²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Keuangan mencatat total utang Pemerintah hingga akhir Februari telah mencapai Rp 6.361 triliun. Utang ini naik Rp 1.412,82 triliun dari Februari 2020 yang tembus Rp 4.948,18 triliun.

Dibandingkan bulan Januari 2021 yang tercatat Rp 6.233,14 triliun, utang ini meningkat Rp 127,86 triliun.

"Jadi dari sisi jumlah, utang kita mencapai Rp 6.361 triliun," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, Selasa (23/3/2021).

Menurutnya, jumlah utang ini sudah bisa diprediksi karena Pemerintah masih membutuhkan anggaran untuk membiayai pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Apalagi tahun ini, Pemerintah menetapkan defisit anggaran mencapai Rp 1.006,4 triliun atau 5,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk membiayai defisit itulah Pemerintah membutuhkan utang di tengah penerimaan pajak yang tertekan.

"Utang bagian dari pengelolaan APBN keseluruhan. APBN 2021 kita punya defisit anggaran 5,7%, ini bagaimana kita mencari dan menutup defisit sampai akhir tahun," jelasnya.

Sementara itu, untuk pembiayaan utang sampai akhir Februari 2021, Pemerintah sudah merealisasikan sebesar Rp 273 triliun. Dimana ini didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang secara neto adalah Rp 271,4 triliun dan pinjaman yang secara neto adalah negatif Rp 1,6 triliun.

Baca: Baru Februari 2021, Pemerintahan Jokowi Sudah Utang Rp 273 T

(dru) Next Article Rizal Ramli Bilang RI Pengemis Utang, Benarkah Demikian?