segar 0,08%, daging ayam 0,07% dan telur ayam 0,06%.
Sementara di bulan puasa dan Lebaran 2017, inflasi tertinggi disebabkan oleh tarif listrik 0,17%, angkutan udara 0,12%, angkutan antarkota 0,08% dan bawang putih 0,08%.
"Tahun ini tentu tidak bisa dikatakan rendah. Kita sih berharap di bulan ini akan berkisar 0,5-0,6%, lebih tinggi dibandingkan bulan lain tapi lebih rendah dari bulan-bulan Idulfitri di tahun-tahun sebelumnya," kata Darmin dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (31/5/2019).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, transportasi, dalam hal ini kenaikan harga tiket pesawat menurutnya tidak akan berkontribusi banyak terhadap inflasi di bulan ini karena sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya sejak awal tahun.
"Tapi yang jelas masih meningkat. Inflasi justru akan disumbangkan sektor pangan di luar beras, seperti cabai dan bumbu-bumbuan. Sehingga kalau bicara angkutan, di bulan ini ada naiknya tapi tidak banyak. Inflasi transportasi yang banyak di bulan lalu," jelasnya.
Saksikan video Inflasi di Bulan Suci
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(dob) Next Article Inflasi RI Terendah Sepanjang Sejarah, Prestasi?
Most Popular