Investigasi Penyebab Kebakaran Kilang Balongan Butuh 3 Bulan
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah melakukan investigasi penyebab dari kebakaran dahsyat di Tangki Kilang Balongan pada 29 Maret 2021 lalu pukul 00.45 WIB.
Anggota Ombudsman Republik Indonesia Hery Susanto mengatakan investigasi penyebab kebakaran ini akan memakan waktu selama tiga bulan. Saat ini proses investigasi pun mulai dilakukan.
"Saat ini sedang dilakukan investigasi untuk menemukan penyebab dari insiden terbakarnya tangki dengan masa kerja paling lama tiga bulan," tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (14/04/2021).
Jangka waktu tiga bulan tersebut menurutnya adalah batas maksimal bagi Pertamina. Saat ini investigasi dilakukan oleh pihak internal Pertamina, pihak independen dan Bareskim Polri.
"Hal ini perlu melibatkan Bareskrim Polri untuk melakukan investigasi lebih lanjut," ujarnya.
Dia mengatakan, Ombudsman memberikan saran kepada PT Pertamina (Persero) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai operator kilang atau Sub Holding Refinery & Petrochemical Pertamina untuk segera menyelesaikan investigas mengenai akar penyebab terjadinya kebakaran empat tangki di Kilang Balongan ini.
"Hasil investigasi akar penyebab kebakaran harus disampaikan secara transparan kepada publik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan ke depan," ujarnya.
Sebelumnya, dia mengungkapkan setidaknya ada lima poin penting dari hasil penyelidikan Ombudsman RI, antara lain:
1. Penyebab terjadinya insiden kebakaran empat tangki Pertamina sampai saat ini masih dalam proses investigasi, baik dari internal Pertamina yang melibatkan pihak independen dan Bareskrim Polri.
2. Telah dilakukan upaya penanganan oleh Pertamina sebelum dan sesaat setelah kejadian, termasuk kebutuhan pengungsi berupa logistik dan kesehatan, baik fisik dan psikologis.
3. Keluhan masyarakat pada saat sebelum kejadian kebakaran kilang minyak tersebut tidak direspons oleh PT Pertamina dan tidak ada keterbukaan informasi mengenai kondisi kilang minyak Balongan PT Pertamina pada saat sebelum kejadian yang dialami.
4. Tidak ada mekanisme mitigasi bencana karena "gagal teknologi" yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu.
5. Insiden kebakaran Pertamina tidak memengaruhi pasokan BBM. Dari 71 tangki yang ada, hanya empat terbakar dengan kapasitas 7% dari seluruh BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan.
(wia) Next Article Ombudsman Ungkap Hasil Investigasi Kebakaran Kilang Balongan
