²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Protes PPDB 2020, Ini Penjelasan Kemendikbud

Yuni Astutik, ²©²ÊÍøÕ¾
30 June 2020 17:12
Sekolah di depok terapkan pencegahan virus corona. (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)
Foto: Sekolah di depok terapkan pencegahan virus corona. (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta tahun 2020 sempat membuat heboh, di antaranya adalah para orang tua siswa yang mendatangi kantor Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan selalu melakukan sosialisasi terkait dengan sistem yang berlaku. Bahkan menurutnya, sistem baru biasanya tak luput dari penolakan.

"Ini kita terus lakukan, kita berikan ruang daerah menyesuaikan kondisi daerah. Fleksibilitas kami berikan termasuk menyesuaikan kondisi masing-masing daerah. konsep transparansi akuntabilitas dan lainnya," ujarnya saat Konferensi Pers Bersama Kemendikbud dan Disdik DKI Jakarta secara virtual di Jakarta, Selasa (30/6/2020).

Menurutnya, untuk jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas bawah harus menjadi perhatian utama. Sebab, kelompok ini tidak ada pilihan lain, atau akan tersingkir tak ada yang melindungi.

"Kalau kelas menengah banyak pilihan, ini yang kami pikirkan," jelasnya.

PPDB DKI Jakarta Tahun 2020 memang terdiri dari beberapa tahapan. Diantaranya adalah seleksi afirmasi, usia, zonasi, hingga prestasi. Seleksi berdasarkan usia juga tak luput dari hal yang banyak menjadi sorotan, lantaran banyak orang tua yang mengaku keberatan.

Menanggapi hal ini dia mengaku jika ada landasan usia terkait seleksi berdasarkan usia. "Usia ada dasar yang bisa kita ambil dari situ, walaupun mungkin, kalau masyarakat merasa dianggap kurang relevan harus kita diskusikan Peraturan Pemerintah (PP) itu," ujarnya.

Menurutnya, pihak sekolah, yaitu guru-guru mengeluhkan siswa yang homogen, karena hasil pendaftaran PPDB tak ada lagi perbedaan kualitas setiap sekolah. Keluhan tersebut menurutnya, terkait bagaimana antara siswa satu dan lainnya ada kapasitas tinggi, sedang hingga rendah.

"Di situlah sebenarnya kita mendorong guru untuk menangani siswa untuk mengajar mereka pada level mereka. Istilahnya, teaching at the right level menjadi hal yang baru harus dikuasai, ini sudah 4 tahun jalan," tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana juga angkat bicara. Dia mengaku ada banyak orang tua murid yang kecewa dengan pendaftaran PPDB yang berlaku tahun ini.

"Ada beberapa yang kecewa, kami ingin melayani seluruh lapisan masyarakat," katanya menjelaskan.

Sayangnya, dengan cara apapun seleksi yang dilakukan, akan ada siswa yang tertinggal. Dengan Ujian Nasional, daya tampung sekolah negeri terbatas jumlahnya.

"Dengan usia ini, seolah-olah DKI tak menerapkan zonasi tapi langsung usia. Kami menggunakan zonasi, tidak mungkin orang yang di kelurahan Menteng daftar di Kembangan," tegasnya.

Sebagai informasi, jalur prestasi untuk pendaftaran PPDB 2020 akan dibuka besok, Rabu (1/7/2020). Salah satu syarat pendaftaran adalah memasukkan nilai akreditasi sekolah sebagai syarat pendaftaran. Menanggapi hal ini, dia mengungkapkan jika tak mungkin hanya mengandalkan nilai rapor peserta didik.

"Kenapa akreditasi, karena di dalamnya menyangkut nilai yang ada termasuk nilai anak-anak. Jangan sampai anak-anak dari sekolah A dapat nilai yang lebih rendah. Saat ini, kami juga konsultasi dengan badan akreditasi nasional, terkait penilaian yang ada di sekolah," pungkasnya.


(dob/dob) Next Article PPDB 2020, Memotong Kesenjangan Sekolah Negeri vs Swasta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular