²©²ÊÍøÕ¾

Buset, Kekayaan Crazy Rich Hong Kong Raib US$ 15 M

Lynda Hasibuan, ²©²ÊÍøÕ¾
19 August 2019 12:59
Aksi protes besar-besaran telah mengganggu kehidupan sebagian besar masyarakat di Hong Kong selama 10 minggu terakhir
Foto: Pendemo Hong Kong Kembali Turun Secara Damai pada Hari Minggu, 18 Agustus 2019 (REUTERS/Aly Song)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aksi protes besar-besaran telah mengganggu kehidupan sebagian besar masyarakat di Hong Kong selama 10 minggu terakhir. Bukan hanya penutupan jalan dan penerbangan di bandara yang terganggu, tapi juga anjloknya pasar saham anjlok.

Berdasarkan data The Financial Times, kekalahan di pasar saham ini telah membuat kerugian fantastis bagi 10 warga terkaya Hong Kong. Bahkan mengutip Financial Times, nilainya mencapai lebih dari US$ 15 miliar (Rp 212 triliun).
Hal ini salah satunya dialami orang terkaya di Hongkong, Li Ka-Shing. Li sendiri telah kehilangan uangnya sebesar US$ 3 miliar sejak Juli. Miliarder berusia 90 tahun itu sekarang memiliki kekayaan bersih US$ 27 miliar.

Li sampai mengeluarkan biaya untuk memasang iklan di koran-koran lokal Hong Kong guna menyerukan diakhirinya protes. Iklan tersebut berisi ujaran dalam bahasa China, yang menyerukan 'hentikan kemarahan dan kekerasan atas nama cinta'.

Tidak hanya itu miliarder lainnya, Peter Woo orang terkaya nomor delapan di Hong Kong, juga mengungkapkan lebih dari US$ 1 miliar kekayaan pribadi Woo telah raib sejak protes dimulai. Meski demikian, sebagaimana dikutip Bloomberg, kekayaan Woo masih lumayan banyak yakni bernilai $ 11 miliar.

Business Insider melaporkan kekayaan bersih para milyarder Hong Kong sangat sensitif terhadap volatilitas pasar. Berdasarkan data perusahaan teknologi Prancis Capgemini, pada tahun 2018, populasi dengan nilai kekayaan tinggi di Hong Kong mengalami penurunan kekayaan kolektif paling tajam di kawasan mana pun di seluruh dunia.


Kekayaan bersih dari penduduk terkaya Hong Kong bahkan turun 13% pada 2018, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 3%.


Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong mulai Juni lalu karena RUU Ekstradisi. Namun arah demonstrasi kini meluas pada ungkapan untuk mendemokrasikan Hong Kong.

Para pengunjuk rasa memblokir pintu keberangkatan di bandara Hong Kong pada 13 Agustus, menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan. Para pemrotes memasang tanda-tanda meminta maaf kepada calon penumpang, dengan mengatakan mereka berjuang untuk kebebasan bersama.


Sementara itu, pengembang real-estate yang dijalankan oleh keluarga terkaya ketiga di Asia, Kwoks, menyerukan untuk diakhirinya demonstrasi. "Serangkaian tindakan kekerasan baru-baru ini yang menantang supremasi hukum telah merusak ekonomi Hong Kong dan secara serius mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga negara," kata Sun Hung Kai Properties dalam sebuah pernyataan.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(sef/sef) Next Article China Akan Ubah Pemilu Legislatif Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular