Seorang Bayi di Sumsel Diduga Meninggal Akibat Asap Karhutla
Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
16 September 2019 11:46

Palembang, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra Selatan mulai memakan korban. Seorang bayi bernama Elsa Pitaloka dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Ar-Rasyid, Palembang, Sumsel.

Kabar itu telah dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin M. Hakim. Menurut dia, Dinkes Banyuasin telah melakukan pengecekan ke RS Ar-Rasyid.
Dia menjelaskan pneumonia merupakan infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantong udara yang menyebabkan ada cairan di paru paru yang bisa berisi nanah. Infeksi tersebut bisa disebabkan karena mengirup udara yang tidak sehat dan mengandung partikel asap.
"Kami imbau warga untuk pakai masker karena udara tidak sehat dan kabut asap juga banyak," kata Hakim.
CNN Indonesia menuliskan Desa Talang Buluh tempat tinggal Elsa dilanda kabut asap karhutla sejak musim kemarau tiba. Elsa mengalami sesak napas sejak Sabtu (14/9/2019).
Ketika kondisinya semakin memburuk, orang tua Elsa yang merupakan warga RT 8 Dusun II, Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kepala, Kabupaten Banyuasin membawanya ke bidan. Namun bidan desa menganjurkan membawa Elsa ke rumah sakit.
Perangkat Desa BPD Desa Talang Buluh Agus Darwanto mendampingi orang tua Elsa, Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) ke RSUD Pratama Sukajadi Banyuasin. Petugas medis RSUD Pratama Sukajadi pun tak sanggup merawat Elsa karena tidak memiliki peralatan pembantu pernapasan. Dia kemudian dirujuk ke RS Ar-Rasyid Palembang.
"Sekitar 11.30 dibawa ke Ar-Rasyid dilarikan ke IGD, dikasih bantuan sementara. Di IGD dicek dokter katanya kemungkinan kena ISPA," ujar Agus saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Minggu (15/9).
Usai diperiksa, dokter kembali merujuk Elsa ke RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang karena RS Ar-Rasyid tidak memiliki alat pompa pernapasan. Namun, setelah mengontak RSMH, Agus berujar, kamar rawat inap sedang penuh sehingga Elsa disuruh untuk menunggu.
"Selagi menunggu itu Elsa dirawat dulu di IGD Ar-Rasyid sambil dikasih perawatan alat oksigen. Sudah hampir magrib dapat kabar kalau sudah bisa dirujuk ke RSMH, akhirnya keluarga persiapan, urus administrasi. Tapi pas lagi siap-siap itu Elsa drop, kata dokter gagal pernapasan sampai enggak ada lagi [meninggal] pukul 18.35 sebelum dirujuk," kata pria yang juga kerabat orang tua Elsa itu.
Agus berujar, pihak keluarga tidak mengetahui penyebab pasti meninggalnya Elsa karena belum ada alat yang memeriksa Elsa. Namun sesak napas yang dialami bayi empat bulan tersebut tidak kunjung membaik hingga Elsa mengembuskan napas terakhir.
(miq/miq) Next Article Atasi Kabut Asap, Malaysia Ciptakan Hujan Buatan

Kabar itu telah dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin M. Hakim. Menurut dia, Dinkes Banyuasin telah melakukan pengecekan ke RS Ar-Rasyid.
"Kami imbau warga untuk pakai masker karena udara tidak sehat dan kabut asap juga banyak," kata Hakim.
CNN Indonesia menuliskan Desa Talang Buluh tempat tinggal Elsa dilanda kabut asap karhutla sejak musim kemarau tiba. Elsa mengalami sesak napas sejak Sabtu (14/9/2019).
Ketika kondisinya semakin memburuk, orang tua Elsa yang merupakan warga RT 8 Dusun II, Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kepala, Kabupaten Banyuasin membawanya ke bidan. Namun bidan desa menganjurkan membawa Elsa ke rumah sakit.
Perangkat Desa BPD Desa Talang Buluh Agus Darwanto mendampingi orang tua Elsa, Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) ke RSUD Pratama Sukajadi Banyuasin. Petugas medis RSUD Pratama Sukajadi pun tak sanggup merawat Elsa karena tidak memiliki peralatan pembantu pernapasan. Dia kemudian dirujuk ke RS Ar-Rasyid Palembang.
"Sekitar 11.30 dibawa ke Ar-Rasyid dilarikan ke IGD, dikasih bantuan sementara. Di IGD dicek dokter katanya kemungkinan kena ISPA," ujar Agus saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Minggu (15/9).
Usai diperiksa, dokter kembali merujuk Elsa ke RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang karena RS Ar-Rasyid tidak memiliki alat pompa pernapasan. Namun, setelah mengontak RSMH, Agus berujar, kamar rawat inap sedang penuh sehingga Elsa disuruh untuk menunggu.
"Selagi menunggu itu Elsa dirawat dulu di IGD Ar-Rasyid sambil dikasih perawatan alat oksigen. Sudah hampir magrib dapat kabar kalau sudah bisa dirujuk ke RSMH, akhirnya keluarga persiapan, urus administrasi. Tapi pas lagi siap-siap itu Elsa drop, kata dokter gagal pernapasan sampai enggak ada lagi [meninggal] pukul 18.35 sebelum dirujuk," kata pria yang juga kerabat orang tua Elsa itu.
Agus berujar, pihak keluarga tidak mengetahui penyebab pasti meninggalnya Elsa karena belum ada alat yang memeriksa Elsa. Namun sesak napas yang dialami bayi empat bulan tersebut tidak kunjung membaik hingga Elsa mengembuskan napas terakhir.
(miq/miq) Next Article Atasi Kabut Asap, Malaysia Ciptakan Hujan Buatan
Most Popular