²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Salah Tembak, Ayatollah Diminta Mundur & Tinggalkan Iran

Wangi Sinintya Mangkuto, ²©²ÊÍøÕ¾
13 January 2020 12:25
Salah Tembak, Ayatollah Diminta Mundur & Tinggalkan Iran
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Permintaan maaf dari para pemimpin Iran atas jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines ternyata belum bisa meredakan kemarahan warga di negara Syiah tersebut. Demonstrasi terus berlangsung, di mana ribuan orang turun ke jalan dan menyalahkan pemerintah karena menembak jatuh Boeing 737 dan menyebabkan 176 orang tewas.

Para demonstran berkumpul di Azadi Square di Teheran. Demo yang dipimpin oleh kelompok muda ini meneriakkan sejumlah hal termasuk meminta Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menanggalkan jabatannya dan meninggalkan Iran.


"Khamenei memiliki rasa malu. Tinggalkan negara ini," teriak pengunjuk rasa di ibukota, Teheran, dalam rekamanan yang diposting di media sosial, seperti dilansir dari CNN Internasional, Senin (13/1/2020).

Khamenei sudah menjabat selama tiga dekade. Tidak ada batasan untuk masa jabatannya.

Dalam protes yang terjadi di Teheran tersebut, bentrokan dikabarkan terjadi antara pendemo dan aparat terkait. Massa panas saat polisi mencoba membubarkan kerumunan dengan gas air mata dan water cannon.

Bukan hanya Teheran, demo juga terjadi di sejumlah wilayah. Protes menyebar di kota-kota lain, termasuk Shiraz, Esfahan, Hamedan, dan Orumiyeh.



Sementara itu, aksi protes tersebut mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump. Ia menyampaikan dukungannya melalui Twitter untuk para demonstran seraya mengatakan pemerintahannya akan "terus mendukung anda (warga Iran)".

Demikian juga, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan dukungannya untuk para demonstran. Bahkan Netanyahu meminta kekuatan Eropa untuk meningkatkan tekanan pada rezim Iran.


Pesawat Ukraine Airlines jatuh beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer Irak, yang menampung pasukan AS 8 Januari lalu. Serangan itu merupakan balasan atas serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad yang menewaskan pemimpin militer Iran Qasem Soleimani pekan lalu.

Sebelumnya, Iran membantah klaim AS , termasuk Kanada dan Inggris, bahwa rudal Iran menjadi penyebab pesawat jatuh. Namun, hal ini kemudian diakui secara resmi oleh Presiden Iran Hassan Rouhani.

"Negaranya sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini" tulis Rouhani di akun Twitternya seraya mengatakan doa terdalam pada semua keluarga yang berduka.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, dari data CNN International, belum mengeluarkan komentar spesifik soal ini. Meski demikian, dalam kunjungan ke Qatar, ia menyerukan negara-negara Timur Tengah agar menguatkan hubungan satu sama lain.

Menurutnya penting untuk mengatasi kekacauan yang AS dan sekutunya. "Situasi saat ini menuntut, lebih dari sebelumnya, (untuk) memperkuat hubungan antara negara-negara di kawasan. Serta menghindari campur tangan asing," katanya sebagaimana dikutip AFP dari Twitternya di tengah kunjungannya ke Qatar.

"Alasan situasi saat ini di wilayah kami adalah kehadiran AS dan koalisinya. Satu-satunya cara untuk menghadapi ini adalah kerja sama di kawasan itu," tegasnya.

Next Page
AS dan Israel
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular