²©²ÊÍøÕ¾

Harga Pertamax Cs Turun, Shell-Total Naik, Kenapa?

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
08 February 2020 15:27
Dinamika harga BBM non subsidi selama sebulan terakhir menarik perhatian kementerian ESDM.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Satu bulan terakhir perusahaan energi pelat merah telah dua kali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Kondisi ini berkebalikan dengan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang dikelola asing di dalam negeri yang justru menaikkan harga bahan bakar yang dijualnya.

Penurunan pertama dilakukan pada 5 Januari 2020 untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite. Penurunan kedua kalinya dilakukan pada 1 Februari 2020 untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.

Dengan 2 kali penurunan ini, maka harga Pertamax telah turun sebanyak Rp 850, menjadi Rp 9.000, sementara Pertamax Turbo telah turun Rp 1.350 menjadi Rp 9.850.



Berbeda dengan Pertamina, dua SPBU asing yakni Total dan Shell malah menaikkan harga jual bahan bakarnya. SPBU Total menaikkan harga pada 22 Januari, sementara Shell pada 24 Januari. Perinciannya sebagai berikut:

Total:

Performance 90 Rp 9.900 naik dari sebelumnya Rp 9.150

Performance 92 Rp 10.200 naik dari sebelumnya Rp 9.250

Performance 95 Rp 11.550 naik dari sebelumnya Rp 9.900

Shell:

Shell Regular (RON 90) Rp 10.000 naik dari sebelumnya Rp 9.200

Shell Super (RON 92) Rp 10.250 naik dari sebelumnya Rp 9.300

Shell V Power (RON 95) Rp 11.700 naik dari sebelumnya Rp 9.950

Vice President External Relation Shell Indonesia Rhea Sianipar menyebut pihaknya terus berkolaborasi dengan pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait hal ini. Soal bisnis SPBU dirinya menyebut banyak faktor yang dipertimbangkan.

"Bisnis SPBU kami memperhitungkan banyak faktor termasuk pilihan pasar dan kinerja perusahaan. Kami terus menyediakan BBM yang aman dan berkualitas tinggi bagi pelanggan kami di Indonesia," ungkapnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis, (6/02/2020).

Sementara, Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho tidak bersedia memberikan komentar soal hal ini. Soal pemanggilan seperti yang disampaikan Kementerian ESDM, juga enggan berkomentar.

"Kita nggak bisa komen, mohon maaf (soal kenaikan harga. Nggak komen dulu (soal pemanggilan)," ungkapnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ Rabu, (5/02/2002).

Karena kenaikan harga bahan bakar yang dilakukan dua pelaku usaha asing ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pemanggilan untuk meminta penjelasan mengenai kenaikan harga ini.

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan dua SPBU asing tersebut telah mendatangi kantor kementerian dan menghadap direktur hilir untuk membahas dan menjelaskan soal kenaikan harga BBM mereka.

"Udah, saya nggak tahu, yang panggil direktur," ujar Ego saat dijumpai di Semarang, Jumat (07/2/2020).

Hasil dari pertemuan tersebut, kata Ego, kementerian menekankan bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan soal formula harga BBM untuk melindungi masyarakat. Meskipun yang dijual oleh SPBU asing itu adalah BBM non subsidi, namun tetap harus diikuti.

"Jangan dibikin ribet, kita bekerja ya untuk masyarakat," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pertamax Cs Turun Harga, Ahok Dipuja Warganet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular