²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Iran Terancam Konfrontasi dengan AS di Karibia, kok Bisa?

Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
18 May 2020 13:11
In this Sunday, July 21, 2019 photo, an aerial view shows a speedboat of Iran's Revolutionary Guard moving around the British-flagged oil tanker Stena Impero which was seized in the Strait of Hormuz on Friday by the Guard, in the Iranian port of Bandar Abbas. Global stock markets were subdued Monday while the price of oil climbed as tensions in the Persian Gulf escalated after Iran's seizure of a British oil tanker on Friday. (Morteza Akhoondi/Tasnim News Agency via AP)
Foto: Iran menangkap dua kapal tanker minyak Inggris di Selat Hormuz (Morteza Akhoondi/Tasnim News Agency via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -  mengirim peringatan ke Minggu (17/5/2020). Zarif meminta AS tidak mengerahkan angkatan lautnya di Karibia untuk mengganggu pengiriman bahan bakar yang tengah dilakukan Iran ke Venezuela.

Hal ini terkuak dari surat yang dikirmkan Zarif kepada Sekretaris Jenderal United Nation (Perserikatan Bangsa-bangsa/PBB) Antonio Guterres. Ia bahkan menyebut, jika AS nekat, negara adi daya itu sudah melakukan tindakan ilegal.

"Tindakan seperti itu merupakan ... bentuk pembajakan," tulisnya sebagaimana dikutip Al-Jazeera, Senin (18/5/2020). Dalam surat itu, ia juga menegaskan akan ada yang bertanggung jawab pada tiap pelanggaran yang terjadi.



Menurut seorang analis pengiriman minyak, setidaknya ada lima tanker berisi minyak yang berbendera Iran, yang sedang melakukan pengiriman ke Venezuela. Bahan bakar yang diangkut kelima kapal itu diprediksi bernilai sedikitnya US$ 45,5 juta atau sekitar RP 682,5 miliar (kurs RP 15 ribu/dolar).

"Ini seperti hal baru untuk semua orang," kata Kapten Ranjith Raja, seorang analis di perusahaan data Refinitiv. "Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya."

Pernyataan Zarif itu disampaikan Iran di tengah sanksi yang diterima negara itu dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Sebagaimana diketahui, Trump telah menerapkan sanksi pada Iran setelah menarik negaranya keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015, pada 2018 lalu.

Sanksi sepihak AS itu termasuk bertujuan untuk mengakhiri ekspor minyak oleh Iran. Hal serupa juga terjadi pada Venezuela. Baik Iran maupun Venezuela, keduanya merupakan produsen minyak mentah utama dunia.



Pernyataan Zarif itu juga disampaikan setelah sebelumnya pada Sabtu, media Iran Fars News melaporkan bahwa mereka telah menerima informasi mengenai keberadaan empat kapal perang Angkatan Laut AS di Karibia. Kapal-kapal itu dicurigai akan konfrontasi dengan tanker Iran.

Kecurigaan itu sendiri datang setelah pada Kamis seorang pejabat senior dalam pemerintahan Trump mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa AS sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat diambil sebagai tanggapan atas pengiriman bahan bakar Iran ke Venezuela.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]


(res) Next Article Pooling: Mayoritas Warga AS Tolak Perang dengan Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular