
5 Fakta di Balik Melonjaknya Virus Corona di Indonesia
dob, ²©²ÊÍøÕ¾
22 May 2020 11:39

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Penambahan pasien baru positif virus corona (COVID-19) menembus rekor dalam 2 hari berturut-turut. Dua hari yang lalu, jumlah pasien bertambah 693 orang, sementara kemarin bertambah 973 orang.
Meski demikian, ada fakta-fakta yang mengungkapkan bahwa meroketnya penambahan kasus virus corona sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya.
Berikut 5 Faktanya:Â
1. Tes COVID-19 lebih agresif
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dalam dua hari hasil tes COVID-19 baik dengan sistem Real Time Polymerase chain reaction (RT-PCR) maupun tes cepat molekukuler bertambah signifikan.
Dalam dua hari bertambah hasil tes sebanyak 17.039 specimen, atau 8.520 specimen perhari. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata sejak kasus COVID-19 mewabah yakni di bawah 3.000 specimen per hari.
Adapun positive rate COVID-19 di Indonesia posisi terakhir adalah 13%. Artinya dari 100 orang yang melakukan uji tes, 13 di antaranya positif virus COVID-19.
Indonesia sendiri menargetkan bisa melakukan 10.000 test COVID-19 per hari dalam rangka membendung penularan.
2. Uji tes COVID-19 masih rendah
Meski uji tes dilakukan lebih agresif dan bertambah signifikan, namun sebenarnya itu masih sedikit. Berdasarkan data Worldometers, dalam 1 juta populasi hanya 805 orang Indonesia yang menjalani uji tes.
Ini merupakan salah satu rasio tes COVID-19 terhadap populasi yang terendah di dunia. Sementara yang tertinggi adalah Amerika Serikat (AS) yang sudah melakukan 13,47 juta tes.
Saat ini, Indonesia berada di urutan 31 di antara seluruh negara di dunia dalam hal total pasien positif COVID-19. Namun dari jumlah korban meninggal dunia, Indonesia berada di urutan 22 dari seluruh negara.
3. Lonjakan Pasien Sudah Diramal dari Pekan Lalu
Sebelum kasus COVID-19 melonjak signifikan, sebenarnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memprediksi dari pekan lalu
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI yang berlangsung secara daring, Pelaksana tugas Deputi II BNPB, Dody Ruswandi, mengatakan kenaikan jumlah orang positif COVID-19 ditargetkan hingga 40 ribu pasien. Menurutnya, kenaikan tersebut dilakukan agar penyelesaian pandemi virus corona bisa lebih cepat dilakukan.
"Nanti mungkin jangan kaget Bapak Ibu, bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis, memang harusnya itu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya COVID-19 ini," kata Dody Selasa (12/5).
4. Masih ada 50.000 ODP
Hingga hari ini masih ada 50.187 orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di Indonesia, sementara itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 11.066. ODP dan PDP menjadi prioritas dalam menjalani tes COVID-19, baik dalam bentuk rapid test maupun tes yang lebih valid seperti RT-PCR dan TCM.
5. Tersebar ke 34 Provinsi dan 392 kabupaten/kota
COVID-19 telah menyebar ke 34 provinsi dan 392 kabupaten/kota. Ini menunjukkan hanya sedikit wilayah yang benar-benar bebas dari ancaman virus COVID-19. Adapun episentrum utama dari COVID-19 adalah Jabodetabek yang dikelola oleh 3 Provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sementara itu, Jawa Timur menjadi hotspot baru dari COVID-19 karena peningkatan yang signifikan, terutama akibat penularan lokal.
(dob) Next Article Kasus Covid-19 di RI Bertambah 802 Hari ini, DKI Terbanyak!
Meski demikian, ada fakta-fakta yang mengungkapkan bahwa meroketnya penambahan kasus virus corona sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya.
1. Tes COVID-19 lebih agresif
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dalam dua hari hasil tes COVID-19 baik dengan sistem Real Time Polymerase chain reaction (RT-PCR) maupun tes cepat molekukuler bertambah signifikan.
Dalam dua hari bertambah hasil tes sebanyak 17.039 specimen, atau 8.520 specimen perhari. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata sejak kasus COVID-19 mewabah yakni di bawah 3.000 specimen per hari.
Adapun positive rate COVID-19 di Indonesia posisi terakhir adalah 13%. Artinya dari 100 orang yang melakukan uji tes, 13 di antaranya positif virus COVID-19.
Indonesia sendiri menargetkan bisa melakukan 10.000 test COVID-19 per hari dalam rangka membendung penularan.
2. Uji tes COVID-19 masih rendah
Meski uji tes dilakukan lebih agresif dan bertambah signifikan, namun sebenarnya itu masih sedikit. Berdasarkan data Worldometers, dalam 1 juta populasi hanya 805 orang Indonesia yang menjalani uji tes.
Ini merupakan salah satu rasio tes COVID-19 terhadap populasi yang terendah di dunia. Sementara yang tertinggi adalah Amerika Serikat (AS) yang sudah melakukan 13,47 juta tes.
Saat ini, Indonesia berada di urutan 31 di antara seluruh negara di dunia dalam hal total pasien positif COVID-19. Namun dari jumlah korban meninggal dunia, Indonesia berada di urutan 22 dari seluruh negara.
3. Lonjakan Pasien Sudah Diramal dari Pekan Lalu
Sebelum kasus COVID-19 melonjak signifikan, sebenarnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memprediksi dari pekan lalu
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI yang berlangsung secara daring, Pelaksana tugas Deputi II BNPB, Dody Ruswandi, mengatakan kenaikan jumlah orang positif COVID-19 ditargetkan hingga 40 ribu pasien. Menurutnya, kenaikan tersebut dilakukan agar penyelesaian pandemi virus corona bisa lebih cepat dilakukan.
"Nanti mungkin jangan kaget Bapak Ibu, bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis, memang harusnya itu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya COVID-19 ini," kata Dody Selasa (12/5).
4. Masih ada 50.000 ODP
Hingga hari ini masih ada 50.187 orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di Indonesia, sementara itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 11.066. ODP dan PDP menjadi prioritas dalam menjalani tes COVID-19, baik dalam bentuk rapid test maupun tes yang lebih valid seperti RT-PCR dan TCM.
5. Tersebar ke 34 Provinsi dan 392 kabupaten/kota
COVID-19 telah menyebar ke 34 provinsi dan 392 kabupaten/kota. Ini menunjukkan hanya sedikit wilayah yang benar-benar bebas dari ancaman virus COVID-19. Adapun episentrum utama dari COVID-19 adalah Jabodetabek yang dikelola oleh 3 Provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sementara itu, Jawa Timur menjadi hotspot baru dari COVID-19 karena peningkatan yang signifikan, terutama akibat penularan lokal.
(dob) Next Article Kasus Covid-19 di RI Bertambah 802 Hari ini, DKI Terbanyak!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular