
Ini Detik-Detik Kesibukan Pilot Pesawat JT-610 Sebelum Jatuh
Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
25 October 2019 18:24

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi kecelakaan maut Lion Air JT-610. Dari hasil investigasi tersebut, terungkap bahwa terjadi kesulitan koordinasi pada detik-detik sebelum jatuhnya pesawat.
Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, menjelaskan bahwa hal tersebut berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan. Dikatakan bahwa pilot dan co-pilot kesulitan dalam mengendalikan pesawat.
Hal tersebut disebabkan oleh situasi sulit, dengan rangkaian peringatan berulang aktivasi MCAS, dan padatnya komunikasi dengan ATC. Sehingga, koordinasi antar-pilot dan pengelolaan beban kerja menjadi tidak efektif.
"Kapten saat terbang tiba-tiba terjadi masalah, memberikan instruksi membaca buku prosedur. Co-pilot cari di buku," ungkap Nurcahyo dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Jumat (25/10/2019).
Alhasil, pengendalian pesawat dilakukan seorang diri. Padahal, stabilitas penerbangan belum sepenuhnya terkendali. Di sisi lain, co-pilot masih membaca buku panduan untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi.
"Nah yang [mengendalikan] terbang, pesawat sulit diterbangkan, yang baca buku juga prosedurnya panjang sekali," tandasnya.
Di dalam menjalankan dua pekerjaan yang berbeda tersebut, koordinasi tak dilakukan dengan baik. Sebab, masing-masing fokus dengan tugasnya tanpa mengetahui perkembangan terkini dari pekerjaan lainnya satu sama lain.
"Bukan panik. Mereka melakukan tugas masing-masing, tidak bekerja sama. Itu yang kita lihat," katanya.
Seharusnya, menurut dia, keduanya perlu fokus menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu secara bersama-sama. Artinya, perintah untuk membuka buku prosedur bisa ditunda sampai pesawat berhasil dikendalikan.
"Jadi di sini saya juga yakin akan jadi bahan pelatihan pilot-pilot seluruh dunia bahwa dalam kondisi seperti ini harusnya seperti apa. Bahwa ternyata tunda dulu, yakinkan pesawat bisa diterbangkan baru ke yang lain," katanya.
(hoi/hoi) Next Article KNKT Rilis Penyebab JT-610 Jatuh, Ini Respons Boeing
Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, menjelaskan bahwa hal tersebut berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan. Dikatakan bahwa pilot dan co-pilot kesulitan dalam mengendalikan pesawat.
Hal tersebut disebabkan oleh situasi sulit, dengan rangkaian peringatan berulang aktivasi MCAS, dan padatnya komunikasi dengan ATC. Sehingga, koordinasi antar-pilot dan pengelolaan beban kerja menjadi tidak efektif.
![]() |
"Kapten saat terbang tiba-tiba terjadi masalah, memberikan instruksi membaca buku prosedur. Co-pilot cari di buku," ungkap Nurcahyo dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Jumat (25/10/2019).
Alhasil, pengendalian pesawat dilakukan seorang diri. Padahal, stabilitas penerbangan belum sepenuhnya terkendali. Di sisi lain, co-pilot masih membaca buku panduan untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi.
"Nah yang [mengendalikan] terbang, pesawat sulit diterbangkan, yang baca buku juga prosedurnya panjang sekali," tandasnya.
Di dalam menjalankan dua pekerjaan yang berbeda tersebut, koordinasi tak dilakukan dengan baik. Sebab, masing-masing fokus dengan tugasnya tanpa mengetahui perkembangan terkini dari pekerjaan lainnya satu sama lain.
"Bukan panik. Mereka melakukan tugas masing-masing, tidak bekerja sama. Itu yang kita lihat," katanya.
Seharusnya, menurut dia, keduanya perlu fokus menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu secara bersama-sama. Artinya, perintah untuk membuka buku prosedur bisa ditunda sampai pesawat berhasil dikendalikan.
"Jadi di sini saya juga yakin akan jadi bahan pelatihan pilot-pilot seluruh dunia bahwa dalam kondisi seperti ini harusnya seperti apa. Bahwa ternyata tunda dulu, yakinkan pesawat bisa diterbangkan baru ke yang lain," katanya.
(hoi/hoi) Next Article KNKT Rilis Penyebab JT-610 Jatuh, Ini Respons Boeing
Most Popular