²©²ÊÍøÕ¾

Cuma 3 Juta Orang, Turis Muslim Datang ke RI Bak Butiran Debu

Yuni Astutik, ²©²ÊÍøÕ¾
17 October 2019 15:04
Potensi pariwisata halal sangat besar, di mana untuk traveller muslim jumlahnya mencapai 300 juta orang.
Foto: Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Winandar (²©²ÊÍøÕ¾/Arina Yulistara)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar mengatakan potensi pariwisata halal sangat besar, di mana untuk traveller muslim jumlahnya mencapai 300 juta orang. Namun, turis muslim yang datang ke Indonesia baru 3 juta orang.

"Kita punya potensi, yang datang ke Indonesia baru 3 juta," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata & BPS, tahun lalu ada lebih dari 15 juta turis yang datang berkunjung ke Indonesia. Dari angka tersebut, 22% persen diantaranya atau sekitar 3,4 juta adalah turis muslim. Angka ini lebih kecil dibanding muslim turis yang menjejakkan kakinya di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand hingga Turki.

Jumlah turis muslim yang mengunjungi Singapura mencapai 4,1 juta, ke Malaysia mencapai 6,4 juta, ke Thailand mencapai 5,2 juta dan ke Turki mencapai 6,1 juta. Sertifikasi halal di sejumlah destinasi wisata menurutnya penting, untuk menggaet turis muslim ini, seperti yang sudah dilakukan di Malaysia.


"Di Bukit Bintang ada toko buka sampai malam atau subuh. Ngapain? karena traveller Timur Tengah tidurnya subuh, itu adalah bagian dari servis," ujar mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif jaman SBY ini.

Menurutnya, Indonesia harus mampu mengejar ketertinggalan itu. Salah satunya dengan memberikan fasilitas seperti Musholla di sejumlah pusat perbelanjaan. "Karena bicara pariwisata halal ya termasuk belanja juga," imbuhnya.

Di Bali misalnya, banyak turis muslim yang berkunjung. Ini menjadi satu catatan penting, agar terkait sertifikasi halal menjadi jelas, bagaimana dan apa saja yang bisa dilakukan untuk menggaet lebih banyak turis.

"Muslim ke Bali banyak, masa ngga solat. disediakan tempat solat, itu servis, bukan Bali-nya di halalkan. Ini yang salah kaprah, masa lokasinya yang di halal-kan, tapi servis," tegasnya.




(dob/dob) Next Article Pak Jokowi, Pariwisata RI Juga Semakin Gak Beres Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular