
Cegah Tsunami Covid, RI Awasi WNI yang Masuk dari Luar Negeri

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan Indonesia perlu mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 secara global. Hal ini membuat pemerintah melarang adanya aktivitas mudik, bukan hanya antar kota namun juga antar negara.
Adanya aturan terkait peniadaan mudik juga hasil pembelajaran dari lonjakan kasus di India. Dengan begitu diharapkan bisa efektif mencegah adanya kasus impor dari varian baru yang berkembang di luar negeri.
"Pemerintah juga mengantisipasi penularan dari WNI yang masuk dari luar negeri, sebelum dan saat peniadaan mudik 2021. Ini menghindari imported case, karena varian virus baru memiliki penularan yang lebih tinggi," kata Wiku, Kamis (22/04/2021).
Kasus impor bisa berbahaya terutama di daerah yang padat penduduk seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur. Wiku mengatakan inilah yang membuat pemerintah harus meningkatkan lapisan dinding perbatasan sesuai dengan SE Satgas nomor 8 Tahun 2021.
"Setiap WNI yang dari luar negeri harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dokumen perjalan, surat tanda negatif 3x24 jam, dan melakukan PCR ulang. Kemudian karantina 5x24 jam di pusat karantina pemerintah atau di hotel dengan biaya mandiri," jelasnya.
Nantinya harus dilakukan PCR ulang kedua, jika dalam proses ini dilakukan diketahui ada yang positif maka akan dirujuk ke RS rujukan covid-19 terdekat. Dia mengingatkan WNI yang berhasil melewati pintu kedatangan , harus tetap mengikuti prosedur perjalanan sesuai aturan yang berlaku.
"Dengan kebijakan ini WNI yang dari luar negeri diharapkan lebih bijaksana dalam kembali ke Indonesia saat ramadhan," katanya.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa menjadi pembelajaran bagi RI agar tidak mengalami kasus serupa. Jumlah kumulatif kasus positif di seluruh dunia mencapai 144,43 juta dengan jumlah meninggal 3 juta. Meski jumlah kesembuhan tinggi yakni 122 juta yang perlu diwaspadai dalam beberapa waktu terakhir adalah kasus positif harian yang naik signifikan.
Kasus Covid-19, sebelumnya sempat turun pada Januari hingga awal Maret. Terjadi penurunan 83% dari sebelumnya, penambahan kasus mencapai 800 ribu pada 1 Maret jadi 144 ribu.
"Tetapi ini tidak bertahan lama, Minggu kedua Maret," ujarnya.
Menurut dia, perjuangan menghadapi virus ini masih belum berakhir dan beberapa negara kewalahan seperti di India jumlah kasus dalam 2 bulan terakhir meningkat sangat tajam.
"Awalnya India berhasil menjaga kasus terus turun dan stabil rendah, tetapi sejak pertengahan Februari hingga hari ini kasus positif melonjak tajam dari 9000 kasus baru jadi 300 ribu kasus baru perhari, kenaikannya 30 x lipat," tegas Wiku.
Hal yang sama terjadi di Turki, dari 5000 kasus baru perhari dan melonjak pada April menjadi 60 ribu kasus baru per hari. "Sedikit berbeda dengan Brasil angka positif di Brasil belum menujukan perbaikan sejak Oktober 2020 hingga April 2021 karena kasus positif masih 50-70 rb kasus baru per hari," jelas Wiku.
(roy/roy) Next Article Sempat Memanas, China Siap Bantu India Lawan Virus Covid-19
