²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøվ Indonesia - Mulai turunnya harga komoditas terutama untuk bahan pangan pokok pada bulan Juli membuat Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter Tanah Air memperkirakan inflasi bulan ini tercatat rendah. 

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juli 2020, inflasi Juli 2020 diperkirakan sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,10% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,66% (yoy).

Penyumbang utama inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar 0,05% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,03% (mtm), dan rokok kretek filter sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu bawang merah sebesar -0,09% (mtm), bawang putih sebesar -0,03% (mtm), gula pasir sebesar -0,02% (mtm), jeruk sebesar -0,02 (mtm) serta cabai merah, daging sapi, kelapa, minyak goreng dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Harga bawang merah yang sebelumnya hampir menyentuh Rp 50.000/Kg, kini di berbagai pasar tradisional sudah dibanderol di Rp 35.650/Kg. Sejak 23 Juni, harga bawang merah telah turun sebesar 25,2%.

Untuk harga komoditas gula pasir, hingga hari ini harga per kilogram mencapai Rp 13.950 di pasar tradisional Tanah Air. Harga gula pasir telah menurun 9,1% dalam sebulan terakhir. Harga gula pasir kini semakin mendekati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah di Rp 12.500/Kg. 

Beralih ke komoditas lain yang banyak diimpor Indonesia yakni bawang putih, harganya telah turun 14,7% dalam sebulan terakhir. Harga bawang putih di pasar tradisional hari ini dibanderol di Rp 22.850/Kg.

Pada bulan Juni lalu, inflasi kelompok bahan makanan volatile food tercatat mencapai 2,32% (yoy), lebih rendah dari 2,52% (yoy) pada Mei. Perkembangan tersebut terutama masih berasal dari peningkatan inflasi komoditas telur ayam ras. 

Sementara itu untuk komoditas seperti aneka cabai, bawang putih, dan minyak goreng, tercatat mengalami deflasi didukung oleh pasokan yang memadai dan ditopang hasil panen dan kelancaran distribusi di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah serta rendahnya harga komoditas global.

Tingkat inflasi memang jinak dan berada di rentang target yang dipatok BI di 2%-4%. Namun inflasi sesungguhnya tergolong rendah. Melihat hal ini BI kembali memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 4%. Secara total, di sepanjang tahun ini BI 7-Day Reverse Repo Rate telah dipangkas sebesar 100 bps.

TIM RISET ²©²ÊÍøվ INDONESIA

(twg/twg) Next Article BI Ramal Inflasi Juni Rendah, Daya Beli Memang Lemah...