
Ini yang Bikin Pabrik Tekstil Megap-Megap

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat mengklaim sebanyak 80% anggotanya yang mencapai 200 perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan.ÌýPemicunya serbuan produk impor yang menggerus penjualan, terutamaÌýkain tekstil.Ìý
Wakil Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat, Rizal Tanzil mengatakan bila 2-3 bulan ke depan belum ada perbaikan maka keuangan para anggotanya makin sulit, termasuk urusan membayar gaji karyawan.
Apalagi pada akhir tahun, akan beberapa kebijakan yang akan makin memberatkan dunia usaha seperti kenaikan UMP, kenaikan iuran BPS Kesehatan,
"Itu semua bagaimana kita mau bayar, barang nggak laku, sepi dagangan," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (30/8)
Ia mengatakan pemerintah harus melakukan pembatasan impor produk TPT dengan pengenaan penambahan bea masuk anti dumping pada produk kain tekstil. Pembatasan impor dengan tarif antiÌýdumping untuk produk benang memang sudah dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sri MulyaniÌýtelah mengeluarkanÌýPeraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 115/PMK.010/2019 tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping terhadap spin drawn yarn (SDY) dari China diteken Sri Mulyani dan diundangkan pada 6 Agustus 2019 lalu.
Rizal mengatakan serbuan produk kain impor sudah terasa setidaknya sejak akhir 2017, tapi kala itu belum terlalu terasa. Pelaku TPT mulai merasakan signifikan setelah 2018 bergulir dan puncaknya terjadi sepanjang 2019.
"Mulai parah habis lebaran (2019), sampai sekarang. Mulai terasa tanda-tanda awal sejak akhir 2017, sepanjang 2018, biasanya orderan naik, nggak ada perubahan, Imlek nggak juga ada tambah orderan, tahun baru juga," katanya.
Ia mengatakan dalam beberapa bulan ke depan, sampai akhir tahun, bahkan tahun depan maka kondisinya bakal makin parah.
Catatan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) neraca perdagangan TPT Indonesia juga terus tergerus dari surplus US$ 6,7 miliar di tahun 2007 menjadi hanya US$ 3,2 miliar tahun lalu.
Ìý
Dalam lima tahun terakhir, impor produk TPT mencapai lonjakan terparah sepanjang tahun lalu mencapai 13,8%, sementara ekspor hanya tumbuh 0,9%. Ini merupakan kinerja perdagangan TPT terburuk dalam era pemerintahan saat ini.
"Ini buat peringatan dini bagi pemerintah. Sebentar lagi kenaikan UMK, belum lagi BPJS naik," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Industri Tekstil RI: Kalah dari Vietnam hingga Gelombang PHK