
IPM RI Naik, Tapi Masih Kalah Sama Tetangga
Tirta Citradi, ²©²ÊÍøÕ¾
17 February 2020 14:44

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari tahun ke tahun terus mencatatkan pertumbuhan. Namun jika dibandingkan dengan tetangga di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih di peringkat 6.
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis IPMÂ periode 2019. Hasilnya, IPM 2019 naik 0,53 poin atau 0,74% dibanding tahun 2018. Dalam rilisnya BPS menuliskan:
"Bayi yang lahir pada tahun 2019 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,34 tahun, lebih lama 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya.
Anak-anak yang pada tahun 2019 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,95 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang Diploma I), lebih lama 0,04 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada tahun 2018.
Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,34 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang kelas IX), lebih lama 0,17 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2019, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan (PPP) sebesar 11,30 juta rupiah per tahun, meningkat 240 ribu rupiah dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya."
Sejak 2010, IPM Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan. Namun dalam lima tahun terakhir laju peningkatan pertumbuhan IPM agak melambat dibandingkan dengan periode 2011-2014. Untuk periode 2015-2019, IPM anak rata-rata 0,86% per tahun, sedangkan pada 2011-2014 IPM naik 0,88% per tahun.
Bagaimanapun juga perbaikan tersebut patut untuk diapresiasi. Namun tak boleh membuat jadi berbangga diri. IPM merupakan salah satu indikator strategis yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Walau pada RPJMN 2015-2019, pemerintah tak mematok angka pasti target IPM, pemerintah menargetkan kenaikan IPM.
Namun bukan berarti dengan naiknya angka IPM ini berarti sudah tercapai dan tak ada yang perlu dievaluasi. Evaluasi mutlak diperlukan agar terjadi peningkatan yang signifikan.
IPM sendiri terdiri dari empat indikator utama yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan pada Purchasing Power Parity (PPP).
IPM merupakan indikator global yang juga diukur setiap tahunnya. Salah satu lembaga yang juga melakukan survei untuk mengukur IPM setiap negara di dunia ini adalah United Nations Development Programme (UNDP).
Jika menilik pada IPM versi UNDP atau yang lebih dikenal dengan Human Development Index/HDI, Indonesia berada di peringkat 6 ASEANÂ dan 111 di dunia dari 189 negara.Â
Baik di ASEAN maupun di dunia, Indonesia ada di peringkat tengah. Di kawasan Asia Tenggara dalam hal IPM Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Jika dibandingkan dengan Singapura, Brunei, dan Malaysia, untuk keempat indikator yang diukur tadi Indonesia tertinggal. Sementara jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia unggul dalam lama waktu RLS. Indonesia hampir unggul dalam semua aspek dibanding Filipina kecuali dalam hal rata-rata lama waktu mengenyam pendidikan.
Pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan kesehatan agar pengembangan sumber daya manusia tanah air terus membaik. Pasalnya menurut kajian yang dilakukan oleh Yale University, pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(twg/twg) Next Article Perintah Jokowi: Belanja Modal Digeber dari Awal 2020
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis IPMÂ periode 2019. Hasilnya, IPM 2019 naik 0,53 poin atau 0,74% dibanding tahun 2018. Dalam rilisnya BPS menuliskan:
"Bayi yang lahir pada tahun 2019 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,34 tahun, lebih lama 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya.
Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,34 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang kelas IX), lebih lama 0,17 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2019, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan (PPP) sebesar 11,30 juta rupiah per tahun, meningkat 240 ribu rupiah dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya."
Sejak 2010, IPM Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan. Namun dalam lima tahun terakhir laju peningkatan pertumbuhan IPM agak melambat dibandingkan dengan periode 2011-2014. Untuk periode 2015-2019, IPM anak rata-rata 0,86% per tahun, sedangkan pada 2011-2014 IPM naik 0,88% per tahun.
Bagaimanapun juga perbaikan tersebut patut untuk diapresiasi. Namun tak boleh membuat jadi berbangga diri. IPM merupakan salah satu indikator strategis yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Walau pada RPJMN 2015-2019, pemerintah tak mematok angka pasti target IPM, pemerintah menargetkan kenaikan IPM.
Namun bukan berarti dengan naiknya angka IPM ini berarti sudah tercapai dan tak ada yang perlu dievaluasi. Evaluasi mutlak diperlukan agar terjadi peningkatan yang signifikan.
IPM sendiri terdiri dari empat indikator utama yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan pada Purchasing Power Parity (PPP).
IPM merupakan indikator global yang juga diukur setiap tahunnya. Salah satu lembaga yang juga melakukan survei untuk mengukur IPM setiap negara di dunia ini adalah United Nations Development Programme (UNDP).
Jika menilik pada IPM versi UNDP atau yang lebih dikenal dengan Human Development Index/HDI, Indonesia berada di peringkat 6 ASEANÂ dan 111 di dunia dari 189 negara.Â
Baik di ASEAN maupun di dunia, Indonesia ada di peringkat tengah. Di kawasan Asia Tenggara dalam hal IPM Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Jika dibandingkan dengan Singapura, Brunei, dan Malaysia, untuk keempat indikator yang diukur tadi Indonesia tertinggal. Sementara jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia unggul dalam lama waktu RLS. Indonesia hampir unggul dalam semua aspek dibanding Filipina kecuali dalam hal rata-rata lama waktu mengenyam pendidikan.
Pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan kesehatan agar pengembangan sumber daya manusia tanah air terus membaik. Pasalnya menurut kajian yang dilakukan oleh Yale University, pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(twg/twg) Next Article Perintah Jokowi: Belanja Modal Digeber dari Awal 2020
Most Popular