
Beda dengan Susi, Ekspor Benih Lobster Disebut Gila dan Mafia
Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
13 December 2019 08:59

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengeluarkan kebijakan membuka kembali ekspor benih lobster menuai kontroversi. Ekonom Faisal Basri sampai angkat bicara, Faisal bahkan menyebut istilah 'mafia' dan rencana ini sudah 'gila'.
Faisal mengatakan mengapa rencana kebijakan pencabutan larangan ekspor bibit lobster dianggap sudah 'gila', karena harusnya dengan membudidayakan bibit lobster di dalam negeri akan menciptakan nilai tambah lebih besar, bila langsung ekspor diambil dari alam tak ada nilai tambah.
"Nah ini sumber yang bisa kita tingkatkan penerimaan ekspornya ya kita jual. Bibirnya ya namanya bibit ya kita jual gimana sih gila nggak," katanya di Kemenkeu, Selasa (10/12).
Ia mengatakan kegiatan atau perdagangan bibit lobster memang harus dilarang. Selain tak memberikan nilai tambah juga merusak lingkungan.
"Untungnya besar sekali lebih besar dari bisnis kapal ilegal. Kapal ilegal mau ditenggelamin juga ruginya sedikit. Tapi kalo lobster itu besar. Ada mafianya itu," kata Faisal.
Susi Pudjiastuti dalam postingan di akun Twitternya, Selasa (10/12) sempat membahas soal rencana kembali mengekspor bibit lobster, yang sudah sempat dilarangnya kala menjadi menteri KKP.
"Lobster yg bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menjual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak. Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dari Nya," katanya.
Edhy Prabowo dalam penjelasan bahwa ada potensi ekspor yang baru disadari Edhy saat mengirim tim ke Vietnam untuk melakukan pemantauan harga benih lobster. Ia mengaku kaget karena benih lobster yang dijual jauh meningkat dibanding harga jual dari nelayan di Indonesia.
"Paling mahal itu Rp139 ribu satu benih. Gila, satu benih baby lobster itu Rp139 rb? 'iya pak susah barangnya sekarang. Biasanya hanya Rp50-70 ribuan," katanya di Rakornas KKP Hotel Borobudur, rabu (4/12/2019).
Padahal, kata Edhy benih lobster yang dijual dari Indonesia hanya di kisaran Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Penyebab membengkaknya harga hingga puluhan kali lipat disinyalir karena rute perjalanan yang tidak langsung. Sebelum tiba di Vietnam, benih lobster tersebut harus lebih dulu melewati Singapura. Sehingga ada peningkatan harga di perantara.
Potensi besar yang dimiliki masih harus dibayangi oleh terganggunya ekosistem serta budidaya lobster. Edhy mendorong petambak untuk menyediakan re-stok lobster dewasa sebanyak 5 persen.
Termasuk adanya kajian khusus terkait perkembangbiakan lobster jika kebijakan tersebut jadi diterapkan. "Lewat putusan ilmiah. lobster itu kalau tidak dipanen toh tumbuhnya (hanya) 1 persen," sebut Edhy.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung langkah Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang berencana akan membuka ekspor benih lobster. Menurutnya, ada dampak ekonomi yang besar dari rencana tersebut dibandingkan harus ditutup keran ekspornya.
"Nilai tambah juga, daripada sekarang ini diselundupkan 80 persen, lebih bagus dikontrol. Kan ujung-ujungnya pengawasan," kata Luhut di kantornya kamis (12/12/2019).
"Dulu ada masalah sekarang juga ada masalah. Apa nanti dengan gini nggak ada masalah, ya nggak lah ada masalah tapi masalahnya makin kecil, kalo pengawasan lebih bagus dan jelas," lanjutnya.
Keyakinan Luhut untuk mendukung wacana program Edhy itu dikarenakan peluang hidup benih lobster juga tidak besar, bahkan hanya 1% bila di alam bebas. Namun, bukan berarti semua benih akan diekspor.
"Sebagian tetap dilepaskan. 5% ke habitatnya. Supaya benih nggak hilang. Sudah ada hitung-hitungan ilmiahnya lah, studinya sudah ada. Apapun studi itu, implementasi penting. Super penting pengawasan," sebut Luhut.
(hoi/hoi) Next Article Edhy Prabowo Lanjutkan Penenggelaman Kapal ala Susi, tapi...
Faisal mengatakan mengapa rencana kebijakan pencabutan larangan ekspor bibit lobster dianggap sudah 'gila', karena harusnya dengan membudidayakan bibit lobster di dalam negeri akan menciptakan nilai tambah lebih besar, bila langsung ekspor diambil dari alam tak ada nilai tambah.
"Nah ini sumber yang bisa kita tingkatkan penerimaan ekspornya ya kita jual. Bibirnya ya namanya bibit ya kita jual gimana sih gila nggak," katanya di Kemenkeu, Selasa (10/12).
"Untungnya besar sekali lebih besar dari bisnis kapal ilegal. Kapal ilegal mau ditenggelamin juga ruginya sedikit. Tapi kalo lobster itu besar. Ada mafianya itu," kata Faisal.
Susi Pudjiastuti dalam postingan di akun Twitternya, Selasa (10/12) sempat membahas soal rencana kembali mengekspor bibit lobster, yang sudah sempat dilarangnya kala menjadi menteri KKP.
"Lobster yg bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menjual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak. Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dari Nya," katanya.
Edhy Prabowo dalam penjelasan bahwa ada potensi ekspor yang baru disadari Edhy saat mengirim tim ke Vietnam untuk melakukan pemantauan harga benih lobster. Ia mengaku kaget karena benih lobster yang dijual jauh meningkat dibanding harga jual dari nelayan di Indonesia.
"Paling mahal itu Rp139 ribu satu benih. Gila, satu benih baby lobster itu Rp139 rb? 'iya pak susah barangnya sekarang. Biasanya hanya Rp50-70 ribuan," katanya di Rakornas KKP Hotel Borobudur, rabu (4/12/2019).
Padahal, kata Edhy benih lobster yang dijual dari Indonesia hanya di kisaran Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Penyebab membengkaknya harga hingga puluhan kali lipat disinyalir karena rute perjalanan yang tidak langsung. Sebelum tiba di Vietnam, benih lobster tersebut harus lebih dulu melewati Singapura. Sehingga ada peningkatan harga di perantara.
Potensi besar yang dimiliki masih harus dibayangi oleh terganggunya ekosistem serta budidaya lobster. Edhy mendorong petambak untuk menyediakan re-stok lobster dewasa sebanyak 5 persen.
Termasuk adanya kajian khusus terkait perkembangbiakan lobster jika kebijakan tersebut jadi diterapkan. "Lewat putusan ilmiah. lobster itu kalau tidak dipanen toh tumbuhnya (hanya) 1 persen," sebut Edhy.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung langkah Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang berencana akan membuka ekspor benih lobster. Menurutnya, ada dampak ekonomi yang besar dari rencana tersebut dibandingkan harus ditutup keran ekspornya.
"Nilai tambah juga, daripada sekarang ini diselundupkan 80 persen, lebih bagus dikontrol. Kan ujung-ujungnya pengawasan," kata Luhut di kantornya kamis (12/12/2019).
"Dulu ada masalah sekarang juga ada masalah. Apa nanti dengan gini nggak ada masalah, ya nggak lah ada masalah tapi masalahnya makin kecil, kalo pengawasan lebih bagus dan jelas," lanjutnya.
Keyakinan Luhut untuk mendukung wacana program Edhy itu dikarenakan peluang hidup benih lobster juga tidak besar, bahkan hanya 1% bila di alam bebas. Namun, bukan berarti semua benih akan diekspor.
"Sebagian tetap dilepaskan. 5% ke habitatnya. Supaya benih nggak hilang. Sudah ada hitung-hitungan ilmiahnya lah, studinya sudah ada. Apapun studi itu, implementasi penting. Super penting pengawasan," sebut Luhut.
(hoi/hoi) Next Article Edhy Prabowo Lanjutkan Penenggelaman Kapal ala Susi, tapi...
Most Popular