
Ini Sepak Terjang LPEI Bantu UMKM Tembus Pasar Ekspor
Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
21 August 2019 10:48

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia- Dalam mendukung peningkatan ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau dikenal sebagai Indonesia Eximbank tak hanya menyalurkan kredit ke korporasi namun juga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Salah satunya adalah PT Bali Tangi, UMKM asal Bali yang telah terkenal luas hingga ke manca negara dalam sebagai produsen bahan kosmetik/spa. Penyaluran kredit untuk Bali Tangi dilakukan oleh LPEI Kantor Pemasaran Denpasar.
Berdasarkan siaran pers dari LPEI, pembiayaan dalam bentuk Modal Kerja dan Investasi Ekspor senilai Rp 2,6 miliar telah disalurkan LPEI kepada Bali Tangi sejak 2017. Pembiayaan tersebut telah Bali Tangi untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga di atas 15%.
"Pemberian fasilitas ini merupakan komitmen LPEI dalam mendukung pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk serta memperluang jangkauan pangsa pasar ekspor," tulis siaran pers.
Bali Tangi juga menerima program KITE (Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor) yang diserahkan langsung oleh Presiden RI di Boyolali beberapa tahun yang lalu.
Program ini merupakan kemudahan yang diberikan Pemerintah kepada pelaku UKM yang berorientasi ekspor untuk melakukan pembebasan bea masuk dan PPN impor (tidak dipungut atas impor) bahan baku yang akan diolah, dirakit, dipasang dan hasil produksinya akan diekspor.
I Wayan Sukhana, Pemilik dari Bali Tangi, mengatakan keunikan produknya menggunakan bahan alam organik dengan proses produksi yang tersertifikasi CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik). "Ini merupakan konsep yang diusung oleh Bali Tangi guna menghasilkan kualitas produk spa (a.l. massage oil, soap, scrub) yang digemari di manca negara seperti Jepang, Australia, Malaysia, Korea dan Belanda," ujarnya.
Menurutnya, dalam membangun ekosistem ekspor, Bali Tangi melibatkan pelaku UKM disekitar lokasi pabrik setidaknya 12 supplier yang menjadi pemasok dengan tetap menjaga kualitas produksinya.
"Selain itu, Bali Tangi juga memberikan perhatian khusus kepada para penyandang disabilitas melalui Program CSR yang dimiliki berupa pelatihan membuat sedotan dari bambu untuk meningkatkan keterampilan," ujarnya.
Bali Tangi merupakan perusahaan yang lahir pasangan suami-istri, I Wayan Sukhana (Komisaris Utama) dan Yuliani Djayanegara (Direktur Utama). Keduanya jeli melihat peluang bisnis perawatan kulit dan spa herbal yang dinilai menjanjikan.
Apalagi peluang tersebut di dukung dengan sumber daya alam yang melimpah, tradisi masyarakat Bali yang kuat serta keindahan pariwisata bali yang mampu mengundang para wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
(dob/dob) Next Article Kinerja Ekspor Tertekan Akibat Perang Dagang, Ini Saran LPEI
Salah satunya adalah PT Bali Tangi, UMKM asal Bali yang telah terkenal luas hingga ke manca negara dalam sebagai produsen bahan kosmetik/spa. Penyaluran kredit untuk Bali Tangi dilakukan oleh LPEI Kantor Pemasaran Denpasar.
Berdasarkan siaran pers dari LPEI, pembiayaan dalam bentuk Modal Kerja dan Investasi Ekspor senilai Rp 2,6 miliar telah disalurkan LPEI kepada Bali Tangi sejak 2017. Pembiayaan tersebut telah Bali Tangi untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga di atas 15%.
"Pemberian fasilitas ini merupakan komitmen LPEI dalam mendukung pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk serta memperluang jangkauan pangsa pasar ekspor," tulis siaran pers.
Bali Tangi juga menerima program KITE (Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor) yang diserahkan langsung oleh Presiden RI di Boyolali beberapa tahun yang lalu.
Program ini merupakan kemudahan yang diberikan Pemerintah kepada pelaku UKM yang berorientasi ekspor untuk melakukan pembebasan bea masuk dan PPN impor (tidak dipungut atas impor) bahan baku yang akan diolah, dirakit, dipasang dan hasil produksinya akan diekspor.
I Wayan Sukhana, Pemilik dari Bali Tangi, mengatakan keunikan produknya menggunakan bahan alam organik dengan proses produksi yang tersertifikasi CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik). "Ini merupakan konsep yang diusung oleh Bali Tangi guna menghasilkan kualitas produk spa (a.l. massage oil, soap, scrub) yang digemari di manca negara seperti Jepang, Australia, Malaysia, Korea dan Belanda," ujarnya.
Menurutnya, dalam membangun ekosistem ekspor, Bali Tangi melibatkan pelaku UKM disekitar lokasi pabrik setidaknya 12 supplier yang menjadi pemasok dengan tetap menjaga kualitas produksinya.
"Selain itu, Bali Tangi juga memberikan perhatian khusus kepada para penyandang disabilitas melalui Program CSR yang dimiliki berupa pelatihan membuat sedotan dari bambu untuk meningkatkan keterampilan," ujarnya.
Bali Tangi merupakan perusahaan yang lahir pasangan suami-istri, I Wayan Sukhana (Komisaris Utama) dan Yuliani Djayanegara (Direktur Utama). Keduanya jeli melihat peluang bisnis perawatan kulit dan spa herbal yang dinilai menjanjikan.
Apalagi peluang tersebut di dukung dengan sumber daya alam yang melimpah, tradisi masyarakat Bali yang kuat serta keindahan pariwisata bali yang mampu mengundang para wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
(dob/dob) Next Article Kinerja Ekspor Tertekan Akibat Perang Dagang, Ini Saran LPEI
Most Popular