
Dapat Dana Segar Rp 4,2 T, Proyek LRT Langsung Ngebut
Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
03 February 2020 21:20

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Proyek LRT Jabodebek mendapat kucuran dana Rp 4,2 triliun. Pencarian dana dari PT KAI ini akan digunakan untuk membangun depo di Bekasi Timur dan mempercepat proses konstruksi.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa uang yang baru saja dicairkan tersebut memang porsi pendanaan dari investasi PT KAI.
"Itu untuk depo Rp 4,2 triliun itu mesti ditambahkan memang. Itu dari KAI, kan dulu belum dimasukkan," kata pria yang akrab disapa Tiko ini ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (3/2/20).
KAI sendiri menanggung 60% dari kebutuhan pembangunan LRT Jabodebek senilai Rp 22,8 triliun. Adapun 30% biaya ditanggung oleh PT Adhi Karya, dan sisanya sebesar 10% dibiayai pemerintah.
Dengan pencairan ini, diharapkan pekerjaan konstruksi bisa dipercepat sehingga target penyelesaian pada 2021 bisa dilaksanakan. Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto, menambahkan, ada arahan agar proyek ini dipercepat.
"Jadi akan kita percepat sehingga Desember 2021 sudah selesai. Target sebelumnya April 2022. Tinggal uji coba aja nanti," bebernya.
Hambatan terbesar yang saat ini ditemui adalah mengenai pembebasan lahan untuk depo. Dikatakan, masih ada 49 bidang lahan yang belum dibebaskan.
"Depo masih ada lahan yang perlu dibebaskan. 49 bidang dan kita kira akan selesai akhir bulan ini," tandasnya.
Direktur Operasi PT Adhi Karya, Pundjung Setya Brata, menambahkan, saat ini progres keseluruhan konstruksi sudah mencapai 70%. Pada akhir 2020 ini diharapkan progres tersebut menjadi 82%.
Adapun pekerjaan yang paling signifikan adalah lintas Cawang-Cibubur. Saat ini uji coba beberapa kereta juga terus dilakukan di lintas tersebut.
"Cawang-Cibubur sudah tinggal finishing stasiun kecil-kecil. Secara mekanikal sudah selesai," urainya.
(hoi/hoi) Next Article LRT Jabodebek Molor ke 2022 Ternyata Gara-Gara Ini
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa uang yang baru saja dicairkan tersebut memang porsi pendanaan dari investasi PT KAI.
"Itu untuk depo Rp 4,2 triliun itu mesti ditambahkan memang. Itu dari KAI, kan dulu belum dimasukkan," kata pria yang akrab disapa Tiko ini ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (3/2/20).
Dengan pencairan ini, diharapkan pekerjaan konstruksi bisa dipercepat sehingga target penyelesaian pada 2021 bisa dilaksanakan. Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto, menambahkan, ada arahan agar proyek ini dipercepat.
"Jadi akan kita percepat sehingga Desember 2021 sudah selesai. Target sebelumnya April 2022. Tinggal uji coba aja nanti," bebernya.
Hambatan terbesar yang saat ini ditemui adalah mengenai pembebasan lahan untuk depo. Dikatakan, masih ada 49 bidang lahan yang belum dibebaskan.
"Depo masih ada lahan yang perlu dibebaskan. 49 bidang dan kita kira akan selesai akhir bulan ini," tandasnya.
Direktur Operasi PT Adhi Karya, Pundjung Setya Brata, menambahkan, saat ini progres keseluruhan konstruksi sudah mencapai 70%. Pada akhir 2020 ini diharapkan progres tersebut menjadi 82%.
Adapun pekerjaan yang paling signifikan adalah lintas Cawang-Cibubur. Saat ini uji coba beberapa kereta juga terus dilakukan di lintas tersebut.
"Cawang-Cibubur sudah tinggal finishing stasiun kecil-kecil. Secara mekanikal sudah selesai," urainya.
(hoi/hoi) Next Article LRT Jabodebek Molor ke 2022 Ternyata Gara-Gara Ini
Most Popular