²©²ÊÍøÕ¾

Chappy Hakim: Turbulensi Freeport Hingga 'Papa Minta Saham'

Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
28 October 2019 18:06
Chappy Hakim membeberkan pengalamannya mengurus PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui buku.
Foto: Suasana penambangan Grasberg Freeport. (Dok. PT Freeport Indonesia)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim membeberkan pengalamannya mengurus PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam waktu singkat. Sederet kiprahnya sebagai Senior Advisor dan Presiden Direktur PTFI, tertuang dalam buku berjudul "FREEPORT: Catatan Pribadi Chappy Hakim".

"Freeport itu sebuah tambang yang selalu menarik perhatian banyak orang dan punya arti sangat khusus," ungkap Chappy Hakim dalam peluncuran buku yang berlangsung di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Senin (28/10/2019).

Ia menyebut bahwa, buku ini sekaligus menjadi sebuah jawaban atas munculnya banyak pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Terutama, terkait dengan kesediaannya menerima posisi sebagai Presdir PTFI, padahal sudah 10 tahun pensiun dari posisi orang nomor satu di TNI Angkatan Udara.

"Saya masuk Freeport di tengah turbulensi proses perpanjangan kontrak. Hanya beberapa saat setelah skandal 'papa minta saham'," urainya.

Kasus 'Papa Minta Saham' merupakan skandal yang melibatkan mantan Ketua DPR Setya Novanto. Saat itu, Setya mencatut nama Presiden Jokowi terkait jatah saham PT Freeport.



Buku ini juga menuangkan secara tidak langsung tentang apa saja dari sisi regulasi yang dipandang dapat menghambat investor untuk mau berinvestasi di Indonesia. Di balik kisah-kisah ringan yang ditampilkan, secara implisit banyak poin penting mengenai isu investasi yang terkandung di dalamnya.

Dia berharap, catatan dalam buku ini dapat turut memberikan kontribusi kepada para pengambil kebijakan di level mana pun tentang sisi-sisi mana yang masih memerlukan penyempurnaan agar Indonesia dapat tampil sebagai sebuah negara yang ramah investor, sebagai sebuah negara yang investor friendly.

Regulasi yang jelas dan tegas serta urusan melalui satu pintu/atap, menurutnya merupakan idaman para investor. Tanpa menurunkan martabat sebagai bangsa, keberadaan investor dapat dengan mudah diukur berdasar konstitusi, yaitu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

"Catatan pribadi dalam buku ini diharapkan dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam urun rembug menyempurnakan regulasi serta tata cara prosedur dalam menuju Indonesia yang ramah investor," kata Chappy Hakim.

Chappy ditunjuk sebagai orang nomor satu di Freeport, mulai 20 November 2016, dan mengundurkan diri pada Februari 2017.
(hoi/hoi) Next Article Usai Rapat dengan Luhut, Target Smelter Freeport Dipercepat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular