²©²ÊÍøÕ¾

UMP Naik 8,51% Apakah Pekerja Bisa Makin Sejahtera?

Tirta Citradi, ²©²ÊÍøÕ¾
19 October 2019 15:52
UMP Naik 8,51% Apakah Pekerja Bisa Makin Sejahtera?
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pada Kamis 17 Oktober 2019, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri resmi merilis hitungan nilai kenaikan upah minimum provinsi (UMP) untuk tahun 2020 sebesar 8,51%. Kenaikan ini setidaknya jauh lebih tinggi dibanding kenaikan 2019 yang hanya 8,03%.

Kenaikan UMP sebesar 8,51% ditetapkan berdasarkan asumsi inflasi 3,39% dan pertumbuhan ekonomi 5,12%. Itu artinya kalau kita tinggal di DKI Jakarta dengan UMP Rp 3,9 juta/bulan saat ini, mulai tahun depan pekerja akan terima kurang lebih Rp 4,2 juta/bulan.

Saat gaji naik apa menjamin kita hidup lebih enak dan sejahtera? Jawabannya belum tentu! karena harus bandingkan dengan biaya hidup terlebih dahulu.

Memang perhitungan kenaikan gaji selalu mempertimbangkan inflasi alias kenaikan harga-harga supaya hidup tak sengsara-sengsara amat.

Sebenarnya bagaimana biaya hidup di Indonesia? Apakah murah? Cukupkah gaji kita untuk hidup? Bagaimana dengan negara-negara lain?

Namun, untuk menjawab itu harus melihat banyak aspek. Pertama, gaji di tiap daerah itu tidak sama besarannya. Kedua, biaya hidup di daerah juga tidak sama. Kalau hidup di desa ya tentu biaya hidup relatif lebih murah dibandingkan dengan di kota. Ketiga, istilah gaji itu hanya untuk pekerja alias karyawan. Di luar itu istilahnya bukan gaji.

Terus gimana dong untuk mengukur apakah kita hidup berkecukupan atau tidak? Tenang!

Ada istilah yang namanya pendapatan alias income . Istilah ini lebih tepat menggambarkan besaran uang yang kita dapat karena seorang karyawan bisa saja memperoleh cuan dari gaji saja tetapi dari investasi atau usaha lain.

Dalam ekonomi, ada istilah yang namanya Gross National Income (GNI) alias pendapatan nasional yang mengukur jumlah pendapatan suatu negara dalam setahun.

Kalau GNI suatu negara dibagi dengan total populasinya, maka dapatlah angka GNI/kapita. Itulah yang dianggap pendapatan kita dalam setahun. Kalau dibagi lagi dengan jumlah bulan dalam setahun maka kita dapat pendapatan/bulan.

Mengutip data Bank Dunia, GNI/kapita Indonesia pada 2018 mencapai US$ 3.840. Artinya dalam sebulan pendapatan orang Indonesia adalah US$ 320. Dengan asumsi kurs rupiah 14.000/US$ nilainya setara dengan Rp 4.480.000/bulan.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>
Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, pendapatan Indonesia tergolong rendah. Mengutip data World Data, pendapatan orang Amerika dalam sebulan mencapai US$ 5.238.

Orang Singapura mendapat US$ 4.898/bulan. Korea Selatan US$ 2.550/bulan. Berikut adalah rincian perbandingan pendapatan orang Indonesia dengan negara lain.



Mari beralih ke biaya hidup. Karena biaya hidup di tiap negara berbeda-beda, untuk memudahkan perbandingan maka kita gunakan Amerika Serikat sebagai patokan dengan angka biaya hidup 100. Setiap angka di bawah 100 mengindikasikan biaya hidup yang lebih murah. Jika lebih dari 100 ya artinya lebih mahal.

Namun perlu catatan! Penghitungan yang dilakukan oleh World Data ini bukan tanpa kekurangan. Dalam perhitungan ini biaya apartemen atau tempat tinggal tidak diikutsertakan karena tidak ada standar yang sama untuk hal-hal semacam itu.

Skor indeks biaya hidup Indonesia adalah 44.7 artinya secara rata-rata biaya hidup orang Indonesia lebih rendah 55,3% dibandingkan dengan orang Amerika. Sementara itu, biaya hidup rata-rata di Swiss dan Australia masing-masing lebih tinggi 46,8% dan 7,7% dibandingkan dengan Amerika.



Kalau dikombinasikan maka akan diperoleh purchasing power indeks yang mengindikasikan tingkat kemakmuran suatu negara dibandingkan dengan negara lain dalam hal ini Amerika.



Kalau menggunakan angka tersebut berarti kemakmuran orang Indonesia dibandingkan dengan Amerika jauh tertinggal. Bahkan orang Indonesia masih kalah tertinggal dari Malaysia, Thailand, dan China.

Jadi kesimpulannya memang biaya hidup di Indonesia lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun di sisi lain pendapatannya juga tergolong berada di klasemen bawah.

Kalau mau hidup sejahtera dengan biaya hidup yang relatif rendah dan pendapatan tinggi maka Qatar dan Macau bisa jadi destinasi yang tepat.



TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular