²©²ÊÍøÕ¾

Top Pak Jokowi! China Melunak, Dubesnya Akui Natuna Milik RI

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
24 January 2020 15:23
Top Pak Jokowi! China Melunak, Dubesnya Akui Natuna Milik RI
Foto: Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian (kiri) (Foto: Lamhot Aritonang/detik.com)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ada beberapa rangkaian peristiwa semenjak pemerintah RI resmi menyampaikan protes ke China. Protes ini dilayangkan karena adanya pelanggaran yang dilakukan kapal China di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) pada Senin (30/12/19) di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Persoalan Natuna beberapa waktu lalu sempat membuat ketegangan kedua negara. China pada awal insiden bersikap keras, tapi belakangan China makin terus melunak soal Natuna.

"Saya ingin menekankan bahwa China dan Indonesia tidak memiliki perselisihan mengenai kedaulatan wilayah. Kami memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa wilayah di Laut Cina Selatan." kata Juru Bicara Menteri Luar Negeri China Geng Shuang dalam keterangan pers regular, sebagaimana dilansir dari situs Kemlu China, Kamis (9/1/2020).

Namun entah kebetulan atau tidak, sikap China itu bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi di Natuna pada Rabu (8/1/2020). Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa Natuna adalah bagian dari Indonesia.

"Saya ke sini juga ingin memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat kita, hak berdaulat negara kita Indonesia atas kekayaan sumber daya alam laut kita di zona ekonomi eksklusif. Kenapa di sini hadir Bakamla dan Angkatan Laut? Untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini," ujar Jokowi.

Sikap China di atas jelas jauh berbeda dengan sikap awal mereka. Pada konferensi pers pada Kamis (2/1/2020), Geng Shuang menegaskan pemerintah China mengklaim sudah mematuhi hukum internasional. Bahkan Geng Shuang menegaskan negaranya berkepentingan di perairan tersebut.

"Saya ingin menekankan bahwa posisi dan proposisi China mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS (United Nations Convention for the Law of the Sea/hukum laut internasional). Jadi apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, tidak ada yang akan mengubah fakta objektif bahwa China memiliki hak dan kepentingan atas perairan yang relevan (relevant waters)," kata Geng.

"Apa yang disebut putusan arbitrase Laut China Selatan itu ilegal, batal berdasarkan hukum, dan kami telah lama menegaskan bahwa China tidak menerima atau mengakui hal itu. Pihak China dengan tegas menentang negara, organisasi atau individu mana pun yang menggunakan putusan arbitrase yang tidak sah untuk merugikan kepentingan China," tegasnya.

Sepekan setelah Kemenlu China melunak, Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian mulai melakukan safari mengunjungi beberapa pejabat tinggi di Indonesia, antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD hingga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Syarief Hasan.
Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia, Xiao Qian bahkan menegaskan perairan Natuna adalah milik Indonesia. Ia juga memastikan pemerintah China tidak akan mempermasalahkan fakta laut Natuna adalah milik Indonesia.

"Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritorial kita. Natuna adalah milik Indonesia. China tidak pernah permasalahkan itu. China juga memiliki klaim teritorial sendiri terkait Kepulauan Spratly dan Indonesia pun tidak pernah mempermasalahkan itu," kata Xiao Qian di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020) seperti dikutip dari detikcom.

Xiao Qian menyampaikan hal itu usai bertemu Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan. Ia mengatakan Indonesia dan China memang punya pandangan masing-masing soal area perairan di Natuna tapi menurutnya hal itu tidak masalah.


Xiao menemui Mahfud pada Kamis (16/1/2020). Pertemuan tersebut membahas sejumlah kerja sama Indonesia-China hingga persoalan Natuna.

Mahfud mengatakan dirinya juga menyampaikan sikap Indonesia soal Natuna. Indonesia, kata dia, tetap menjaga kedaulatan dan hak berdaulat di Natuna.

Sementara itu Xiao mengatakan pertemuan itu membahas kerja sama pertama di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat. Dia mengatakan Indonesia-China akan menjalin kerja sama di berbagai bidang.

"Saya baru saja melakukan pertemuan dengan pihak kementerian mengenai perjanjian China dan Indonesia. Ini adalah tahun permulaan di mana Presiden Jokowi untuk kedua kalinya melakukan kerja sama Indonesia-China. Pertemuan tersebut membahas banyak hal contohnya pertukaran dagang dan lain-lain," kata Xiao Qian.

Dia juga mengaku hubungan antara Indonesia dan China dalam keadaan baik-baik saja. Dia menyebut Indonesia dan China menjalankan kerja sama dalam bidang politik hingga perdagangan.

"China dan Indonesia adalah teman baik. Kami menjalankan kerja sama dalam bidang ekonomi, politik, investasi, perdagangan dan banyak hal lain yang diakomodasi. Walaupun kami berteman baik, terkadang kami juga memiliki jalur yang berbeda atau tidak sejalan dengan Indonesia. Tapi itu bukan masalah, karena kami masih bisa berdiskusi dengan baik ketika ada masalah," ujarnya.

"Antara teman baik, antara saudara, pasti ada yang punya pandangan berbeda," kata Xiao.

Menurut dia, hal ini bisa dibicarakan lewat jalur diplomatik. Xiao menegaskan masalah Natuna tidak mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-China.

Hari ini, Xiao menemui Syarief. Xiao pun menegaskan perairan Natuna adalah milik Indonesia. Ia juga memastikan pemerintah China tidak akan mempermasalahkan fakta laut Natuna adalah milik Indonesia.

"Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritorial kita. Natuna adalah milik Indonesia. China tidak pernah permasalahkan itu. China juga memiliki klaim teritorial sendiri terkait Kepulauan Spratly dan Indonesia pun tidak pernah mempermasalahkan itu," kata Xiao Qian di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020)

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular