²©²ÊÍøÕ¾

Bukan Ngadi-Ngadi, RI Memang Doyan Impor Beras, Ini Buktinya!

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
29 March 2021 15:20
Ilustrasi Beras Bulog
Ilustrasi Beras Bulog (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Indonesia tidak mengimpor beras dalam tiga tahun terakhir. Namun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor beras masih terjadi.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan, data impor dari BPS itu bukan beras umum yang dikonsumsi masyarakat atau beras medium. Impor masih dilakukan untuk beras khusus, beras premium antara lain untuk kebutuhan restoran.

"Kalau ada valuasi data dari BPS beras masuk, itu beras khusus. Itu hanya untuk kebutuhan hotel dan restoran yang bersifat khusus," tegas Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, dalam keterangan pers, Senin (29/3/2021).

Bagaimana gambaran impor beras Indonesia?

Berdasarkan data BPS, volume impor beras pada 2020 adalah 356,29 juta kg, turun 19,85% dibandingkan 2019.

Sejak 2012, rata-rata impor beras Indonesia naik 64,71% per tahun. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2018, yaitu mencapai 638,29%.

Halaman Selanjutnya --> Harga Beras Nasional Relatif Stabil

Sementara nilai impor beras sepanjang 2020 tercatat US$ 195,41 juta, naik 6,05% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sejak 2012, rata-rata nilai impor beras naik 62,31%. Lagi-lagi kenaikan tertinggi adalah pada 2018, yaitu 622,02%.

Impor adalah salah satu mekanisme untuk mengendalikan harga di pasar. Saat harga naik, khususnya jika karena keterbatasan pasokan, impor bisa masuk untuk menurunkan harga.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras medium di tingkat nasional pada 2020 adalah Rp 11.890,33/kg. Naik tipis 0,37% dibandingkan 2019.

Dalam tiga tahun terakhir, harga beras medium di Tanah Air relatif stabil. Rata-rata kenaikan harga hanya 1,59%/tahun.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular