
Corona Merajalela, Bank Sentral Malaysia Pangkas Suku Bunga?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýBank sentral Malaysia diperkirakan akan memangkas suku bunga ke level terendah dalam sejarah minggu depan karena berupaya melindungi ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara itu dari pandemi virus corona (COVID-19), menurut hasil jajak pendapat Reuters.
"Bank Negara Malaysia (BNM) akan memangkas suku bunga kebijakan semalam setidaknya 25 basis poin (bps) menjadi 1,75%," menurut tujuh dari 12 ekonom yang disurvei. Di mana dua dari mereka memproyeksikan bahwa pemotongan suku bunga akan sebesar 50 bps.
Sementara itu, lima ekonom yang tersisa memperkirakan suku bunga akan tetap di 2%, yang merupakan rekor terendah. Sepanjang tahun ini Malaysia telah menurunkan suku bunganya sebanyak tiga kali berturut-turut.
Salah satu ekonom yang memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga dalam jumlah besar pada pertemuan Bank mendatang adalah Alex Holmes, ekonom Asia untuk Capital Economics.
"Mengingat prospek pertumbuhan yang buruk dan inflasi yang sangat negatif, kami menduga BNM akan menggunakan ruang kebijakannya dan memilih untuk memangkas sebesar 50bp," katanya, sebagaimana dilaporkan Reuters, Jumat (3/7/2020).
Sebelumnya pada kuartal pertama, ekonomi Malaysia hanya mencatatkan pertumbuhan 0,7% akibat sejumlah langkah pembatasan yang diterapkan negara untuk mengekang penyebaran wabah COVID-19. Namun pada bulan Mei pemerintah sudah mulai melonggarkan sebagian langkah penguncian (lockdown).
Meski demikian, BNM mengatakan ekonomi mungkin belum akan pulih. "Malaysia berada dalam krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan siap untuk kontraksi pada bulan April-Juni."
Lebih lanjut, Holmes mengatakan bahwa akibat permintaan eksternal yang buruk dan deflasi maka lebih banyak pelonggaran kebijakan diperlukan.
Ekspor Malaysia turun 25,5% pada Mei, penurunan terbesar dalam 11 tahun.
Indeks harga konsumen turun 2,9% di bulan Mei dari tahun sebelumnya, karena ekonomi ditekan oleh konsumsi yang lemah untuk bulan ketiga berturut-turut.
Sebelumnya pada bulan Maret, pemerintah telah meluncurkan paket stimulus 260 miliar ringgit (US$ 60,69 miliar) untuk mengimbangi pelambatan tajam dalam kegiatan ekonomi domestik, dan penurunan tajam dalam pariwisata dan permintaan komoditasnya seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah dan gas alam.
(res/res) Next Article Akankah Malaysia Jatuh Ke Resesi? Ini Kata Mahathir
