
Virus Corona Hantui Negara-negara Dunia, RI Siap Antisipasi?
Chandra Gian Asmara & Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
22 January 2020 16:44

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dunia sedang dikhawatirkan oleh masalah penyebaran virus corona yang berasal dari wilayah Wuhan, China. Penyakit pernapasan mirip SARS itu disebut-sebut berpotensi menular dari orang ke orang.
Sejak awal Januari, dikabarkan setidaknya ada 59 laporan kasus ini, di mana tujuh penderita dalam kondisi serius. Sekarang sudah ada enam orang meninggal karena terserang virus tersebut. Di Wuhan dilaporkan ada 300 orang yang terinfeksi virus corona. Hal itu diungkapkan langsung oleh Zhao Xian Wang selaku Wali Kota Wuhan.
Penyakit ini bahkan dikabarkan sudah menyebar ke wilayah Hong Kong. Otoritas setempat mengatakan sudah ada 30 orang yang dirawat di RS setelah kembali dari Wuhan. Kebanyakan yang terjangkit menunjukan gejala seperti sedang sakit flu, mulai dari gejala demam, batuk, sesak nafas hingga pneumonia, yang beberapa berujung pada kematian.
Selain itu, virus tersebut juga sudah menjangkiti beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand hingga Amerika Serikat (AS). Karenanya, dunia kini meningkatkan pengawasan pada kedatangan asal China untuk mengantisipasi penyebaran virus.
Menanggapi ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto, mengatakan bahwa Indonesia siap untuk mengantisipasi wabah tersebut.
"Oh siap (mengidentifikasi), kan punya lab. Lab-labnya sederhana, itu kan labnya biomonokuler, pemeriksaannya dengan PCR, yakni suatu reaksi untuk mengidentifikasi DNA dan RNA. Udah siap itu," kata Siswanto, sebagaimana dikutip dari website kementerian kesehatan.
Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty.
"Laboratorium untuk mengantisipasi new emergency telah siap. Hingga kini, jejaring juga sudah dibentuk, diperkuat dan diperluas mulai dari universitas, lembaga penelitian dan rumah sakit yang akan membantu mengambil spesimen-spesimen dari kasus yang dicurigai," ujar Vivi.
Dalam postingan yang dimuat 17 Januari lalu itu, Kemenkes juga memuat cara mengantisipasi wabah tersebut.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah pencegahan dengan memperbaiki perilaku dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut. Kedua, meningkatkan kemampuan mendeteksi, terutama lewat pintu-pintu masuk negara, yang mana harus didukung oleh kemampuan rumah sakit maupun klinik-klinik untuk dikirim ke laboratorium yang mampu.
Sementara langkah ketiga adalah dengan memastikan penanganan layanan kesehatan yang proporsional sehingga tidak menimbulkan ketakutan.
Terkait langkah kedua, Kemenkes sudah mempersiapkan termoscanner di 135 pintu keluar masuk negara Indonesia untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Rabu (22/1/2020).
"135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan. Yang paling awal bisa dideteksi adalah dengan termoscanner untuk mendeteksi suhu tubuh," kata Anung.
"Kalau ada orang dari luar negeri masuk ke Indonesia dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, maka posturnya terlihat berwarna merah pada termoscanner," jelasnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan semua pintu masuk negara sudah disiapkan termoscanner untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dalam kondisi rutin seluruh kedatangan internasional semua selalu dilakukan pemeriksaan termoscanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai. Kalau ada penyakit yang diwaspadai maka kita tingkatkan pengamanannya," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Ini Travel Advice & Health Advice Agar Terhindar Virus Corona
Sejak awal Januari, dikabarkan setidaknya ada 59 laporan kasus ini, di mana tujuh penderita dalam kondisi serius. Sekarang sudah ada enam orang meninggal karena terserang virus tersebut. Di Wuhan dilaporkan ada 300 orang yang terinfeksi virus corona. Hal itu diungkapkan langsung oleh Zhao Xian Wang selaku Wali Kota Wuhan.
Penyakit ini bahkan dikabarkan sudah menyebar ke wilayah Hong Kong. Otoritas setempat mengatakan sudah ada 30 orang yang dirawat di RS setelah kembali dari Wuhan. Kebanyakan yang terjangkit menunjukan gejala seperti sedang sakit flu, mulai dari gejala demam, batuk, sesak nafas hingga pneumonia, yang beberapa berujung pada kematian.
Menanggapi ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto, mengatakan bahwa Indonesia siap untuk mengantisipasi wabah tersebut.
"Oh siap (mengidentifikasi), kan punya lab. Lab-labnya sederhana, itu kan labnya biomonokuler, pemeriksaannya dengan PCR, yakni suatu reaksi untuk mengidentifikasi DNA dan RNA. Udah siap itu," kata Siswanto, sebagaimana dikutip dari website kementerian kesehatan.
Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty.
"Laboratorium untuk mengantisipasi new emergency telah siap. Hingga kini, jejaring juga sudah dibentuk, diperkuat dan diperluas mulai dari universitas, lembaga penelitian dan rumah sakit yang akan membantu mengambil spesimen-spesimen dari kasus yang dicurigai," ujar Vivi.
Dalam postingan yang dimuat 17 Januari lalu itu, Kemenkes juga memuat cara mengantisipasi wabah tersebut.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah pencegahan dengan memperbaiki perilaku dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut. Kedua, meningkatkan kemampuan mendeteksi, terutama lewat pintu-pintu masuk negara, yang mana harus didukung oleh kemampuan rumah sakit maupun klinik-klinik untuk dikirim ke laboratorium yang mampu.
Sementara langkah ketiga adalah dengan memastikan penanganan layanan kesehatan yang proporsional sehingga tidak menimbulkan ketakutan.
Terkait langkah kedua, Kemenkes sudah mempersiapkan termoscanner di 135 pintu keluar masuk negara Indonesia untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Rabu (22/1/2020).
"135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan. Yang paling awal bisa dideteksi adalah dengan termoscanner untuk mendeteksi suhu tubuh," kata Anung.
"Kalau ada orang dari luar negeri masuk ke Indonesia dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, maka posturnya terlihat berwarna merah pada termoscanner," jelasnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan semua pintu masuk negara sudah disiapkan termoscanner untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dalam kondisi rutin seluruh kedatangan internasional semua selalu dilakukan pemeriksaan termoscanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai. Kalau ada penyakit yang diwaspadai maka kita tingkatkan pengamanannya," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Ini Travel Advice & Health Advice Agar Terhindar Virus Corona
Most Popular