
Menteri Susi Singgung IQ Orang RI Rendah: Berat Bersaing!
Efrem Siregar, ²©²ÊÍøÕ¾
09 October 2019 16:24

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi persoalan bagi bangsa Indonesia. Padahal, pembangunan Indonesia menuju era 4.0 erat berhubungan dengan SDM. Persaingan antara negara makin ketat.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerangkan bahwa persoalan tersebut dapat diurai mulai dari menghilangkan stunting pada anak-anak.
"Kita ingin menghilangkan stunting (kerdil), kate sebesar 39%. Rata-rata yang orang pendek ini IQ nya rendah. [Padahal] persaingan dengan industri 4.0 memerlukan kreativitas. Lapangan kerja 4.0 hanya untuk manusia berkualitas bukan untuk manusia biasa," kata Susi dalam konferenai pers penggagalan penyelundupan benih lobster ilegal di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019).
Ia tidak ingin pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi ternyata beriringan dengan masalah kualitas SDM yang rendah. Susi menyebut Presiden Joko Widodo periode keduanya mendatang telah mencanangkan pembangunan SDM.
"Pendidikan vokasional, semua didorong untuk ditingkatkan. Tapi kalau bahan baku manusia-manusia Indonesia IQ-nya rendah itu nggak akan banyak membantu," kata Susi.
Indonesia, sambungnya, butuh manusia yang pintar, sehat jasmani dan memiliki level IQ di atas 100.
"Sekarang kita recruiting mencari IQ 95 ke atas sudah sulit, rata-rata 60% masih IQ 95. Kalau seperti itu, akan berat sekali bersaing dengan negara tetangga," tambahnya.
Sehingga asupan gizi menjadi penting. Menurutnya satu-satunya sumber protein paling murah adalah ikan dan sumber daya ini bisa diakses semua orang.
"[Di lau] nggak ada konsesi, nggak ada kavling. Izin penangkapan ikan besar berdasarkan wilayah memang ada, tetapi tidak absolut, laut tetap terbuka, sehingga semua orang bisa memancing, menjala ikan."
"Tanpa akses infrastruktur diperlukan mereka bisa makan," jelas Susi.
(hoi/hoi) Next Article Susi 'Cium' Kapal Asing Beraksi Lagi, KKP Komentar Begini
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerangkan bahwa persoalan tersebut dapat diurai mulai dari menghilangkan stunting pada anak-anak.
"Kita ingin menghilangkan stunting (kerdil), kate sebesar 39%. Rata-rata yang orang pendek ini IQ nya rendah. [Padahal] persaingan dengan industri 4.0 memerlukan kreativitas. Lapangan kerja 4.0 hanya untuk manusia berkualitas bukan untuk manusia biasa," kata Susi dalam konferenai pers penggagalan penyelundupan benih lobster ilegal di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019).
Ia tidak ingin pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi ternyata beriringan dengan masalah kualitas SDM yang rendah. Susi menyebut Presiden Joko Widodo periode keduanya mendatang telah mencanangkan pembangunan SDM.
"Pendidikan vokasional, semua didorong untuk ditingkatkan. Tapi kalau bahan baku manusia-manusia Indonesia IQ-nya rendah itu nggak akan banyak membantu," kata Susi.
Indonesia, sambungnya, butuh manusia yang pintar, sehat jasmani dan memiliki level IQ di atas 100.
"Sekarang kita recruiting mencari IQ 95 ke atas sudah sulit, rata-rata 60% masih IQ 95. Kalau seperti itu, akan berat sekali bersaing dengan negara tetangga," tambahnya.
Sehingga asupan gizi menjadi penting. Menurutnya satu-satunya sumber protein paling murah adalah ikan dan sumber daya ini bisa diakses semua orang.
"[Di lau] nggak ada konsesi, nggak ada kavling. Izin penangkapan ikan besar berdasarkan wilayah memang ada, tetapi tidak absolut, laut tetap terbuka, sehingga semua orang bisa memancing, menjala ikan."
"Tanpa akses infrastruktur diperlukan mereka bisa makan," jelas Susi.
(hoi/hoi) Next Article Susi 'Cium' Kapal Asing Beraksi Lagi, KKP Komentar Begini
Most Popular