²©²ÊÍøÕ¾

Gas Melimpah, RI Dongkrak Konsumsi Domestik Dengan Cara Ini

Anisatul Umah, ²©²ÊÍøÕ¾
03 December 2020 17:02
FSRU Lampung
Foto: ist

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah memperkirakan Indonesia bakal mengalami kelebihan pasokan gas alam cair (LNG) hingga 2030. Bahkan, banyak dari rencana produksi LNG nasional belum memperoleh komitmen pembeli (uncommitted cargo) mulai 2020-2030 mendatang.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Migas Nanang Untung mengatakan, kelebihan pasokan LNG hingga 2030 ini bahkan belum termasuk target peningkatan produksi gas menjadi 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

Pada 2021 jumlah pasokan LNG yang belum terikat kontrak dengan pembeli diperkirakan mencapai sekitar 20 kargo, lalu naik menjadi sekitar 30 kargo pada 2022, dan mulai meningkat signifikan pada 2026 mencapai sekitar 160 kargo dan lebih dari 200 kargo pada 2030 mendatang.

"Jika kita operasikan semua proyek dan memasukkan potensi suplai ke depan, kita akan mengalami potensi kelebihan kargo LNG. Itu bahkan dengan asumsi di produksi gas di bawah 12 BSCFD pada 2030. Akan ada banyak kelebihan LNG dan gas bumi di Indonesia," tuturnya pada acara "2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas" secara virtual, Kamis (03/12/2020).

Melihat melimpahnya pasokan gas dalam satu dekade ke depan, menurutnya pemerintah berusaha untuk mendorong konsumsi domestik dengan sejumlah cara, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur yang terintegrasi.

Dia mengatakan, pemerintah akan terus membangun pipa gas transmisi, distribusi, serta terminal LNG. Sejumlah proyek pipa gas transmisi yang direncanakan dibangun yaitu pipa Dumai-Sei Mangkei, pipa WNTS-Pemping, pipa Cirebon-Semarang, pipa Senipah-Balikpapan, lalu unit regasifikasi dan penyimpanan terapung LNG (Floating Storage and Regasification Unit/ FSRU) Jawa 1 dengan kapasitas 160 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan bisa diekspansi hingga 300 MMSCFD, lalu FSRU Jawa Barat/ Jawa Tengah.

"Pemerintah commit untuk menggunakan dana APBN jika diperlukan untuk dukung proyek ini," ungkapnya.

Selain itu, diturunkannya harga gas menjadi US$ 6 per MMBTU untuk beberapa industri tertentu per April 2020 menurutnya juga diharapkan meningkatkan serapan gas domestik.

"Begitu juga dengan proyek pembangkit listrik, sejumlah PLTD di lebih dari 60 lokasi akan diganti ke gas/LNG sehingga bisa menjadi lebih efisien," ujarnya.

Pemerintah juga akan memperluas penggunaan gas di sektor transportasi yakni kendaraan berbasis bahan bakar gas (BBG). Untuk mendorong konsumsi BBG ini, menurutnya harga gas untuk BBG ini akan disesuaikan dan pemerintah akan memberikan insentif fiskal.

Selain itu, infrastruktur akan diintegrasikan antara proyek LNG, CNG dan pipa gas. Begitu juga dengan regulasi teknis dan regional menurutnya juga harus dijalankan sehingga bisa mencapai target serapan gas untuk sektor transportasi ini.

"Banyak manfaat dari penggunaan gas untuk transportasi seperti mengurangi impor BBM, mengurangi subsidi, dan mengurangi polusi udara," ujarnya.


(wia) Next Article Kontrak Ekspor LNG Berakhir Tahun Ini, Diperpanjangkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular