
Alasan 5 Negara Maju Ini Setop Pakai AstraZeneca, RI Lanjut..

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - RI masih melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca di 7 wilayah yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan DKI Jakarta.
Hal ini berseberangan dengan lima negara sudah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya distribusi terbesar AstraZeneca di Jawa Timur dan Bali.
"Sampai saat ini proses vaksinasi AstraZeneca tetap berlangsung," kata Siti Nadia dalam konferensi pers Penjelasan KIPI Terkait Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Covax Facility, Selasa (30/3/2021).
![]() |
Berikut lima negara yang menolak penggunaan vaksin AstraZeneca :
1. Belanda
Keputusan penangguhan vaksin AstraZeneca untuk non lansia di Belanda, dilakukan 3 hari usai Jerman lebih dulu menyetop penggunaan vaksin pada usia di bawah 60 tahun.
Alasan penghentian ini adalah adanya pembekuan darah di sedikit kasus pasca vaksinasi AstraZeneca.
Otoritas kesehatan yang meneliti efek samping vaksin menyebutkan dari 400 ribu orang yang divaksinasi AstraZeneca, hanya ada lima laporan kasus pembekuan darah tak biasa pasca disuntik.
Semua kasus pembekuan darah terjadi antara tujuh dan 10 hari setelah vaksinasi. Banyak dari mereka yang mengalami pembekuan darah berada di rentang usia 25 dan 65 tahun.
2. Jerman
Komisi vaksin Jerman STIKO merekomendasikan vaksin AstraZeneca hanya bagi warga di atas 60 tahun. Hal ini dikarenakan kasus pembekuan darah banyak terjadi di usia dewasa muda.
Rencananya, rekomendasi baru vaksin AstraZeneca akan diberikan pada akhir April. Khusus untuk usia dewasa muda yang menerima vaksin AstraZeneca.
"Kami menghentikan vaksinasi menggunakan AstraZeneca bagi warga di bawah 60 tahun," ujar Menteri Kesehatan Dilek Kalayci yang menyinggung soal data baru terkait efek samping vaksin AstraZeneca.
3. Spanyol
Senada dengan Jerman, Spanyol juga memberikan vaksin AstraZeneca untuk lansia. Terkecuali, warga usia dewasa muda yang sudah mendapat surat rekomendasi dokter terkait resiko fatal jika tak segera divaksinasi Corona dan memiliki kemungkinan kecil mengalami efek samping serius.
Kebijakan mereka mengikuti langkah Jerman yang merilis data baru terkait peningkatan kasus pembekuan darah. Dalam laporan tersebut, kasus pembekuan darah terjadi di kepala, dikenal sebagai trombosis vena sinus.
Dikutip dari Deutsche Welle, pembekuan darah di kepala yang tidak biasa terjadi paling banyak dialami wanita dewasa.
4. Prancis
Prancis lebih dahulu menyetop penggunaan vaksin AstraZeneca pada usia di bawah 55 tahun. Mereka memilih untuk berhati-hati dalam penggunaan AstraZeneca sejak kasus pembekuan darah banyak ditemukan di usia dewasa muda.
"Kebijakan ini didasarkan pada fakta bahwa laporan pembekuan darah yang menyebabkan ditangguhkannya penggunaan vaksin sementara di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya kemarin, hanya terlihat pada mereka yang berusia di bawah 55 tahun," demikian penjelasan otoritas kesehatan Prancis.
5. Kanada
Canada's National Advisory Committee on Immunization (NACI), sebuah panel ahli independen menjelaskan masih belum jelas manfaat vaksinasi AstraZeneca pada usia di bawah 55 tahun.
Maka dari itu, mereka memilih menangguhkan vaksin AstraZeneca di rentang usia tersebut.
"Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca COVID-19 kepada orang dewasa dibawah usia 55 tahun," jelas NACI dalam rilis tertulis, dikutip dari Reuters.
Berkomunikasi dengan AstraZeneca, ia mendesak agar pihak perusahaan juga melakukan studi lebih lanjut terkait risiko dan manfaat vaksin Corona mereka pada usia di bawah 55 tahun.
(dru) Next Article Astrazeneca Siap Edarkan Vaksin Covid-19 Akhir Tahun 2020