²©²ÊÍøÕ¾

Larangan Dine In Saat PSBB Bikin Pengusaha Kuliner Merana

Rahajeng Kusumo Hastuti, ²©²ÊÍøÕ¾
06 October 2020 21:00
Ilustrasi Restoran KFC. ²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Restoran KFC. ²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung memberikan dampak multidimensi, termasuk pada kegiatan perekonomian. Dampak dari pandemi dirasakan oleh pengusaha-pengusaha yang mengandalkan keramaian masyarakat untuk menunjang bisnisnya, salah satunya kuliner.

Pengusaha Kuliner Chirstoper Sebastian mengatakan sejak masa pandemi Covid-19 penjualan usahanya sangat terpukul dengan omset turun hampir 70%, dari tiga brand yang dijalankannya. Dia menyatakan saat ini lebih mendorong ke bisnis penjualan makanan secara online karena tidak diperbolehkan makan ditempat.

Efek PSBB yang sekarang menurutnya berat dan sangat memukul industri kuliner. Lebih berat lagi jika harus operasional diberhentikan sama sekali, akibatnya tidak ada pemasukan. Pasalnya meski mendorong penjualan di online, masih belum bisa menutup biaya operasional usahanya.

"Protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan tegas dan ada sanksi. Untuk para teman-teman pengusaha yang boleh buka juga bisa mematuhi protokol kesehatan, #pakaimasker, #cucitangan, dan #jagajarak sehingga situasinya bisa lebih baik. Percuma juga PSBB kalau tidak patuh protokol kesehatan, nanti harus PSBB lagi," kata Christoper, Selasa (06/10/2020).

Jika tidak mematuhinya maka PSBB kemungkinan bisa diulangi kembali dan akan merugikan pengusaha, karena kegiatan usaha akan dibatasi.

Christoper mengingatkan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

Dia juga mengimbau untuk terus bergerak seperti berolahraga dan berinovasi di masa ini. Bahkan meski tidak ada makan di tempat untuk sementara waktu, dia tetap menambahkan tempat cuci tangan agar pengunjung bisa segera cuci tangan setelah masuk restoran.

"Jadi begitu datang kami wajibkan harus cuci tangan, dan pengaturan sesuai protokol kesehatan yakni jaga jarak dan pembatasan kapasitas. Tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan berinovasi untuk membuat ekonomi kita bisa berjalan lagi," ujarnya.

Selain itu, bisnis kuliner lain yang mengalami tekanan yakni Sour Sally Group menghadapi krisis berat di masa pandemi Covid-19. Dari total hampir 230 outlet yang dimiliki Sour Sally Group saat ini hanya 50% yang masih dioperasikan, atau sekitar 100-120 outlet.

"Itu pun dalam operasionalnya margin keuntungan tidak ada, kami buka hanya untuk membayar gaji karyawan. Di outlet kami harus tetap survive dan harus melalui semua keadaan dan masa genting kaya gini," kata Founder & CEO Sour Sally Group Donny Pramono

Sour Sally Group memiliki 124 outlet Gulu-Gulu, Sour Sally 66 Outlet, Fi:ka 36 outlet. Semula tahun ini masih ada 150 outlet yang dibuka, namun rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya pandemi. Apalagi kebanyakan outlet Sour Sally Group berada di mall atau pusat perbelanjaan.

Dia mengharapkan pemerintah dapat mengkaji ulang kebijakan PSBB. Menurutnya setelah tujuh bulan masa pandemi Covid-19, dengan PSBB yang ada malahan tidak efektif menekan penyebaran. Dengan begitu bagi daerah yang risiko penularannya rendah bisa sedikit dilonggarkan agar ekonomi bisa berputar.

"Mungkin bisa eksplorasi cara yang lain untuk supaya bisa menekan kurva di satu sisi, tapi ekonomi tetap bisa berjalan. PSBB ini kalau saya kasi input, PSBB mungkin lebih spesifik di tempat risiko penyebaran," kata Donny.

Donny juga mengingatkan kepada kalangan pengusaha kuliner untuk tetap kreatif dan mencari ide-ide baru dalam menjalankan usahanya. Yang terpenting dalam menjalankan usaha saat ini adalah tetap menjaga protokol kesehatan sesuai dengan anjuran yang ada.

Perusahaan menurutnya menerapkan peraturan dan sanksi yang jelas, agar karyawan yang masih harus bekerja di kantor mematuhi protokol kesehatan terutama menggunakan masker.

"Yang pasti tetap disiplin untuk selalu menjaga kesehatan, jaga jarak, dan disiplin memakai masker jangan sampai terlewat," katanya.


(dob/dob) Next Article Waspada! Pandemi Mirip Covid Diramal Muncul Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular