²©²ÊÍøÕ¾

LPEI Dampingi UKM Tembus Pasar Ekspor, Ini Strateginya!

Yuni Astutik, ²©²ÊÍøÕ¾
16 October 2019 16:22
Indonesia Eximbank memfasilitasi UKM binaannya untuk bisa menembus pasar ekspor melalui Trade Expo Indonesia (TEI)
Foto: Yuni Astutik
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memfasilitasi UKM binaannya untuk bisa menembus pasar ekspor melalui Trade Expo Indonesia (TEI) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD.

Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan, UKM binaan merupakan peserta Coaching Program For New Exporter (CPNE) yang telah mendapatkan pelatihan serta pendampingan dari LPEI selama satu tahun ini.

"Sejak program CPNE dijalankan sudah ada 2.200 UKM Berorientasi Ekspor yang mengikuti pelatihan CPNE," katanya saat ditemui di "TEI ke-34" di ICE BSD, Tangerang, Rabu (16/10/2019).

Adapun klasifikasi UMKM yang bisa mendapatkan fasilitas CPNE adalah harus memiliki produk berorientasi ekspor unggulan, memiliki staf minimal 3 orang, memiliki email, telah memiliki pasar domestik, familiar dengan transaksi elektronik / marketplace. 


Sejak tahun 2018 para mitra binaan diperkaya dengan Digital Handholding Program yaitu pelatihan untuk UMKM agar siap memasuki pasar internasional via marketplace global.

Upaya LPEI mempertemukan UKM binaan dengan pembeli luar negeri pada acara TEI ini, diharapkan dapat menjadi peluang besar bagi UKM untuk melangkah menjadi eksportir langsung. TEI merupakan suatu acara yang dibuat untuk calon buyers. LPEI sangat commit dan support terhadap kegiatan seperti ini. LPEI mengikutsertakan UKM binaan dari program CPNE.

"Melalui program CPNE ini, LPEI melakukan pendampingan, pelatihan packaging, bagaimana membuat desain yang baik, bagaimana memasarkan, juga bagaimana meng-handle order. Ini sudah kami lakukan sejak 2015."

Dia menambahkan, melalui TEI 2019, tambah Sinthya paling tidak buyer sudah melihat kalau produk Indonesia mempunyai kualitas yang cukup baik dan berikutnya penjualan dari binaan LPEI bisa meningkat.

Salah satu UKM binaan LPEI adalah pengusaha alas kaki di bawah bendera CV BDC Bandung. Manager Pengelola BDC Bandung, Euis Supriati adalah peserta CPNE tahun lalu.

Dia menyebut, setelah mengikuti pelatihan CPNE, omsetnya naik hingga delapan kalilipat menjadi Rp 800 juta. Angka ini jauh lebih besar dibanding sebelum mengikuti CPNE, di mana omsetnya hanya Rp 100 juta setahun.

"Sudah ekspor juga ke Nigeria. Dalam waktu dekat akan kirim seribu pasang," ujarnya saat ditemui di gerai miliknya dalam pameran TEI ke-34.

Selama pelatihan, banyak hal yang dia peroleh. Mulai dari bagaimana cara ekspor, meningkatkan daya saing, hingga dokumen apa saja yang diperlukan untuk bisa menembus pasar ekspor.

Pengusaha batik asal Bangka, HDNOTO Batik juga mengungkap hal yang sama. Owner HDNOTO batik, Erna Ningsih menyebut sudah mengekspor kain batik buatannya ke negara tetangga yaitu Malaysia.

"Saya merupakan CPNE 2019, yang membuat saya belajar branding, bagaimana agar produk mudah dikenal. Sebelum ikut CPNE ijin untuk ekspor apa saja, saya tidak tahu," tegasnya.
LPEI Dampingi UKM Tembus Pasar EksporFoto: Yuni Astutik

(dob/dob) Next Article Ini Strategi LPEI Dorong UMKM Masuk Pasar Ekspor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular