²©²ÊÍøÕ¾

Program Sejuta Rumah Jokowi 'Kehabisan Bensin', Kenapa?

Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
09 July 2020 12:52
Infografis Program Rumah Jokowi Tembus Target
Foto: Infografis/Program Sejuta Rumah/Edward Ricardo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Program sejuta rumah andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berjalan sejak 2015. Kini, program tersebut mulai 'kehabisan bensin' di tengah jumlah backlog rumah atau kurang pasok masih cukup tinggi. Anggaran yang disiapkan pemerintah jauh dari kebutuhan, jadi harus andalkan investasi swasta.

Dirjen Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid menjelaskan bahwa program sejuta rumah masih terus digencarkan dalam 5 tahun ke depan. Dari 2020-2024, ditargetkan terbangun 5 juta rumah melalui program ini, artinya ada 1 juta rumah setiap tahun.

"Dari backlog yang ada, program 5 juta unit membutuhkan anggaran Rp 557,2 triliun. Ini tidak mungkin ditopang oleh anggaran pemerintah, makanya kita berkolaborasi dengan swasta, dan pemerintah daerah, dan masyarakat," ujarnya di sela rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Kamis (9/7/20).

Dari kebutuhan tersebut, dana yang berasal dari pos anggaran Ditjen Perumahan hanya Rp 54 triliun atau sekitar 9,7% saja. Angka itu setara dengan pembangunan 875 ribu unit dalam target 5 tahun.

"Sementara di DJPI (Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) ada Rp 84,7 triliun (15,2%), lebih besar di sana kurang lebih 1,7 juta unit," bebernya.

Lantas, sisanya membutuhkan dukungan swasta. Pada periode pertama Jokowi, selama 2015-2019, dia mengklaim sudah terbukti bahwa program sejuta rumah berjalan efektif. Kendati begitu, adanya defisit ketersediaan rumah menurutnya membutuhkan alternatif lain.

"Nah itu, Tapera (Tabung Perumahan Rakyat) itu salah satu solusi ke depan," bebernya.

Dia menjelaskan bahwa pada 2015 silam, backlog rumah yang dicatat BPS mencapai 11,5 juta unit. Dengan adanya program sejuta rumah Jokowi, dia mengklaim terjadi penurunan angka backlog hingga 3,76 juta unit.

"Dan kita masih defisit sekarang, tugas kami dan kita semua adalah 7,64 juta ke depan. Namun ada pertumbuhan atau tambahan kebutuhan KK (keluarga) baru tiap tahun kurang lebih 700 ribu per tahun. Sehingga itu yang menjadi dilema, kalau program 1 juta rumah saja nggak cukup, maka mesti ada inovasi lain," katanya.


(hoi/hoi) Next Article Saat Ma'ruf Amin Akui Program Sejuta Rumah Tak Capai Target!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular